
Internasional
Sikap Trump Alasan Christopher Wylie Bocorkan Kasus Facebook
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
28 March 2018 15:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Christopher Wylie, pelapor pelanggaran (whistleblower) skandal Facebook dan Cambridge Analytica, pada hari Selasa (27/3/2018) di depan anggota parlemen Inggris di kota London, mengungkapkan masalah kecurangan yang dilakukan oleh lembaga riset data politik Cambridge Analytica dalam pemilu presiden Donald Trump pada tahun 2016.
Pengakuannya dibuat setelah pekan lalu dunia di gemparkan oleh laporan mengenai sebuah aplikasi kuis psikologi online yang tanpa izin memanfaatkan data dari 50 juta pengguna Facebook. Cambridge Analytica diketahui membantu Trump dalam kampanye digital pada pemilihan presiden lalu.
Dilansir dari CNBC International, Wylie mengatakan pemilihan presiden Trump merupakan satu dari sekian banyak alasan besar yang membuatnya membeberkan penyalahgunaan data oleh Cambridge analytica tersebut.
"Saya tidak menyebut alasannya hanya karena Donald Trump, namun Donald Trump seolah menekankan dalam kepala Anda jika masalah ini pastinya akan memiliki akibat yang lebih besar. Saya tidak berpikir pengoperasian informasi bergaya militer merupakan konduktif bagi banyak proses demokrasi," ujarya kepada komite anggota parlemen.
Cambridge Analytica di danai oleh miliuner konservatif, Robert Mercer, dan di urus oleh mantan penasihat Trump, Steve Bannon.
Wylie pertama kali mengungkapkan mengenai masalah yang mengguncang dunia politik dan mencoreng nama baik Facebook itu ke surat kabar Amerika,The New York Times, dan juga ke surat kabar Inggris, Observer. Ia berbicara kepada anggota parlemen dari Komite Digital, Budaya, Media, dan Olahraga (DCMS), yang dipimpin oleh anggota parlemen Damian Collins.
Beberapa anggota parlemen menanyai Wylie seputar keterkaitan Cambridge Analytica dengan induk perusahaannya, SCL, dan juga hubungan perusahaan analisis data itu dengan beberapa kampanye politik, termasuk Brexit.
Pekan lalu secara terpisah Collins meminta CEO dan Founder Facebook, Mark Zuckerberg, untuk muncul dihadapan DCMS memberikan penjelasan kepada publik terkait masalah penyalahgunaan data dan menentukan batas untuk memberikan tanggapan sampai paling lambat tanggal 26 Maret.
Facebook baru menanggapi di hari terakhir dan mengatakan akan mengirim Mike Schroepfer, Chief Technology Officer Facebook, atau Chris Cox, Chief Product Officer perusahaan, untuk berbicara di depan DCMS.
(roy/roy) Next Article Politisi Partai Republik Sesalkan Kebocoran Data Facebook
Pengakuannya dibuat setelah pekan lalu dunia di gemparkan oleh laporan mengenai sebuah aplikasi kuis psikologi online yang tanpa izin memanfaatkan data dari 50 juta pengguna Facebook. Cambridge Analytica diketahui membantu Trump dalam kampanye digital pada pemilihan presiden lalu.
Dilansir dari CNBC International, Wylie mengatakan pemilihan presiden Trump merupakan satu dari sekian banyak alasan besar yang membuatnya membeberkan penyalahgunaan data oleh Cambridge analytica tersebut.
"Saya tidak menyebut alasannya hanya karena Donald Trump, namun Donald Trump seolah menekankan dalam kepala Anda jika masalah ini pastinya akan memiliki akibat yang lebih besar. Saya tidak berpikir pengoperasian informasi bergaya militer merupakan konduktif bagi banyak proses demokrasi," ujarya kepada komite anggota parlemen.
Wylie pertama kali mengungkapkan mengenai masalah yang mengguncang dunia politik dan mencoreng nama baik Facebook itu ke surat kabar Amerika,The New York Times, dan juga ke surat kabar Inggris, Observer. Ia berbicara kepada anggota parlemen dari Komite Digital, Budaya, Media, dan Olahraga (DCMS), yang dipimpin oleh anggota parlemen Damian Collins.
Beberapa anggota parlemen menanyai Wylie seputar keterkaitan Cambridge Analytica dengan induk perusahaannya, SCL, dan juga hubungan perusahaan analisis data itu dengan beberapa kampanye politik, termasuk Brexit.
Pekan lalu secara terpisah Collins meminta CEO dan Founder Facebook, Mark Zuckerberg, untuk muncul dihadapan DCMS memberikan penjelasan kepada publik terkait masalah penyalahgunaan data dan menentukan batas untuk memberikan tanggapan sampai paling lambat tanggal 26 Maret.
Facebook baru menanggapi di hari terakhir dan mengatakan akan mengirim Mike Schroepfer, Chief Technology Officer Facebook, atau Chris Cox, Chief Product Officer perusahaan, untuk berbicara di depan DCMS.
(roy/roy) Next Article Politisi Partai Republik Sesalkan Kebocoran Data Facebook
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular