Serangan Baru Perang Dagang, China Setop Beli Kedelai AS
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
31 May 2019 06:45

Jakarta, CNBC Indonesia - China telah menghentikan pembelian kedelai dari Amerika Serikat (AS) sebagai langkah terbaru di tengah perang dagang yang terus memanas dengan Washington, menurut laporan Bloomberg News yang dikutip CNBC International, Kamis (30/5/2019).
Para pembeli asal Negeri Tirai Bambu berhenti memesan dan diperkirakan tidak melanjutkan pembelian kedelainya menyusul perseteruan dagang antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu, tulis Bloomberg dengan mengutip beberapa sumber.
Mereka juga mengatakan China saat ini tidak memiliki rencana untuk membatalkan pesanan yang telah dibuat sebelumnya.
Para petani kedelai AS menjadi salah satu pihak yang terhantam perang dagang karena ekspornya ke China anjlok sampai 74% menjadi US$3,1 miliar di 2018 dari sekitar US$12,2 miliar di tahun sebelumnya, menurut data Departemen Pertanian AS.
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump pekan lalu mengumumkan program bantuan pertanian senilai US$16 miliar bagi para petani Amerika yang terdampak bea impor balasan China.
Kontrak berjangka atau futures kedelai telah anjlok ke level terendah sejak 2009 pada 13 Mei ketika perang dagang kembali panas.
China juga telah mengancam akan menghentikan pasokan mineral tanah jarang atau rare earth ke AS. Mineral tersebut adalah materi penting bagi rantai pasokan berbagai perusahaan teknologi.
Ancaman itu diluncurkan setelah Trump memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam perdagangan yang membuat raksasa teknologi China itu ditinggalkan para pemasoknya dari AS.
Departemen Pertahanan AS kini tengah mencari cara untuk menurunkan ketergantungan negara itu pada material rare earth dari China.
Awal bulan ini, ketegangan perdagangan kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu meninggi. AS secara resmi menaikkan bea impor bagi berbagai produk China senilai US$200 miliar yang langsung dibalas Beijing dengan pengumuman rencana kenaikan bea masuk barang-barang AS senilai US$60 miliar mulai 1 Juni mendatang.
Saksikan video mengenai insentif Trump untuk petani AS berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article Perang Dagang, Trump Akan Kucurkan Rp 216,8 T untuk Petani AS
Para pembeli asal Negeri Tirai Bambu berhenti memesan dan diperkirakan tidak melanjutkan pembelian kedelainya menyusul perseteruan dagang antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu, tulis Bloomberg dengan mengutip beberapa sumber.
Mereka juga mengatakan China saat ini tidak memiliki rencana untuk membatalkan pesanan yang telah dibuat sebelumnya.
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump pekan lalu mengumumkan program bantuan pertanian senilai US$16 miliar bagi para petani Amerika yang terdampak bea impor balasan China.
![]() |
Kontrak berjangka atau futures kedelai telah anjlok ke level terendah sejak 2009 pada 13 Mei ketika perang dagang kembali panas.
China juga telah mengancam akan menghentikan pasokan mineral tanah jarang atau rare earth ke AS. Mineral tersebut adalah materi penting bagi rantai pasokan berbagai perusahaan teknologi.
Ancaman itu diluncurkan setelah Trump memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam perdagangan yang membuat raksasa teknologi China itu ditinggalkan para pemasoknya dari AS.
Departemen Pertahanan AS kini tengah mencari cara untuk menurunkan ketergantungan negara itu pada material rare earth dari China.
Awal bulan ini, ketegangan perdagangan kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu meninggi. AS secara resmi menaikkan bea impor bagi berbagai produk China senilai US$200 miliar yang langsung dibalas Beijing dengan pengumuman rencana kenaikan bea masuk barang-barang AS senilai US$60 miliar mulai 1 Juni mendatang.
Saksikan video mengenai insentif Trump untuk petani AS berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article Perang Dagang, Trump Akan Kucurkan Rp 216,8 T untuk Petani AS
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular