
Internasional
Perang Dagang dengan AS, China: Kami Tak Akan Bertekuk Lutut
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
04 April 2018 16:19

Beijing, CNBC Indonesia - China mengumumkan rencananya untuk memukul balik Amerika Serikat (AS) dengan tarif bea impor baru sebesar 25% terhadap kedelai, pesawat, mobil dan produk impor lainnya senilai US$50 miliar (Rp 688 triliun) pada hari Rabu (4/4/2018), beberapa jam setelah Washington mengungkapkan daftar target baru produk Chinanya.
Kementerian Perdagangan China memasukkan 106 produk AS ke dalam daftar target serta menyatakan tanggal penerapan tarif akan diumumkan secara terpisah.
[Gambas:Video CNBC]
Bea impor baru itu menandai peningkatan signifikan dari memanasnya perang dagang di antara kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut, dengan produk yang ditargetkan secara kumulatif senilai US$100 miliar dan mewakili sekitar 17% dari nilai perdagangan kedua belah pihak senilai US$580 miliar tahun lalu.
Sepertiga dari total ekspor kedelai AS dikirimkan ke China dengan nilai US$14 miliar tahun lalu. Produk tersebut dihasilkan oleh daerah-daerah pedesaan yang memilih Presiden AS Donald Trump pada pemilu 2016 lalu.
Seiring dengan gencarnya aksi dagang yang diluncurkan pemerintahan Trump terhadap China, para pembuat kebijakan di Beijing telah menekankan bahwa mereka tidak menginginkan perang dagang tetapi tidak akan menyerah terhadap tekanan AS.
"Usaha apapun untuk membuat China bertekuk lutut lewat ancaman atau intimidasi tidak akan berhasil. Itu [pengenaan bea impor oleh AS] juga tidak akan berhasil kali ini," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Geng Shuang dalam paparan rutin pada hari Rabu, dilansir dari AFP.
"Tidak ada pemenang dalam perang dagang, dan si inisiator akan merugikan dirinya sendiri juga orang lain," kata Geng, sembari mengatakan bahwa China telah merujuk aksi AS terakhir itu ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO).
Dalam beberapa minggu belakangan ini, kedua belah pihak telah menyatakan sedang meneruskan negosiasi, sesuatu yang pada akhirnya bisa mencegah penerapan tarif tersebut.
(prm) Next Article Perang Dagang Memanas, China Umumkan Bea Impor 106 Produk AS
Kementerian Perdagangan China memasukkan 106 produk AS ke dalam daftar target serta menyatakan tanggal penerapan tarif akan diumumkan secara terpisah.
[Gambas:Video CNBC]
Bea impor baru itu menandai peningkatan signifikan dari memanasnya perang dagang di antara kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut, dengan produk yang ditargetkan secara kumulatif senilai US$100 miliar dan mewakili sekitar 17% dari nilai perdagangan kedua belah pihak senilai US$580 miliar tahun lalu.
Sepertiga dari total ekspor kedelai AS dikirimkan ke China dengan nilai US$14 miliar tahun lalu. Produk tersebut dihasilkan oleh daerah-daerah pedesaan yang memilih Presiden AS Donald Trump pada pemilu 2016 lalu.
Seiring dengan gencarnya aksi dagang yang diluncurkan pemerintahan Trump terhadap China, para pembuat kebijakan di Beijing telah menekankan bahwa mereka tidak menginginkan perang dagang tetapi tidak akan menyerah terhadap tekanan AS.
"Usaha apapun untuk membuat China bertekuk lutut lewat ancaman atau intimidasi tidak akan berhasil. Itu [pengenaan bea impor oleh AS] juga tidak akan berhasil kali ini," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Geng Shuang dalam paparan rutin pada hari Rabu, dilansir dari AFP.
"Tidak ada pemenang dalam perang dagang, dan si inisiator akan merugikan dirinya sendiri juga orang lain," kata Geng, sembari mengatakan bahwa China telah merujuk aksi AS terakhir itu ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO).
Dalam beberapa minggu belakangan ini, kedua belah pihak telah menyatakan sedang meneruskan negosiasi, sesuatu yang pada akhirnya bisa mencegah penerapan tarif tersebut.
(prm) Next Article Perang Dagang Memanas, China Umumkan Bea Impor 106 Produk AS
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular