
ESDM Pertanyakan Penyaluran Premium yang Turun 50%
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
05 April 2018 16:30

Jakarta, CNBC Indonesia- Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Djoko Siswanto mengatakan pihaknya melayangkan surat teguran kepada PT Pertamina (Persero) atas penyaluran bensin jenis premium yang turun.
Diketahui, realisasi penyaluran premium selama Januari-Maret 2018 turun hingga 50% dibanding periode serupa tahun lalu.
"Ini kan sudah ada kuota. Paling tidak kan konsumsinya sama, kalau dikurangi 50% persen ya otomatis kurang. Kami tegur di situ," kata Djoko di Kantor Kementerian ESDM, Kamis (5/4/2018).
Djoko menegaskan kalau memang ada kekurangan premium, Pertamina harus segera memasok. Dia ingin masyarakat yang masih membutuhkan premium tidak mengalami kekurangan pasokan.
Kemarin, Menteri ESDM Ignasius Jonan mengaku telah menegur PT Pertamina (Persero) terkait kekosongan pasokan premium di masyarakat. Dia menyebut Pertamina harus lebih kreatif agar masyarakat secara sukarela mau beralih ke BBM jenis pertalite atau pertamax.
"Misalnya mau menjual pertalite, mestinya pakai cara lain supaya masyarakat secara sukarela beralih ke pertalite. Kalau mau lho. Bukan dengan cara mengosongkan pasokan premium," ujar Jonan.
Dia menambahkan, penyaluran remium merupakan BBM penugasan yang sudah diatur dalam Perpres No. 191/2014. Jonan mengatakan Pertamina telah ditegur berkali-kali karena hal tersebut.
"Kalau misalnya Pertamina tetap tidak menyalurkan, kami cari sanksilah," tutur dia.
Sebagai informasi, menurut data BPH Migas konsumsi premium untuk wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) hanya sebanyak 774 ribu KL, jauh dibanding Januari-Maret 2017 yang menyentuh 1,54 juta KL.
(gus/gus) Next Article Realisasi Penyaluran Bensin Premium
Diketahui, realisasi penyaluran premium selama Januari-Maret 2018 turun hingga 50% dibanding periode serupa tahun lalu.
Djoko menegaskan kalau memang ada kekurangan premium, Pertamina harus segera memasok. Dia ingin masyarakat yang masih membutuhkan premium tidak mengalami kekurangan pasokan.
Kemarin, Menteri ESDM Ignasius Jonan mengaku telah menegur PT Pertamina (Persero) terkait kekosongan pasokan premium di masyarakat. Dia menyebut Pertamina harus lebih kreatif agar masyarakat secara sukarela mau beralih ke BBM jenis pertalite atau pertamax.
"Misalnya mau menjual pertalite, mestinya pakai cara lain supaya masyarakat secara sukarela beralih ke pertalite. Kalau mau lho. Bukan dengan cara mengosongkan pasokan premium," ujar Jonan.
Dia menambahkan, penyaluran remium merupakan BBM penugasan yang sudah diatur dalam Perpres No. 191/2014. Jonan mengatakan Pertamina telah ditegur berkali-kali karena hal tersebut.
"Kalau misalnya Pertamina tetap tidak menyalurkan, kami cari sanksilah," tutur dia.
Sebagai informasi, menurut data BPH Migas konsumsi premium untuk wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) hanya sebanyak 774 ribu KL, jauh dibanding Januari-Maret 2017 yang menyentuh 1,54 juta KL.
(gus/gus) Next Article Realisasi Penyaluran Bensin Premium
Most Popular