Mantan Pejabat Astra Agro Lestari Kembali Pimpin Gapki
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
16 March 2018 21:22
Jakarta, CNBC Indonesia - Joko Supriyono kembali terpilih menjadi Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) periode 2018-2023.
Terpilihnya Joko setelah melalui proses voting pada Musyawarah Nasional X Gapki yang ditutup malam ini.
Mantan Wakil Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk itu berhasil mengalahkan 5 calon formatur lainnya yakni Mustofa Muhamad Daulay, Kacuk Sumarto, Edy Martono, Alexander Maha, dan Susanto.
Dalam voting yang dilangsungkan sekitar 2 jam, Joko Supriyono berhasil meraih lebih dari 90% suara dari sekitar 670 surat suara yang ada.
Setelah ini, Joko akan menyusun kepengurusan baru yang diharapkan dapat rampung sebelum 30 April 2018.
Pria lulusan Universitas Gajah Mada ini menghadapi berbagai tantangan dalam industri kelapa sawit Tanah Air ke depannya, mulai dari upaya peremajaan lahan kelapa sawit hingga hambatan perdagangan yang dikenakan oleh sejumlah negara tujuan ekspor utama seperti negara-negara Eropa dan India.
Dalam wawancaranya usai pemilihan, Joko mengharapkan dukungan dari pemerintah yang lebih kuat dalam mengamankan pasar ekspor tradisional sawit RI serta membuka pasar-pasar baru.
"Lobi tidak bisa kita lakukan hanya dengan business to business (B2B), tapi juga antar pemerintah.
Ke depannya,kita akan terus mengeksplorasi kemungkinan pembukaan pasar-pasar baru seperti Timur Tengah dan juga memaksimalkan ekspor kita ke negara seperti Pakistan, Bangladesh, dan Jepang," ujar Joko kepada wartawan, Jumat (16/3/2018).
(ray/ray) Next Article Jika Moratorium Izin Sawit Berakhir, Ini yang Akan Terjadi!
Terpilihnya Joko setelah melalui proses voting pada Musyawarah Nasional X Gapki yang ditutup malam ini.
Mantan Wakil Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk itu berhasil mengalahkan 5 calon formatur lainnya yakni Mustofa Muhamad Daulay, Kacuk Sumarto, Edy Martono, Alexander Maha, dan Susanto.
Setelah ini, Joko akan menyusun kepengurusan baru yang diharapkan dapat rampung sebelum 30 April 2018.
Pria lulusan Universitas Gajah Mada ini menghadapi berbagai tantangan dalam industri kelapa sawit Tanah Air ke depannya, mulai dari upaya peremajaan lahan kelapa sawit hingga hambatan perdagangan yang dikenakan oleh sejumlah negara tujuan ekspor utama seperti negara-negara Eropa dan India.
Dalam wawancaranya usai pemilihan, Joko mengharapkan dukungan dari pemerintah yang lebih kuat dalam mengamankan pasar ekspor tradisional sawit RI serta membuka pasar-pasar baru.
"Lobi tidak bisa kita lakukan hanya dengan business to business (B2B), tapi juga antar pemerintah.
Ke depannya,kita akan terus mengeksplorasi kemungkinan pembukaan pasar-pasar baru seperti Timur Tengah dan juga memaksimalkan ekspor kita ke negara seperti Pakistan, Bangladesh, dan Jepang," ujar Joko kepada wartawan, Jumat (16/3/2018).
(ray/ray) Next Article Jika Moratorium Izin Sawit Berakhir, Ini yang Akan Terjadi!
Most Popular