
Trump Semprot Jeff Bezos Soal Tarif Pengiriman Amazon
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
01 April 2018 14:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melancarkan serangan kedua dalam sepekan ke Amazon. Pada Sabtu (31/3/2018), Trump menuduh raksasa e-commerce yang dikendalikan orang terkaya di dunia, Jeff Bezos, mendapatkan tarif murah secara tidak adil dari Jasa Pos AS dan tidak sepenuhnya membayar pajak.
Komentar Trump di Twitter menegaskan kembali kritik yang ia lontarkan pada hari Kamis (29/3/2018) tentang perusahaan itu. Bisa jadi, Trump telah didesak oleh pemberitaan dari situs berita Axios yang mengatakan ia terobsesi dengan Amazon dan mempertimbangkan cara-cara untuk mengendalikan pengaruh perusahaan, kemungkinan dengan hukum antitrust negara atau hukum kompetisi.
Para investor yang mengkhawatirkan tindakan pengaturan tersebut membuat saham Amazon anjlok 3,3% pada hari Rabu (28/3/2018) dan Kamis, sehingga perusahaan kehilangan nilai pasar US$24 miliar (Rp 330,1 triliun).
"Sementara kami mendiskusikan hal ini, dikabarkan bahwa Kantor Pos AS akan merugi rata-rata $1,50 untuk setiap paket yang dikirimkan untuk Amazon. Jumlah itu bisa ditotal menjadi miliaran dolar," cuit Trump lewat akun Twitternya pada hari Sabtu yang dikutip oleh Reuters.
Analisis dari Citigroup tahun lalu menunjukkan bahwa Jasa Pos AS (U.S. Postal Service/USPS) mengalokasikan kembali biaya untuk mempertimbangkan meningkatnya jumlah paket yang dikirimkan. Dibutuhkan biaya lebih sebesar $1,46 untuk mengirimkan setiap paketnya.
Sementara itu, pemerintah yang berwenang memeriksa kontrak-kontrak USPS belum mengemukakan isu apapun tentang ketentuan kontraknya dengan Amazon.
"Jika P.O. [Postal Office/Kantor Pos] 'meningkatkan tarif parselnya, biaya pengiriman Amazon akan naik $2,6 miliar'," cuit Trump, meskipun belum jelas laporan apa yang ia kutip. "Penipuan Kantor Pos ini harus berhenti. Amazon harus membayar biaya [dan pajak] yang sebenarnya sekarang!"
Juru Bicara Gedung Putih mengatakan pada hari Kamis, pemerintah tidak memiliki tindakan terkait Amazon saat ini.
Trump juga menuduh harian Washington Post, yang dimiliki secara pribadi oleh CEO dan Pendiri Amazon Jeff Bezos, menjadi "pelobi" untuk Amazon.
Koran yang sering menjadi target kemarahan Trump tersebut memperoleh penghargaan Pulitzer Prize tahun lalu atas investigasi kritisnya terhadap donasi amal Trump.
Amazon menolak untuk berkomentar, sementara Washington Post tidak memberi tanggapan.
(ray/ray) Next Article Duh, Donald Trump Diancam Diculik & Dibunuh
Komentar Trump di Twitter menegaskan kembali kritik yang ia lontarkan pada hari Kamis (29/3/2018) tentang perusahaan itu. Bisa jadi, Trump telah didesak oleh pemberitaan dari situs berita Axios yang mengatakan ia terobsesi dengan Amazon dan mempertimbangkan cara-cara untuk mengendalikan pengaruh perusahaan, kemungkinan dengan hukum antitrust negara atau hukum kompetisi.
Para investor yang mengkhawatirkan tindakan pengaturan tersebut membuat saham Amazon anjlok 3,3% pada hari Rabu (28/3/2018) dan Kamis, sehingga perusahaan kehilangan nilai pasar US$24 miliar (Rp 330,1 triliun).
Analisis dari Citigroup tahun lalu menunjukkan bahwa Jasa Pos AS (U.S. Postal Service/USPS) mengalokasikan kembali biaya untuk mempertimbangkan meningkatnya jumlah paket yang dikirimkan. Dibutuhkan biaya lebih sebesar $1,46 untuk mengirimkan setiap paketnya.
Sementara itu, pemerintah yang berwenang memeriksa kontrak-kontrak USPS belum mengemukakan isu apapun tentang ketentuan kontraknya dengan Amazon.
"Jika P.O. [Postal Office/Kantor Pos] 'meningkatkan tarif parselnya, biaya pengiriman Amazon akan naik $2,6 miliar'," cuit Trump, meskipun belum jelas laporan apa yang ia kutip. "Penipuan Kantor Pos ini harus berhenti. Amazon harus membayar biaya [dan pajak] yang sebenarnya sekarang!"
Juru Bicara Gedung Putih mengatakan pada hari Kamis, pemerintah tidak memiliki tindakan terkait Amazon saat ini.
Trump juga menuduh harian Washington Post, yang dimiliki secara pribadi oleh CEO dan Pendiri Amazon Jeff Bezos, menjadi "pelobi" untuk Amazon.
Koran yang sering menjadi target kemarahan Trump tersebut memperoleh penghargaan Pulitzer Prize tahun lalu atas investigasi kritisnya terhadap donasi amal Trump.
Amazon menolak untuk berkomentar, sementara Washington Post tidak memberi tanggapan.
(ray/ray) Next Article Duh, Donald Trump Diancam Diculik & Dibunuh
Most Popular