
Internasional
Produsen Logam Desak China Balas Bea Impor Baja AS
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
09 March 2018 16:42

Shanghai, CNBC Indonesia - Asosiasi logam dan baja China meminta Beijing melakukan balas dendam terhadap Amerika Serikat (AS) yang secara resmi menetapkan tarif impor baja dan aluminium hari Kamis (8/3/2018).
Di tengah ancaman besar pada perdagangan global yang tengah memanas, dua asosiasi industri terkemuka mengatakan beberapa produsen menentang keras penerapan tarif tersebut dan memaksa pemerintah mengambil 'langkah penyelesaian' terhadap AS dengan menerapkan tarif tinggi pada stainless steel sampai batu bara dan peralatan elektronik.
Dilansir dari Reuters, Presiden AS Donald Trump menetapkan tarif impor 25% untuk baja dan 10% untuk aluminium yang bertujuan mengurangi masuknya impor murah ke AS, terutama dari China.
"Sikap Trump merupakan tantangan bagi industri baja global dan pastinya akan menghadapi oposisi dari lebih banyak negara," ujar Asosiasi Baja dan Besi China (CISA) di situsnya hari Jumat (9/3/2018).
"CISA meminta pemerintah China untuk mengambil tindakan tegas terhadap impor beberapa produk AS termasuk stainless steel, baja lembaran galvanis, pipa seamless, batubara, produk pertanian, dan produk elektronik."
Komentar senada juga disampaikan secara terpisah oleh Asosiasi Industri Logam Non-Besi China (China Nonferrous Metals Industry Association).
Menteri Perdagangan China mengatakan negaranya akan mempelajari dampak yang disebabkan oleh langkah yang diambil AS dan "secara tegas melindungi kepentingan dan haknya yang sah". China meminta AS untuk menarik kembali keputusannya secepat mungkin.
Perselisihan ini telah membuat Beijing berencana menetapkan balas dendam dengan menaikkan tarif impor kedelai, yang merupakan produk ekspor paling bernilai bagi AS, ke China, setelah sebelumnya menetapkan tarif tinggi untuk impor tepung sorghum dari AS.
Ini merupakan kali pertama pemerintah melibatkan komoditas batu bara ke dalam sengketa perdagangan.
China telah menggenjot impor batu bara dari AS dalam setahun terakhir karena industri pengolahannya membutuhkan bahan bakar lebih murah dari luar negeri. Hal itu telah membantu menghidupkan kembali industri AS.
Pada tahun 2017, total impor batu bara mencapai 3,2 juta ton, dibandingkan tahun 2016 yang hanya 694 ton.
(prm) Next Article Rekan Dagang AS Siapkan Respons atas Rencana Bea Impor Baja
Di tengah ancaman besar pada perdagangan global yang tengah memanas, dua asosiasi industri terkemuka mengatakan beberapa produsen menentang keras penerapan tarif tersebut dan memaksa pemerintah mengambil 'langkah penyelesaian' terhadap AS dengan menerapkan tarif tinggi pada stainless steel sampai batu bara dan peralatan elektronik.
Dilansir dari Reuters, Presiden AS Donald Trump menetapkan tarif impor 25% untuk baja dan 10% untuk aluminium yang bertujuan mengurangi masuknya impor murah ke AS, terutama dari China.
"CISA meminta pemerintah China untuk mengambil tindakan tegas terhadap impor beberapa produk AS termasuk stainless steel, baja lembaran galvanis, pipa seamless, batubara, produk pertanian, dan produk elektronik."
Komentar senada juga disampaikan secara terpisah oleh Asosiasi Industri Logam Non-Besi China (China Nonferrous Metals Industry Association).
Menteri Perdagangan China mengatakan negaranya akan mempelajari dampak yang disebabkan oleh langkah yang diambil AS dan "secara tegas melindungi kepentingan dan haknya yang sah". China meminta AS untuk menarik kembali keputusannya secepat mungkin.
Perselisihan ini telah membuat Beijing berencana menetapkan balas dendam dengan menaikkan tarif impor kedelai, yang merupakan produk ekspor paling bernilai bagi AS, ke China, setelah sebelumnya menetapkan tarif tinggi untuk impor tepung sorghum dari AS.
Ini merupakan kali pertama pemerintah melibatkan komoditas batu bara ke dalam sengketa perdagangan.
China telah menggenjot impor batu bara dari AS dalam setahun terakhir karena industri pengolahannya membutuhkan bahan bakar lebih murah dari luar negeri. Hal itu telah membantu menghidupkan kembali industri AS.
Pada tahun 2017, total impor batu bara mencapai 3,2 juta ton, dibandingkan tahun 2016 yang hanya 694 ton.
(prm) Next Article Rekan Dagang AS Siapkan Respons atas Rencana Bea Impor Baja
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular