
Internasional
Bos Bank Sentral UE Ini Khawatir Dengan Perang Dagang
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
06 April 2018 19:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur bank sentral Norwegia mengatakan ketegangan perdagangan global membuatnya prihatin.
Presiden AS Donald Trump pada hari Kamis mengabaikan peringatan mengenai perang dagang dengan China yang disebut dapat membawa dampak buruk. Ia bersumpah menggandakan tarif menjadi sebesar US$100 miliar setelah Beijing mengancam menerapkan tarif terhadap 106 barang produksi AS. Trump awalnya hanya berniat menerapkan tarif senilai US$50 miliar terhadap beberapa produk impor China.
Oystein Olsen, Gubernur Norges Bank, pada hari Jumat (6/4/2018) mengatakan kepada Squawk Box Europe bahwa ada kekhawatiran di tengah perang dagang antara dua ekonomi terbesar di dunia tersebut.
"Saya pikir saya bergabung dengan sebagian besar ekonom di seluruh dunia, terutama gubernur bank sentral, dengan mengatakan itu, ya, keadaan ini mengkhawatirkan," katanya.
Olsen percaya kedua negara dapat berpikir jernih dan "kesalahan besar seperti di tahun 1930-an" akan bisa dihindari.
Olsen menambahkan dia tidak akan mengambil sikap apapun terhadap perselisihan yang sedang terjadi saat ini, tetapi optimis China akan menjadi lebih baik dalam mengadopsi aturan perdagangan internasional.
"Secara bertahap, saya pikir, menurut saya China selangkah demi selangkah akan mengikuti aturan AS. Hal ini membuang-buang waktu dan otoritas AS tidak sabar, tetapi sekarang saya pikir hal-hal mulai berbalik arah," katanya.
Ekonomi Norwegia
Ekonomi Norwegia sangat bergantung pada minyak Laut Utara, yang berarti volatilitas pasar minyak baru-baru ini telah menjadi perhatian bagi perekonomian. Olsen mengatakan kepada CNBC bahwa harga minyak telah stabil pada tingkat yang aman bagi negara dan ia mengharapkan harganya agar stabil di kisaran US$60 per barel.
Dilansir dai CNBC International, bank sentral Norwegia membuat suku bunga di kebijakan utamanya tetap pada tingkat yang rendah, yaitu 0,5% pada 15 Maret, sesuai dengan ekspektasi pasar.
Negara itu belum mengalami kenaikan suku bunga sejak 2011 tetapi Olsen pada hari Jumat mengatakan ia memperkirakan suku bunga domestik akan meningkat "setelah musim panas."
Bankir bank sentral tersebut mengatakan Norwegia punya banyak alasan yang mendukung pertumbuhan tingkat suku bunga dan mengharapkan pandangan yang lebih positif secara internasional.
(roy/roy) Next Article Perang Dagang Dengan AS, China Berusaha Dekati UE
Presiden AS Donald Trump pada hari Kamis mengabaikan peringatan mengenai perang dagang dengan China yang disebut dapat membawa dampak buruk. Ia bersumpah menggandakan tarif menjadi sebesar US$100 miliar setelah Beijing mengancam menerapkan tarif terhadap 106 barang produksi AS. Trump awalnya hanya berniat menerapkan tarif senilai US$50 miliar terhadap beberapa produk impor China.
Oystein Olsen, Gubernur Norges Bank, pada hari Jumat (6/4/2018) mengatakan kepada Squawk Box Europe bahwa ada kekhawatiran di tengah perang dagang antara dua ekonomi terbesar di dunia tersebut.
"Saya pikir saya bergabung dengan sebagian besar ekonom di seluruh dunia, terutama gubernur bank sentral, dengan mengatakan itu, ya, keadaan ini mengkhawatirkan," katanya.
Olsen menambahkan dia tidak akan mengambil sikap apapun terhadap perselisihan yang sedang terjadi saat ini, tetapi optimis China akan menjadi lebih baik dalam mengadopsi aturan perdagangan internasional.
"Secara bertahap, saya pikir, menurut saya China selangkah demi selangkah akan mengikuti aturan AS. Hal ini membuang-buang waktu dan otoritas AS tidak sabar, tetapi sekarang saya pikir hal-hal mulai berbalik arah," katanya.
Ekonomi Norwegia
Ekonomi Norwegia sangat bergantung pada minyak Laut Utara, yang berarti volatilitas pasar minyak baru-baru ini telah menjadi perhatian bagi perekonomian. Olsen mengatakan kepada CNBC bahwa harga minyak telah stabil pada tingkat yang aman bagi negara dan ia mengharapkan harganya agar stabil di kisaran US$60 per barel.
Dilansir dai CNBC International, bank sentral Norwegia membuat suku bunga di kebijakan utamanya tetap pada tingkat yang rendah, yaitu 0,5% pada 15 Maret, sesuai dengan ekspektasi pasar.
Negara itu belum mengalami kenaikan suku bunga sejak 2011 tetapi Olsen pada hari Jumat mengatakan ia memperkirakan suku bunga domestik akan meningkat "setelah musim panas."
Bankir bank sentral tersebut mengatakan Norwegia punya banyak alasan yang mendukung pertumbuhan tingkat suku bunga dan mengharapkan pandangan yang lebih positif secara internasional.
(roy/roy) Next Article Perang Dagang Dengan AS, China Berusaha Dekati UE
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular