
Kondisi APBN Maret 2018: Rupiah dan ICP Meleset dari Asumsi
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
16 April 2018 13:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah merilis realisasi pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 sampai Maret. Dalam tiga bulan pertama 2018, sejumlah asumsi makro sudah meleset dari realisasi di lapangan.
"Untuk pertumbuhan ekonomi masih terus diupayakan hingga 5,4% dan inflasi masih akan terjaga di 3,5%. Sampai Maret 2018 realiasasi inflasi sudah 3,4%," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita Maret 2018 di Kantor Kemenkeu, Senin (16/4/2018).
"Untuk nilai tukar rupiah asumsinya Rp 13.500 namun realisasinya rata-rata Rp 13.573/US$. Sementara untuk ICP asumsinya US$ 48 dolar per barel namun sampai Maret 2018 realisasinya US$ 63 dolar per barel," imbuh Sri Mulyani.
Kemudian Sri Mulyani mengatakan lifting minyak dan gas juga meleset. Untuk minyak lfiting asumsi 800.000 barel per hari namun realisasinya 715.000 barel per hari. Sedangkan gas 1,2 juta barel per hari diasumsikan, namun realisasinya 1,13 juta barel per hari.
"Sementara defisit APBN 2018 per Maret 2018 tercatat 0,58% dari PDB. Defisit tahun sebelumnya 0,76% dari PDB jadi ini ada perbaikan," kata Sri Mulyani.
Lebih jauh, penerimaan negara dari bidang perpajakan pada triwulan I-2018 sebesar Rp 262,4 triliun atau naik 16,2% dibandingkan penerimaan tahun 2017 periode yang sama tanpa tax amnesty.
(dru/dru) Next Article Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi 2018 Bakal Capai 5,4%
"Untuk pertumbuhan ekonomi masih terus diupayakan hingga 5,4% dan inflasi masih akan terjaga di 3,5%. Sampai Maret 2018 realiasasi inflasi sudah 3,4%," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita Maret 2018 di Kantor Kemenkeu, Senin (16/4/2018).
"Untuk nilai tukar rupiah asumsinya Rp 13.500 namun realisasinya rata-rata Rp 13.573/US$. Sementara untuk ICP asumsinya US$ 48 dolar per barel namun sampai Maret 2018 realisasinya US$ 63 dolar per barel," imbuh Sri Mulyani.
"Sementara defisit APBN 2018 per Maret 2018 tercatat 0,58% dari PDB. Defisit tahun sebelumnya 0,76% dari PDB jadi ini ada perbaikan," kata Sri Mulyani.
Lebih jauh, penerimaan negara dari bidang perpajakan pada triwulan I-2018 sebesar Rp 262,4 triliun atau naik 16,2% dibandingkan penerimaan tahun 2017 periode yang sama tanpa tax amnesty.
(dru/dru) Next Article Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi 2018 Bakal Capai 5,4%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular