
Kebutuhan Energi Global Naik Dua Kali Lipat di 2017
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
29 March 2018 11:59

Jakarta, CNBC Indonesia- Kebutuhan energi global naik sebesar 2,1% selama 2017. Secara rata-rata, angka pertumbuhan ini dua kali lipat lebih tinggi dibanding 2016 dengan energi fosil masih sebagai tumpuan utama.
Lebih dari 70% kebutuhan energi global masih dipenuhi oleh minyak, gas, dan batu bara, sementara energi baru dan terbarukan memasok untuk porsi yang tersisa.
Menurut data International Energy Agency (IEA), selama 2017 efisiensi energi juga berjalan lambat. Ujungnya emisi karbon naik 1,4% di tahun lalu, setelah 3 tahun berturut-turut sebelumnya cenderung stabil. Secara historis, emisi karbon di 2017 juga merupakan yang tertinggi dengan mencapai 32,5 gigatons.
Meski begitu emisi karbon di beberapa negara masih menunjukkan terdapat penurunan, di antaranya di Amerika Serikat yang penggunaan energi barunya mulai naik.
"Kondisi ekonomi yang menguat mendorong kebutuhan energi di tahun lalu, yang masih dipenuhi oleh energi fosil sebagian besar. Tetapi pertumbuhan energi baru juga menunjukkan perkembangan impresif," ujar Eksekutif Direktur IEA Fatih Birol, sebagaimana dikutip dari rilisnya, Kamis (29/3/2018).
Fatih menambahkan emisi karbon yang meningkat menunjukkan bahwa upaya melawan perubahan iklim masih jauh dari yang diharapkan. Di beberapa negara, kata Fatih, disebabkan karena terdapatnya kebijakan yang tidak mendukung area ini.
Secara umum, laporan tahunan IEA mencatat hal berikut:
- Kebutuhan akan minyak naik 1,6% di 2017, tertinggi dalam rata-rata pertumbuhan sepuluh tahun terakhir yang disebabkan oleh naiknya industri transportasi sekaligus kebutuhan industri petrokimia
- Konsumsi gas naik 3% di 2017, di mana kenaikan tertinggi didorong oleh konsumsi di China.
- Kebutuhan akan batu bara naik 1%, berbalik dari keadaan dua tahun terakhir
- Pertumbuhan energi baru menaik hingga 6,3% didorong oleh ekspansi pembangkit bertenaga angin, matahari, dan hydropower
- Penggunaan energi fosil mencapai 81% dari porsi kebutuhan energi dunia, porsi yang masih besar dalam 30 tahun terakhir.
(gus/gus) Next Article 2021 Ekonomi Pulih, Konsumsi Batu Bara Dunia Bisa Naik 2,6%
Lebih dari 70% kebutuhan energi global masih dipenuhi oleh minyak, gas, dan batu bara, sementara energi baru dan terbarukan memasok untuk porsi yang tersisa.
Menurut data International Energy Agency (IEA), selama 2017 efisiensi energi juga berjalan lambat. Ujungnya emisi karbon naik 1,4% di tahun lalu, setelah 3 tahun berturut-turut sebelumnya cenderung stabil. Secara historis, emisi karbon di 2017 juga merupakan yang tertinggi dengan mencapai 32,5 gigatons.
"Kondisi ekonomi yang menguat mendorong kebutuhan energi di tahun lalu, yang masih dipenuhi oleh energi fosil sebagian besar. Tetapi pertumbuhan energi baru juga menunjukkan perkembangan impresif," ujar Eksekutif Direktur IEA Fatih Birol, sebagaimana dikutip dari rilisnya, Kamis (29/3/2018).
Fatih menambahkan emisi karbon yang meningkat menunjukkan bahwa upaya melawan perubahan iklim masih jauh dari yang diharapkan. Di beberapa negara, kata Fatih, disebabkan karena terdapatnya kebijakan yang tidak mendukung area ini.
Secara umum, laporan tahunan IEA mencatat hal berikut:
- Kebutuhan akan minyak naik 1,6% di 2017, tertinggi dalam rata-rata pertumbuhan sepuluh tahun terakhir yang disebabkan oleh naiknya industri transportasi sekaligus kebutuhan industri petrokimia
- Konsumsi gas naik 3% di 2017, di mana kenaikan tertinggi didorong oleh konsumsi di China.
- Kebutuhan akan batu bara naik 1%, berbalik dari keadaan dua tahun terakhir
- Pertumbuhan energi baru menaik hingga 6,3% didorong oleh ekspansi pembangkit bertenaga angin, matahari, dan hydropower
- Penggunaan energi fosil mencapai 81% dari porsi kebutuhan energi dunia, porsi yang masih besar dalam 30 tahun terakhir.
(gus/gus) Next Article 2021 Ekonomi Pulih, Konsumsi Batu Bara Dunia Bisa Naik 2,6%
Most Popular