
Kadin: Ajinomoto, Indofood & Unilever Kekurangan Garam Impor
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
16 March 2018 16:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Empat perusahaan besar diketahui kekurangan garam impor untuk bahan baku makanan dan minuman jelang Ramadhan.
Ketua Komite Tetap Industri Makanan dan Protein Kadin Thomas Darmawan mengungkapkan perusahaan-perusahaan itu adalah Ajinomoto, Indofood, Garuda Food dan Unilever.
Namun, jelasnya, secara keseluruhan dia tidak mengetahui berapa persen pabrik yang sudah berhenti beroperasi.
"Bisa dibayangkan efek tidak ada garam [bahan baku] terhadap beberapa industri mamin besar seperti Ajinomoto, Indofood, Garuda Food dan Unilever. Ini rata-rata perusahaan yang pemakaian garamnya tidak sedikit. Persentase kandungan garam di produk mereka memang kecil tapi tanpa adanya garam mereka semua akan terhenti produksinya," jelas Thomas kepada CNBC Indonesia, Jumat (16/3/2018).
Thomas juga mengkhawatirkan efek jangka panjang dari polemik garam industri ini terhadap iklim investasi di Indonesia, yakni adanya anggapan bahwa Indonesia tidak dapat menjamin pasokan bahan baku untuk industri.
"Total nilai dari importasi garam tidak lebih dari US$ 100 juta, tetapi nilai dari industri mamin sendiri menyumbang devisa kurang lebih US$ 6,4 miliar. Itu belum termasuk industri kimia dan farmasi (infus) yang terkena efek dari kebijakan pemerintah yang sangat tidak bagus untuk iklim investasi ke depan," jelas Thomas.
(ray/ray) Next Article Ternyata RI Impor Garam 2,6 Juta Ton di 2019
Ketua Komite Tetap Industri Makanan dan Protein Kadin Thomas Darmawan mengungkapkan perusahaan-perusahaan itu adalah Ajinomoto, Indofood, Garuda Food dan Unilever.
Namun, jelasnya, secara keseluruhan dia tidak mengetahui berapa persen pabrik yang sudah berhenti beroperasi.
Thomas juga mengkhawatirkan efek jangka panjang dari polemik garam industri ini terhadap iklim investasi di Indonesia, yakni adanya anggapan bahwa Indonesia tidak dapat menjamin pasokan bahan baku untuk industri.
"Total nilai dari importasi garam tidak lebih dari US$ 100 juta, tetapi nilai dari industri mamin sendiri menyumbang devisa kurang lebih US$ 6,4 miliar. Itu belum termasuk industri kimia dan farmasi (infus) yang terkena efek dari kebijakan pemerintah yang sangat tidak bagus untuk iklim investasi ke depan," jelas Thomas.
(ray/ray) Next Article Ternyata RI Impor Garam 2,6 Juta Ton di 2019
Most Popular