
Pemerintah Mati-matian, 99,9% Orang RI Harus Dapat Listrik
Wahyu Daniel, CNBC Indonesia
16 April 2018 08:18

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mati-matian berusaha agar rasio elektrifikasi mencapai 99,9% di akhir 2019. Artinya, di akhir 2019 sebanyak 99,9% orang di Indonesia sudah dapat listrik.
"Akhir tahun kemarin [rasio elektrifikasi] 95,3%. Sekarang sudah hampir 96%. Target Bappenas [Badan Perencanaan Pembangunan Nasional] di RPJMN [Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional] pemerintah itu sebenarnya sampai akhir 2019 itu 96,5%. Target saya dengan PLN sampai akhir tahun in 97,5%. Target di akhir 2019 itu 99,9%. Kami mati-matian coba," cetus Jonan kepada CNBC Indonesia, Sabtu (14/4/2018).
Seperti diketahui, dengan rasio 95,3% di akhir 2017, pemerintah melalui PT PLN (Persero) telah membangun jaringan listrik di 75.682 desa di seluruh Indonesia. Desa-desa yang berhasil dilistriki PLN di antaranya merupakan desa yang berada di daerah 3T, yakni terdepan, terluar, dan tertinggal.
Jonan mengatakan, ada dua tantangan untuk bisa mencapai rasio elektrifikasi 99,9% di akhir 2019. Tantangan pertama adaah daya beli masyarakat. Pemerintah, lanjut Jonan, berusaha keras mengendalikan tarif listrik agar tetap terjangkau oleh masyarakat sehingga makin banyak masyarakat yang bisa mengonsumsi listrik.
"Tantangan kedua yang besar adalah infrastruktur. Kami ingin melistriki pulau-pulau terluar, tapi harus bangun jetty atau pelabuhan kecil untuk mengantarkan bahan bakar pembangkitnya. Kami harus bangun sendiri, terminal untuk kepentingan sendiri. Saya sudah lapor ke Pak Menhub dan beliau dukung," kata Jonan.
Program 35.000 MW
Pada kesempatan itu, Jonan juga memberikan progres soal program pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW) yang dicanangkan Presiden Jokowi di awal 2015. Selain 35.000 MW, ada juga pembangkit listrik 7.000 MW yang merupakan warisan dari pemerintah sebelumnya, sehingga totalnya 42.000 MW.
"Hingga 2019 akan selesai antara 17.000-20.000 MW. Kenapa hanya separuh? Karena memang disesuaikan dengan perkiraan kebutuhan atau konsumsi listriknya. Program 42.000 MW akan selesai semua di 2024, agar semua kebutuhan listrik dipenuhi," lanjut Jonan.
Data terakhir Kementerian ESDM, program 35.000 MW per 1 April 2018 telah mencapai progres sekitar 40%.
Sebanyak 17.024 MW pembangkit listrik dalam Program 35.000 MW sedang tahap konstruksi, sementara 1.584 MW telah beroperasi. Untuk proyek yang sudah kontrak namun belum konstruksi sebesar 12.690 MW.
(prm) Next Article Jonan Bantah Ada Penurunan Investasi Ketenagalistrikan
"Akhir tahun kemarin [rasio elektrifikasi] 95,3%. Sekarang sudah hampir 96%. Target Bappenas [Badan Perencanaan Pembangunan Nasional] di RPJMN [Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional] pemerintah itu sebenarnya sampai akhir 2019 itu 96,5%. Target saya dengan PLN sampai akhir tahun in 97,5%. Target di akhir 2019 itu 99,9%. Kami mati-matian coba," cetus Jonan kepada CNBC Indonesia, Sabtu (14/4/2018).
Seperti diketahui, dengan rasio 95,3% di akhir 2017, pemerintah melalui PT PLN (Persero) telah membangun jaringan listrik di 75.682 desa di seluruh Indonesia. Desa-desa yang berhasil dilistriki PLN di antaranya merupakan desa yang berada di daerah 3T, yakni terdepan, terluar, dan tertinggal.
Jonan mengatakan, ada dua tantangan untuk bisa mencapai rasio elektrifikasi 99,9% di akhir 2019. Tantangan pertama adaah daya beli masyarakat. Pemerintah, lanjut Jonan, berusaha keras mengendalikan tarif listrik agar tetap terjangkau oleh masyarakat sehingga makin banyak masyarakat yang bisa mengonsumsi listrik.
"Tantangan kedua yang besar adalah infrastruktur. Kami ingin melistriki pulau-pulau terluar, tapi harus bangun jetty atau pelabuhan kecil untuk mengantarkan bahan bakar pembangkitnya. Kami harus bangun sendiri, terminal untuk kepentingan sendiri. Saya sudah lapor ke Pak Menhub dan beliau dukung," kata Jonan.
Program 35.000 MW
Pada kesempatan itu, Jonan juga memberikan progres soal program pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW) yang dicanangkan Presiden Jokowi di awal 2015. Selain 35.000 MW, ada juga pembangkit listrik 7.000 MW yang merupakan warisan dari pemerintah sebelumnya, sehingga totalnya 42.000 MW.
"Hingga 2019 akan selesai antara 17.000-20.000 MW. Kenapa hanya separuh? Karena memang disesuaikan dengan perkiraan kebutuhan atau konsumsi listriknya. Program 42.000 MW akan selesai semua di 2024, agar semua kebutuhan listrik dipenuhi," lanjut Jonan.
Data terakhir Kementerian ESDM, program 35.000 MW per 1 April 2018 telah mencapai progres sekitar 40%.
Sebanyak 17.024 MW pembangkit listrik dalam Program 35.000 MW sedang tahap konstruksi, sementara 1.584 MW telah beroperasi. Untuk proyek yang sudah kontrak namun belum konstruksi sebesar 12.690 MW.
(prm) Next Article Jonan Bantah Ada Penurunan Investasi Ketenagalistrikan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular