
Internasional
Pemecatan Menlu AS Rex Tillerson Perkuat Ketidakpastian
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
14 March 2018 12:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks-indeks acuan Wall Street ditutup melemah hari Selasa (13/3/2018) setelah sempat naik di sesi awal akibat melambatnya inflasi harga konsumen dan ketidakpastian akibat pemecatan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson yang diganti oleh Mike Pompeo.
"Pompeo dikenal sangat hawkish dalam kebijakan perdagangan dan luar negeri," kata Jim Awad, Direktur Pelaksana Senior perusahaan konsultan keuangan Hartland & Co di New York.
"Tidak ada orang yang melakukan check and balance terhadap Trump. Hal ini meresahkan pasar dalam konteks apa yang kita lihat saat ini di perekonomian, yaitu faktor-faktor yang menguntungkan [ekonomi]."
Pemecatan Tillerson sudah menjadi perbincangan selama beberapa bulan. Trump juga mengatakan ia dan Tillerson sudah mendiskusikan keputusan itu.
Para pejabat Kementerian Luar Negeri mengatakan Tillerson tidak tahu mengapa ia dipecat dan bahwa ia berniat untuk tinggal. Salah satu dari mereka, Steven Golstein, dipecat pada hari Selasa setelah membantah pernyataan Gedung Putih.
Pakar kebijakan luar negeri dari partai Republik dan Demokrat juga mempertanyakan waktu dan pilihan Trump, mengingat Pompeo dikenal sebagai politisi partisan dengan pandangan hawkish.
Evans Revere, mantan diplomat senior AS yang menangani Korea Utara saat pemerintaah Presiden George W. Bush, mengatakan tindakan Trump mengirimkan "sinyal buruk tentang peran diplomasi".
"Penggantian Tillerson oleh [...] Pompeo, yang dikenal sebagai politisi partisan dan penentang kesepakatan Iran, meningkatkan prospek kegagalan kesepakatan dan menaikkan kemungkinan pemerintah akan menghadapi tidak hanya satu, tapi dua krisis nuklir," katanya.
Pejabat senior di Gedung Putih mengatakan Kepala Staf Kelly telah meminta Tillerson untuk mengundurkan diri pada hari Jumat (9/3/2018) tetapi tidak ingin mempublikasikannya sementara Tillerson berlibur ke Afrika. Pengumuman Trump lewat Twitter muncul hanya beberapa jam setelah Tillerson, yang kembali lebih cepat dari liburannya di Afrika, mendarat di Washington.
Sebelumnya pada pekan lalu, Tillerson nampak terkejut ketika Trump mengumumkan sudah menerima undangan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un untuk bertemu.
Tillerson akhirnya masuk ke daftar panjang pejabat senior yang mengundurkan diri atau dipecat sejak Trump memerintah.
Trump secara publik berulang kali mengganggu inisiatif diplomatik Tillerson.
Tahun lalu, Tillerson mengatakan AS berkomunikasi langsung dengan Korut tetapi Pyongyang tidak menunjukkan minat untuk berdialog. Sehari setelahnya Trump menentang usaha Tillerson.
"Saya mengatakan kepada Rex Tillerson, Menteri Luar Negeri kita yang hebat, bahwa ia membuang waktunya untuk mencoba bernegosiasi dengan Little Rocket Man [Pria Roket yang Kecil]," kata Trump lewat Twitter, dengan menggunakan julukan merendahkan untuk Kim.
Tillerson dan Mattis telah mendesak Trump yang skeptis untuk mempertahankan kesepakatan nuklir dengan Iran dan negara berpengaruh lainnya. Tillerson juga memiliki pandangan yang lebih waspada dari Trump terhadap Rusia.
Jika disetujui oleh Senat AS pasca jajak pendapat komite di bulan April, Pompeo akan mengambil alih Kementerian Luar Negeri yang sedang terguncang karena mundurnya banyak diplomat senior dan pemotongan anggaran.
Para anggota dewan dari dua partai utama telah mengkritisi pemangkasan tersebut dan kegagalan pemerintah untuk mengisi puluhan posisi yang kosong di sana. Namun seiring dengan berjalannya waktu, banyak pembuat kebijakan yang semakin mengapresiasi Tillerson karena memimpin dengan relatif stabil di tengah pemerintahan Trump yang kacau.
"Saya sudah berkali-kali berbicara pada presiden dan saya mengenal Menteri Tillerson. Saya sangat paham dengan relasi ini," kata Kepala Komite Hubungan Asing Senat Bob Corker yang juga seorang politisi partai Republik.
Tillerson mengatakan akan kembali ke kegiatan pribadinya setelah pemecatan tersebut.
(prm) Next Article Trump Pecat Menlu AS, Rex Tillerson, Lewat Twitter
"Pompeo dikenal sangat hawkish dalam kebijakan perdagangan dan luar negeri," kata Jim Awad, Direktur Pelaksana Senior perusahaan konsultan keuangan Hartland & Co di New York.
"Tidak ada orang yang melakukan check and balance terhadap Trump. Hal ini meresahkan pasar dalam konteks apa yang kita lihat saat ini di perekonomian, yaitu faktor-faktor yang menguntungkan [ekonomi]."
Para pejabat Kementerian Luar Negeri mengatakan Tillerson tidak tahu mengapa ia dipecat dan bahwa ia berniat untuk tinggal. Salah satu dari mereka, Steven Golstein, dipecat pada hari Selasa setelah membantah pernyataan Gedung Putih.
Pakar kebijakan luar negeri dari partai Republik dan Demokrat juga mempertanyakan waktu dan pilihan Trump, mengingat Pompeo dikenal sebagai politisi partisan dengan pandangan hawkish.
Evans Revere, mantan diplomat senior AS yang menangani Korea Utara saat pemerintaah Presiden George W. Bush, mengatakan tindakan Trump mengirimkan "sinyal buruk tentang peran diplomasi".
"Penggantian Tillerson oleh [...] Pompeo, yang dikenal sebagai politisi partisan dan penentang kesepakatan Iran, meningkatkan prospek kegagalan kesepakatan dan menaikkan kemungkinan pemerintah akan menghadapi tidak hanya satu, tapi dua krisis nuklir," katanya.
Pejabat senior di Gedung Putih mengatakan Kepala Staf Kelly telah meminta Tillerson untuk mengundurkan diri pada hari Jumat (9/3/2018) tetapi tidak ingin mempublikasikannya sementara Tillerson berlibur ke Afrika. Pengumuman Trump lewat Twitter muncul hanya beberapa jam setelah Tillerson, yang kembali lebih cepat dari liburannya di Afrika, mendarat di Washington.
Sebelumnya pada pekan lalu, Tillerson nampak terkejut ketika Trump mengumumkan sudah menerima undangan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un untuk bertemu.
Tillerson akhirnya masuk ke daftar panjang pejabat senior yang mengundurkan diri atau dipecat sejak Trump memerintah.
Trump secara publik berulang kali mengganggu inisiatif diplomatik Tillerson.
Tahun lalu, Tillerson mengatakan AS berkomunikasi langsung dengan Korut tetapi Pyongyang tidak menunjukkan minat untuk berdialog. Sehari setelahnya Trump menentang usaha Tillerson.
"Saya mengatakan kepada Rex Tillerson, Menteri Luar Negeri kita yang hebat, bahwa ia membuang waktunya untuk mencoba bernegosiasi dengan Little Rocket Man [Pria Roket yang Kecil]," kata Trump lewat Twitter, dengan menggunakan julukan merendahkan untuk Kim.
Tillerson dan Mattis telah mendesak Trump yang skeptis untuk mempertahankan kesepakatan nuklir dengan Iran dan negara berpengaruh lainnya. Tillerson juga memiliki pandangan yang lebih waspada dari Trump terhadap Rusia.
Jika disetujui oleh Senat AS pasca jajak pendapat komite di bulan April, Pompeo akan mengambil alih Kementerian Luar Negeri yang sedang terguncang karena mundurnya banyak diplomat senior dan pemotongan anggaran.
Para anggota dewan dari dua partai utama telah mengkritisi pemangkasan tersebut dan kegagalan pemerintah untuk mengisi puluhan posisi yang kosong di sana. Namun seiring dengan berjalannya waktu, banyak pembuat kebijakan yang semakin mengapresiasi Tillerson karena memimpin dengan relatif stabil di tengah pemerintahan Trump yang kacau.
"Saya sudah berkali-kali berbicara pada presiden dan saya mengenal Menteri Tillerson. Saya sangat paham dengan relasi ini," kata Kepala Komite Hubungan Asing Senat Bob Corker yang juga seorang politisi partai Republik.
Tillerson mengatakan akan kembali ke kegiatan pribadinya setelah pemecatan tersebut.
(prm) Next Article Trump Pecat Menlu AS, Rex Tillerson, Lewat Twitter
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular