
Internasional
Kena Bea Impor Baru China, Wine AS Dipajaki Total 67,7%
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
04 April 2018 12:04

Los Angeles, CNBC Indonesia - Terhitung sejak awal pekan ini, sebotol wine asal Amerika Serikat (AS) yang masuk ke China akan terkena pajak dan bea masuk total sebesar 67,7% dari sebelumnya 48,2%.
Kenaikan drastis tersebut terjadi akibat keputusan China menerapkan tarif baru antara 15% sampai 25% terhadap barang-barang impor dari AS, seperti daging babi beku, kacang-kacangan, dan wine, yang nilainya setara sekitar US$2,75 miliar (Rp 37 triliun).
Langkah ini merupakan balasan atas kebijakan penerapan bea masuk 25% untuk baja dan 10% untuk aluminium yang dicetuskan pemerintahan Trump awal Maret lalu, dilansir dari Reuters.
Produk wine California terkena imbas perseteruan dagang dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu. Tidak hanya menaikkan harga jual produknya di China, bea masuk itu juga lebih jauh melemahkan daya saing wine AS.
Nilai ekspor wine AS, yang umumnya berasal dari California, ke China mencapai US$79 juta tahun lalu, menurut Wine Institute, yang mewakili 1.000 produsen wine dan bisnis terkait di California.
Australia, yang secara letak geografisnya lebih dekat ke China dibanding Amerika, diperkirakan akan menerima keuntungan dari situasi AS yang terjepit itu. Tahun 2019 nanti Australia akan mulai mengekspor almond, wine, dan produk lainnya ke China tanpa dikenakan bea masuk sama sekali.
Wine asal Chile dan Selandia Baru juga tidak dikenai tarif impor ke China, dan hanya membayar 30% pajak secara total.
"Produsen AS lebih banyak dirugikan ketimbang saingannya dari negara lain, dan hal ini hanya akan memperburuk permasalahan," ujar Robert Koch, presiden dan CEO di Wine Institute.
Tidak hanya wine, produk kacang-kacangan California juga akan terpukul.
Petani California yang banyak di antaranya merupakan pemilih Presiden AS Donald Trump dalam pemilu tahun 2016 dan pendukung kebijakan perdagangannya, mengatakan kenaikan pajak yang diterapkan China merupakan pukulan berat bagi persaingan dagang mereka.
Pada pemilu tahun 2016 lalu penduduk California memilih kandidat presiden dari kubu partai Demokrat, Hillary Clinton, namun kebanyakan penduduk negara bagian yang mayoritasnya merupakan petani justru memilih Trump karena ia menjanjikan akan membuat aturan perdagangan internasional yang lebih adil bagi Amerika.
Empat dari lima wilayah produsen pistachio terbesar, semuanya memilih Trump. Kern, wilayah produsen almond terbesar di Amerika, penduduknya juga seluruhnya memilih Trump.
Petani almond California, David Phippen, mengatakan telah berbicara dengan petani almond lainnya yang masih mendukung Trump dan kebijakan perdagangannya meskipun mereka merasa kecewa karena penerapan tarif tinggi itu menyebabkan harga produk mereka menjadi lebih mahal di China.
"Apakah pemerintah akan menghasilkan kesepakatan dagang yang lebih baik untuk kami? Berapa lama kami harus menunggu untuk memperoleh kesepakatan dagang yang lebih baik? Kami akan terus bertahan, namun tidak selamanya," ujar Phippen.
Pistachio merupakan produk pertanian terbesar dari California yang diekspor ke China yang membeli kacang itu senilai US$531 juta tahun 2016. Sebelum penerapan tarif baru itu, China telah mengenakan pajak impor 5% untuk pistachio mentah dan 10% untuk pistachio panggang dari AS, kata Richard Matoian, direktur eksekutif di lembaga American Pistachio Growers.
Tarif tambahan sebesar 15% "memengaruhi kemampuan kami untuk berkompetisi dengan saingan kami dari Iran," ujar Matoian. California dan Iran merupakan produsen pistachio terbesar di dunia selama bertahun-tahun.
Almond merupakan produk impor terbesar kedua China dari petani California. Pada tahun 2016 China membeli 12% hasil panen almond petani California senilai US$518 juta.
Richard Waycott, presiden dan kepala eksekutif di lembaga Almond Board of California, mengatakan China menetapkan tarif impor 25% untuk almond, yang sebelumnya hanya 10%.
