
Internasional
Toys 'R' Us Tutup Gerai di AS, Nasib 33 Ribu Pekerja Terancam
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
15 March 2018 12:33

Jakarta, CNBC Indonesia- Toko mainan yang bangkrut, Toys 'R'Us, Inc sedang bersiap untuk menjual atau menutup semua 885 gerai di Amerika Serikat (AS) yang mengancam 33.000 lapangan kerja. Hal itu terjadi setelah mereka gagal mencapai kesepakatan untuk merestrukturisasi utang senilai miliaran dolar, kata seorang sumber yang mengetahui hal ini pada hari Rabu (14/3/2018), seperti dikutip oleh Reuters.
Konsumen yang berduyun-duyun menggunakan kanal daring (online) seperti Amazon.com Inc dan anak-anak yang memilih gawai elektronik ketimbang mainan membuat Toys 'R' Us berjuang untuk membayar utang dari pembelian terutang (leveraged buyout/LBO) senilai US$6,6 miliar (Rp 90,7 triliun) oleh perusahaan ekuitas swasta KKR & Co LP dan Bain Capital, serta investor perumahan Vornado Realty Trust di tahun 2005.
Toys 'R' Us telah menutup seperlima dari total tokonya di AS sebagai bagian dari usahanya untuk keluar dari salah satu kebangkrutan terbesar peritel khusus.
Namun, para kreditor memutuskan tidak bisa bertindak lebih jauh dari melikuidasi aset penjual mainan terbesar di AS dan salah satu yang terkenal di dunia itu. Mereka lebih memilih langkah itu daripada mencari cara untuk membuat bisnisnya tetap berjalan, kata seorang sumber yang berbicara secara anonim untuk membahas negosiasi tertutup itu.
Sementara itu, Juru Bicara Toys 'R' Us menolak untuk berkomentar.
Sumber tersebut juga mengatakan perusahaan diharapkan memasukkan pengajuan ke pengadilan kebangkrutan pada hari Rabu.
Penutupan yang rencananya akan dilakukan beberapa bulan ke depan adalah sebuah pukulan untuk konsumen dari berbagai generasi dan ratusan pembuat mainan yang menjual produknya ke Toys 'R' Us, termasuk produsen Barbie Mattel Inc, perusahaan papan mainan Hasbro Inc dan vendor-vendor besar lain seperti Lego.
Di Inggris, 75 gerai Toys 'R' Us yang masih bertahan juga akan ditutup dalam kurun waktu enam minggu, kata pengelola gabungan peritel itu pada hari Rabu. Penutupan terjadi karena mereka tidak dapat mencari pembeli untuk semua bagian bisnis. Alhasil, penutupan itu menyebabkan menghilangnya 3.000 lapangan kerja.
Sebelumnya pada hari Rabu The Wall Street Journal melaporkan bahwa Kepala Eksekutif Toys 'R' Us David Brandon berkata pada pegawai AS tentang kemungkinan penutupan lewat conference call.
Usaha untuk merestrukturisasi gagal di bulan ini setelah pemberi pinjaman memutuskan, tanpa rencana reorganisasi yang jelas, mereka bisa pulih kembali dengan menutup toko dan meraup uang dari penjualan merchandise, kata berbagai sumber yang mengetahui permasalahan itu.
"Ini adalah lingkungan ritel yang sangat sulit untuk peritel berbasis mal. Keadaan sudah berubah," kata Brian Davidoff, pengacara restrukturasi keuangan.
Lebih dari 8.000 toko ritel AS ditutup di tahun 2017, sekitar dua kali lipat rata-rata penutupan toko tahunan satu decade sebelumnya, menurut data dari Dewan Pusat Perbelanjaan Internasional (International Council of Shopping Centers).
Toys 'R' Us juga nampaknya akan melikuidasi aset di Prancis, Spanyol, Polandia dan Australia, kata Brandon seperti dikutip oleh Wall Street Journal yang dilansir dari Reuters. Media itu mengutip Brandon sembari menambahkan bahwa peritel itu juga berencana untuk menjual operasinya di Kanada, Eropa Tengah dan Asia.
Toys 'R' Us bekerjasama dengan likuidator Tiger Capital Group LLC, Great American Group LLC, Hilco Merchant Resources LLC dan Gordon Brothers Retail Partners LLC untuk gerai-gerai yang sebelumnya diumumkan untuk ditutup. Empat likuidator tersbeut diprediksi akan terus dipekerjakan untuk penutupan tambahan, ujar berbagai sumber.
Masa depan toko peritel besar, yang sebagian besar berlokasi di pusat perbelanjaan, tidak tentu.
(gus/gus) Next Article Toys 'R' Us Resmi Ajukan Permohonan Penutupan Bisnis di AS
Konsumen yang berduyun-duyun menggunakan kanal daring (online) seperti Amazon.com Inc dan anak-anak yang memilih gawai elektronik ketimbang mainan membuat Toys 'R' Us berjuang untuk membayar utang dari pembelian terutang (leveraged buyout/LBO) senilai US$6,6 miliar (Rp 90,7 triliun) oleh perusahaan ekuitas swasta KKR & Co LP dan Bain Capital, serta investor perumahan Vornado Realty Trust di tahun 2005.
Toys 'R' Us telah menutup seperlima dari total tokonya di AS sebagai bagian dari usahanya untuk keluar dari salah satu kebangkrutan terbesar peritel khusus.
Sementara itu, Juru Bicara Toys 'R' Us menolak untuk berkomentar.
Sumber tersebut juga mengatakan perusahaan diharapkan memasukkan pengajuan ke pengadilan kebangkrutan pada hari Rabu.
Penutupan yang rencananya akan dilakukan beberapa bulan ke depan adalah sebuah pukulan untuk konsumen dari berbagai generasi dan ratusan pembuat mainan yang menjual produknya ke Toys 'R' Us, termasuk produsen Barbie Mattel Inc, perusahaan papan mainan Hasbro Inc dan vendor-vendor besar lain seperti Lego.
Di Inggris, 75 gerai Toys 'R' Us yang masih bertahan juga akan ditutup dalam kurun waktu enam minggu, kata pengelola gabungan peritel itu pada hari Rabu. Penutupan terjadi karena mereka tidak dapat mencari pembeli untuk semua bagian bisnis. Alhasil, penutupan itu menyebabkan menghilangnya 3.000 lapangan kerja.
Sebelumnya pada hari Rabu The Wall Street Journal melaporkan bahwa Kepala Eksekutif Toys 'R' Us David Brandon berkata pada pegawai AS tentang kemungkinan penutupan lewat conference call.
Usaha untuk merestrukturisasi gagal di bulan ini setelah pemberi pinjaman memutuskan, tanpa rencana reorganisasi yang jelas, mereka bisa pulih kembali dengan menutup toko dan meraup uang dari penjualan merchandise, kata berbagai sumber yang mengetahui permasalahan itu.
"Ini adalah lingkungan ritel yang sangat sulit untuk peritel berbasis mal. Keadaan sudah berubah," kata Brian Davidoff, pengacara restrukturasi keuangan.
Lebih dari 8.000 toko ritel AS ditutup di tahun 2017, sekitar dua kali lipat rata-rata penutupan toko tahunan satu decade sebelumnya, menurut data dari Dewan Pusat Perbelanjaan Internasional (International Council of Shopping Centers).
Toys 'R' Us juga nampaknya akan melikuidasi aset di Prancis, Spanyol, Polandia dan Australia, kata Brandon seperti dikutip oleh Wall Street Journal yang dilansir dari Reuters. Media itu mengutip Brandon sembari menambahkan bahwa peritel itu juga berencana untuk menjual operasinya di Kanada, Eropa Tengah dan Asia.
Toys 'R' Us bekerjasama dengan likuidator Tiger Capital Group LLC, Great American Group LLC, Hilco Merchant Resources LLC dan Gordon Brothers Retail Partners LLC untuk gerai-gerai yang sebelumnya diumumkan untuk ditutup. Empat likuidator tersbeut diprediksi akan terus dipekerjakan untuk penutupan tambahan, ujar berbagai sumber.
Masa depan toko peritel besar, yang sebagian besar berlokasi di pusat perbelanjaan, tidak tentu.
(gus/gus) Next Article Toys 'R' Us Resmi Ajukan Permohonan Penutupan Bisnis di AS
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular