
Peringatan Keras Defisit Perdagangan dan Rapuhnya Ekonomi RI
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 March 2018 16:21

Transaksi berjalan seringkali dipandang sebagai fundamental ketahanan ekonomi suatu negara dari gejolak eksternal. Ketika devisa di suatu negara cukup memadai, maka bisa menjadi bantalan untuk menahan guncangan. Oleh karena itu, mata uang negara dengan transaksi berjalan yang defisit biasanya mudah berfluktuasi karena pasokan valas bergantung kepada investasi portofolio yang bisa datang dan pergi kapan saja.
Ini tercermin dari nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang volatilitasnya cukup tinggi yaitu 4,55%. Lebih tinggi dibandingkan negara-negara tetangga seperti Singapura (4,17%), atau Malaysia (4,17%).
Terhadap dolar AS, rupiah melemah 1,3% sepanjang 2018. Sementara dolar Singapura menguat 1,9% dan ringgit Malaysia 3,7%. Pelemahan rupiah salah satunya karena fundamental Indonesia yang rapuh, yaitu tidak adanya dukungan dari transaksi berjalan karena masih defisit.
Transaksi berjalan yang surplus membuat mata uang negara-negara tetangga itu punya kekuatan. Mereka tidak bergantung kepada hot money untuk mengerek nilai tukarnya.
Di Singapura, transaksi berjalan terus-menerus surplus. Kali terakhir Singapura mengalami defisit transaksi berjalan adalah pada 1984.
Di Malaysia, transaksi berjalan juga masih surplus meski angkanya semakin menurun. Namun, hasil penilaian Bank Dunia menyebutkan Malaysia masih mampu mempertahankan transaksi berjalan tetap surplus.
"Perbaikan harga komoditas akan mendorong kenaikan ekspor. Ini sepertinya masih bisa menjaga surplus neraca perdagangan, meski ada tekanan dari sisi impor dan neraca jasa yang defisit," sebut Bank Dunia.
(aji/wed)
Ini tercermin dari nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang volatilitasnya cukup tinggi yaitu 4,55%. Lebih tinggi dibandingkan negara-negara tetangga seperti Singapura (4,17%), atau Malaysia (4,17%).
Terhadap dolar AS, rupiah melemah 1,3% sepanjang 2018. Sementara dolar Singapura menguat 1,9% dan ringgit Malaysia 3,7%. Pelemahan rupiah salah satunya karena fundamental Indonesia yang rapuh, yaitu tidak adanya dukungan dari transaksi berjalan karena masih defisit.
![]() |
Di Singapura, transaksi berjalan terus-menerus surplus. Kali terakhir Singapura mengalami defisit transaksi berjalan adalah pada 1984.
![]() |
Di Malaysia, transaksi berjalan juga masih surplus meski angkanya semakin menurun. Namun, hasil penilaian Bank Dunia menyebutkan Malaysia masih mampu mempertahankan transaksi berjalan tetap surplus.
"Perbaikan harga komoditas akan mendorong kenaikan ekspor. Ini sepertinya masih bisa menjaga surplus neraca perdagangan, meski ada tekanan dari sisi impor dan neraca jasa yang defisit," sebut Bank Dunia.
![]() |
(aji/wed)
Next Page
PR Industrialisasi yang Belum Selesai
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular