Internasional

Bisnis Turun, Lego Kerja Sama dengan Sektor Pendidikan China

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
19 February 2018 12:54
Lego gandeng otoritas pendidikan China untuk menggunakan produknya di ruang kelas
Foto: Reuters
Beijing/ Shanghai, CNBC Indonesia – Perusahaan mainan asal Denmark, Lego, berharap dapat membangun koneksi langsung dengan para orang tua di China dengan mengadakan promosi di ruang kelas menggunakan produk mainannya sebagai upaya perusahaan mendorong pertumbuhan bisnis setelah mengalami penurunan pendapatan untuk kali pertama tahun lalu.

Perusahaan yang terkenal dengan mainan bongkar pasang penuh warna itu bekerja sama dengan departemen pendidikan setempat, sekolah-sekolah negeri dan swasta untuk menyediakan ruang kelas bermain khusus. Di ruangan itu, anak-anak dapat memainkan Lego sebagai sarana untuk meningkatkan kecerdasan motorik dan kreativitas mereka serta mengembangkan daya tangkap anak-anak tersebut.

Dilansir dari Reuters, langkah yang diterapkan perusahaan dalam sektor pendidikan di China itu melebihi apa yang telah dilakukan Lego di pasar lainnya ketika pertumbuhan bisnisnya di Amerika Serikat (AS) dan Eropa melambat.

Upaya itu juga sejalan dengan keinginan bersama para orang tua di China agar anaknya memiliki keunggulan kompetitif sejak usia muda.


Deng Xianyu, 48 tahun, sudah membelikan Lego untuk anaknya yang saat ini berusia 8 tahun sejak anaknya masih berusia 2 tahun. Ia juga memasukkan anaknya ke kelas Lego setiap akhir pekan.

Wanita ini mengatakan senang melihat murid kelas tersebut mempelajari kemampuan spesifik, seperti komputasi dan sains sambil bermain.

“Jika [aktivitas di kelas ini] hanya membongkar pasang mainan, saya pikir ini tidak terlalu penting,” ujarnya. “Namun, ternyata mereka juga mempelajari coding sebagai bagian dari aktivitas di kelas.”

Fokus pembelajaran di kelas Lego yang berbeda dari kelas pendidikan pada umumnya, yang biasanya kaku dan membebani siswanya dengan pekerjaan rumah, mampu mendorong kenaikan bisnis Lego di China.

September lalu, Lego mengumumkan perusahaannya akan memberhentikan 8% pekerjanya dan mengubah bisnis setelah mengalami penurunan penjualan pertamanya, terutama di AS dan Eropa.

Laporan terbaru pendapatan perusahaan yang berakhir pada periode enam bulan pertama 2017 menunjukkan penurunan pendapatan sebesar 5% menjadi 14,0 miliar krone Denmark (US$2,5 miliar atau sekitar Rp 33,9 triliun) dibandingkan periode yang sama tahun 2016.

Pertumbuhan pasar mainan China diperkirakan naik hampir 10% menjadi $9,6 miliar tahun lalu dibandingkan dengan 2016, menurut laporan China Toy and Juvenile Products Association.

Lego bersaing dengan perusahaan sejenis di China, di antaranya Mattel Inc, Hasbro Inc, dan pemimpin pasar lokal Alpha Group.

Lego telah membuka pabriknya di China tahun 2016 lalu dan bulan lalu menyepakati kerjasama dengan raksasa teknologi, Tencent, untuk mengembangkan games.

Bermain sambil belajar merupakan tujuan lain dari pendidikan lokal dan sekolah-sekolah lainnya di China, di mana hampir semuanya telah menerapkan hal ini dalam kurikulum pembelajarannya.

Julia Goldin, chief marketing officer Lego, kepada Reuters di Beijing mengatakan ia melihat ketertarikan pemerintah dalam banyak hal dan juga ketertarikan komunitas pendidikan untuk mengembangkan kreativitas anak-anak, mengembangkan kemampuan dasar seperti kerja sama, kemampuan menyelesaikan masalah, dan kemampuan berkomunikasi, yang bisa didapatkan dari bermain Lego.
(prm) Next Article Kartu dan Gundu Masuk Barang Impor yang Banjiri Pasar RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular