
Internasional
Bos IMF Ingatkan Tidak Ada Pemenang dalam Perang Dagang
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
19 March 2018 07:12

Buenos Aires, CNBC Indonesia - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/ IMF) Christine Lagarde memperingatkan Amerika Serikat (AS) akan risiko menerapkan halangan perdagangan.
"Perang dagang tidak akan menghasilkan pemenang," ujarnya dalam sebuah wawancara dengan koran Argentina La Nacion sebagaimana dilansir dari AFP, Senin (19/3/2018). Ia menjawab pertanyaan mengenai keputusan Presiden AS Donald Trump mengenakan bea masuk untuk impor baja dan aluminium.
Lagarde mengatakan negara-negara miskin dan orang-orang miskin di negara kaya selama ini telah diuntungkan oleh berkembangnya perdagangan global selama 10 tahun terakhir. Namun, ia juga menyadari ada beberapa wilayah dan industri yang dirugikan.
"Efek dari inovasi dan perdagangan seharusnya digunakan untuk menyelesaikan efek buruknya, namun mencoba menurunkan perdagangan atau membangun halangan tambahan tidak akan menghasilkan seorang pemenang pun," ujarnya.
Lagarde berada di Buenos Aires unuk menghadiri pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara G20 hari Senin dan Selasa.
Ia mengatakan pertumbuhan ekonomi global berada pada situasi yang baik dengan proyeksi pertumbuhan 3,9% tahun ini, begitu juga dengan keyakinan investor yang lebih tinggi.
"Namun, itu tidak berarti tidak ada tantangan di masa depan yang harus kita perhatikan," tambahnya.
Keputusan Trump mengenakan bea masuk 25% untuk impor baja dan 10% untuk aluminium bulan ini menghidupkan kembali kecemasan terjadinya perang dagang global. Ia telah memberikan pengecualian untuk Kanada dan Meksiko untuk memuluskan negosiasi ulang Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (North America Free Trade Agreement/ NAFTA).
Namun, Uni Eropa (UE) telah mengancam akan mengenakan tarif balasan terhadap produk-produk AS bila tidak dikecualikan. Korea Selatan juga sedang berusaha mendapatkan pengecualian sementara China mengatakan tidak akan tinggal diam bila kepentingannya dirugikan.
Lagarde juga mencatat peningkatan investasi China di Amerika Selatan dan mengatakan wajar bila negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu mencari peluang kerja sama di regional itu.
"Negara-negara seperti Amerika Serikat atau Eropa dulu mungkin berpikir bahwa wilayah ini [Amerika Latin] adalah bagian dari teritorinya, dan sekarang mereka terkejut karena ini ternyata bukan lagi menjadi wilayahnya," ucapnya.
(prm) Next Article Bos IMF Buka Suara Soal 'Perdamaian' Dagang AS-UE
"Perang dagang tidak akan menghasilkan pemenang," ujarnya dalam sebuah wawancara dengan koran Argentina La Nacion sebagaimana dilansir dari AFP, Senin (19/3/2018). Ia menjawab pertanyaan mengenai keputusan Presiden AS Donald Trump mengenakan bea masuk untuk impor baja dan aluminium.
Lagarde mengatakan negara-negara miskin dan orang-orang miskin di negara kaya selama ini telah diuntungkan oleh berkembangnya perdagangan global selama 10 tahun terakhir. Namun, ia juga menyadari ada beberapa wilayah dan industri yang dirugikan.
Lagarde berada di Buenos Aires unuk menghadiri pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara G20 hari Senin dan Selasa.
Ia mengatakan pertumbuhan ekonomi global berada pada situasi yang baik dengan proyeksi pertumbuhan 3,9% tahun ini, begitu juga dengan keyakinan investor yang lebih tinggi.
"Namun, itu tidak berarti tidak ada tantangan di masa depan yang harus kita perhatikan," tambahnya.
Keputusan Trump mengenakan bea masuk 25% untuk impor baja dan 10% untuk aluminium bulan ini menghidupkan kembali kecemasan terjadinya perang dagang global. Ia telah memberikan pengecualian untuk Kanada dan Meksiko untuk memuluskan negosiasi ulang Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (North America Free Trade Agreement/ NAFTA).
Namun, Uni Eropa (UE) telah mengancam akan mengenakan tarif balasan terhadap produk-produk AS bila tidak dikecualikan. Korea Selatan juga sedang berusaha mendapatkan pengecualian sementara China mengatakan tidak akan tinggal diam bila kepentingannya dirugikan.
Lagarde juga mencatat peningkatan investasi China di Amerika Selatan dan mengatakan wajar bila negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu mencari peluang kerja sama di regional itu.
"Negara-negara seperti Amerika Serikat atau Eropa dulu mungkin berpikir bahwa wilayah ini [Amerika Latin] adalah bagian dari teritorinya, dan sekarang mereka terkejut karena ini ternyata bukan lagi menjadi wilayahnya," ucapnya.
(prm) Next Article Bos IMF Buka Suara Soal 'Perdamaian' Dagang AS-UE
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular