
Internasional
Nomura: Kebijakan Baja Trump Berdampak Paling Besar ke Asia
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
12 March 2018 12:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat resmi mengenakan bea masuk 25 % untuk baja. Kebijakan Presiden Donald Trump itu diperkirakan paling besar berdampak pada produsen-produsen baja asal Asia.
Nomura, perusahaan jasa finansial berbasis di Jepang, menilai dampak yang dirasakan perusahaan-perusahaan besar akan cukup signifikan dibandingkan dengan perusahaan kecil. Ini yang terjadi di Korea Selatan.
Sementara itu, di Jepang, kebijakan Trump itu hanya berdampak minor.
"Akibat rentetan perintah anti-dumping dan pungutan tambahan [countervailing duty] yang diterapkan selama beberapa tahun belakangan, Posco [asal Korsel] telah mengurangi ekspor ke AS secara signifikan. Saat ini, AS hanya merepresentasikan kurang dari 1% volume penjualan karbonnya," jelas para Analis Nomura yakni Cindy Park, Yoon Ki Kim dan Yuji Matsumoto dalam sebuah catatan, dikutip Senin (12/3/2018).
Sementara itu, bagi Hyundai Steel yang merupakan salah satu produsen baja terbesar di Korsel, pasar di AS merepresentasikan sekitar 5% dari total volume penjualan perseroan.
"Dampak yang lebih terlihat cenderung akan berpusat pada perusahaan-perusahaan seperti Seah Steel, Husteel dan Nexteel yang memiliki akses lebih tinggi ke AS," tulis para analis Nomura.
Adapun dampak ke Jepang juga hanya sedikit, di mana ekspor ke AS dari Negeri Sakura hanya 1,8% produksi baja mentah dan 1,5% produksi produk baja.
Penilaian tersebut sejalan dengan pendapat Moody's yang diungkapkan lewat sebuah catatan pekan lalu. Moody's menilai dampak langsung dari bea masuk hanya bersifat moderat pada produsen baja Korsel dan cenderung rendah untuk negara asia lainnya.
Korsel dan Jepang adalah sumber impor baja terbesar ketiga dan ketujuh untuk AS, berdasarkan laporan Kementerian Perdagangan AS tahun 2017. Kedua negara itu merupakan sumber impor baja ke AS yang terbesar dari asia.
Saham produsen baja di kawasan diperdagangkan dengan harga lebih tinggi pada hari Senin (12/3/2018), pulih dari kerugian pada sesi sebelumnya.
Indeks Topix Iron & Steel naik 1,54% di perdagangan siang hari dengan saham Nippon Steel dan Sumitomo Metalup naik 2,3% serta JFE Holdings menguat 0,53%. Sementara itu, di bursa lainnya harga saham Posco dan Hyundai Steel dari Korsel masing-masing naik 2,9% dan 1,96%.
(ray/ray) Next Article Trump Terapkan Bea Masuk Baja, IMF: Menghantam AS Sendiri
Nomura, perusahaan jasa finansial berbasis di Jepang, menilai dampak yang dirasakan perusahaan-perusahaan besar akan cukup signifikan dibandingkan dengan perusahaan kecil. Ini yang terjadi di Korea Selatan.
Sementara itu, di Jepang, kebijakan Trump itu hanya berdampak minor.
Sementara itu, bagi Hyundai Steel yang merupakan salah satu produsen baja terbesar di Korsel, pasar di AS merepresentasikan sekitar 5% dari total volume penjualan perseroan.
"Dampak yang lebih terlihat cenderung akan berpusat pada perusahaan-perusahaan seperti Seah Steel, Husteel dan Nexteel yang memiliki akses lebih tinggi ke AS," tulis para analis Nomura.
Adapun dampak ke Jepang juga hanya sedikit, di mana ekspor ke AS dari Negeri Sakura hanya 1,8% produksi baja mentah dan 1,5% produksi produk baja.
Penilaian tersebut sejalan dengan pendapat Moody's yang diungkapkan lewat sebuah catatan pekan lalu. Moody's menilai dampak langsung dari bea masuk hanya bersifat moderat pada produsen baja Korsel dan cenderung rendah untuk negara asia lainnya.
Korsel dan Jepang adalah sumber impor baja terbesar ketiga dan ketujuh untuk AS, berdasarkan laporan Kementerian Perdagangan AS tahun 2017. Kedua negara itu merupakan sumber impor baja ke AS yang terbesar dari asia.
Saham produsen baja di kawasan diperdagangkan dengan harga lebih tinggi pada hari Senin (12/3/2018), pulih dari kerugian pada sesi sebelumnya.
Indeks Topix Iron & Steel naik 1,54% di perdagangan siang hari dengan saham Nippon Steel dan Sumitomo Metalup naik 2,3% serta JFE Holdings menguat 0,53%. Sementara itu, di bursa lainnya harga saham Posco dan Hyundai Steel dari Korsel masing-masing naik 2,9% dan 1,96%.
(ray/ray) Next Article Trump Terapkan Bea Masuk Baja, IMF: Menghantam AS Sendiri
Most Popular