Produsen dan pedagang kacang, seperti Blue Diamond Growers, the Wonderful Co, dan juga pemilik Emerald Nuts, Campbell Soup, menolak untuk memberikan komentar terkait hal ini.
(prm) Next Article Resmi! China Kenakan Bea Impor 128 Barang AS
Kenaikan drastis tersebut terjadi akibat keputusan China menerapkan tarif baru antara 15% sampai 25% terhadap barang-barang impor dari AS, seperti daging babi beku, kacang-kacangan, dan wine, yang nilainya setara sekitar US$2,75 miliar (Rp 37 triliun).
Langkah ini merupakan balasan atas kebijakan penerapan bea masuk 25% untuk baja dan 10% untuk aluminium yang dicetuskan pemerintahan Trump awal Maret lalu, dilansir dari Reuters.
Nilai ekspor wine AS, yang umumnya berasal dari California, ke China mencapai US$79 juta tahun lalu, menurut Wine Institute, yang mewakili 1.000 produsen wine dan bisnis terkait di California.
Australia, yang secara letak geografisnya lebih dekat ke China dibanding Amerika, diperkirakan akan menerima keuntungan dari situasi AS yang terjepit itu. Tahun 2019 nanti Australia akan mulai mengekspor almond, wine, dan produk lainnya ke China tanpa dikenakan bea masuk sama sekali.
Wine asal Chile dan Selandia Baru juga tidak dikenai tarif impor ke China, dan hanya membayar 30% pajak secara total.
"Produsen AS lebih banyak dirugikan ketimbang saingannya dari negara lain, dan hal ini hanya akan memperburuk permasalahan," ujar Robert Koch, presiden dan CEO di Wine Institute.
Tidak hanya wine, produk kacang-kacangan California juga akan terpukul.
Petani California yang banyak di antaranya merupakan pemilih Presiden AS Donald Trump dalam pemilu tahun 2016 dan pendukung kebijakan perdagangannya, mengatakan kenaikan pajak yang diterapkan China merupakan pukulan berat bagi persaingan dagang mereka.
Pada pemilu tahun 2016 lalu penduduk California memilih kandidat presiden dari kubu partai Demokrat, Hillary Clinton, namun kebanyakan penduduk negara bagian yang mayoritasnya merupakan petani justru memilih Trump karena ia menjanjikan akan membuat aturan perdagangan internasional yang lebih adil bagi Amerika.
Empat dari lima wilayah produsen pistachio terbesar, semuanya memilih Trump. Kern, wilayah produsen almond terbesar di Amerika, penduduknya juga seluruhnya memilih Trump.
Petani almond California, David Phippen, mengatakan telah berbicara dengan petani almond lainnya yang masih mendukung Trump dan kebijakan perdagangannya meskipun mereka merasa kecewa karena penerapan tarif tinggi itu menyebabkan harga produk mereka menjadi lebih mahal di China.
"Apakah pemerintah akan menghasilkan kesepakatan dagang yang lebih baik untuk kami? Berapa lama kami harus menunggu untuk memperoleh kesepakatan dagang yang lebih baik? Kami akan terus bertahan, namun tidak selamanya," ujar Phippen.
Pistachio merupakan produk pertanian terbesar dari California yang diekspor ke China yang membeli kacang itu senilai US$531 juta tahun 2016. Sebelum penerapan tarif baru itu, China telah mengenakan pajak impor 5% untuk pistachio mentah dan 10% untuk pistachio panggang dari AS, kata Richard Matoian, direktur eksekutif di lembaga American Pistachio Growers.
Tarif tambahan sebesar 15% "memengaruhi kemampuan kami untuk berkompetisi dengan saingan kami dari Iran," ujar Matoian. California dan Iran merupakan produsen pistachio terbesar di dunia selama bertahun-tahun.
Almond merupakan produk impor terbesar kedua China dari petani California. Pada tahun 2016 China membeli 12% hasil panen almond petani California senilai US$518 juta.
Richard Waycott, presiden dan kepala eksekutif di lembaga Almond Board of California, mengatakan China menetapkan tarif impor 25% untuk almond, yang sebelumnya hanya 10%.
Produsen dan pedagang kacang, seperti Blue Diamond Growers, the Wonderful Co, dan juga pemilik Emerald Nuts, Campbell Soup, menolak untuk memberikan komentar terkait hal ini.
(prm) Next Article Resmi! China Kenakan Bea Impor 128 Barang AS
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular