
Internasional
Pertumbuhan Ekonomi Inggris Meleset dari Perkiraan
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
23 February 2018 08:47

London, CNBC Indonesia - Perekonomian Inggris lebih lemah daripada perkiraan sebelumnya di tahun 2017, menurut data resmi yang diumumkan pada hari Kamis (22/2/2018). Hal tersebut membuat negara ini tertinggal dari laju pemulihan global ketika sedang mempersiapkan diri untuk meninggalkan Uni Eropa (EU).
Penurunan pertumbuhan setahun penuh dan kuartal keempat juga memicu pertanyaan tentang kekuatan perekonomian negara tersebut karena Bank of England (BoE) bersiap untuk meningkatkan suku bunga.
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartalan melambat 0,4% dari prediksi sebelumnya di angka 0,5%, sehingga pertumbuhan 2017 secara keseluruhan menjadi 1,7%, terendah sejak 2012.
Hal ini masih lebih kuat daripada apa yang ditakutkan para ekonom segera setelah Inggris memilih untuk meninggalkan EU di tahun 2016.
Namun, negara ini masih sangat bergantung pada perekonomian global yang tidak diprediksi menguat untuk menopang pertumbuhan perekonomiannya, sementara konsumen terjepit inflasi tinggi yang disebabkan jatuhnya poundsterling pasca Brexit.
Mata uang Inggris, poundsterling, sedikit berubah setelah harga data dan obligasi pemerintah pada hari Kamis agak naik.
Alan Clarke, ekonom di Scotiabank, mengatakan angka tersebut menunjukkan perekonomian Inggris tumbuh dengan tidak stabil. BoE melihat laju yang baru dengan batas kecepatan yang lebih lambat berarti kenaikan suku bunga masih sangat mungkin terjadi.
Namun, Samuel Tombs dari Pantheon Macroeconomics mengatakan data itu bank sentral harus menunda aksi apapun untuk saat ini.
"Data PDB terakhir memberi kesan bahwa perekonomian masih berada di posisi yang rapuh dan tidak perlu didinginkan dengan kenaikan suku bunga secepatnya pada bulan Mei," katanya lewat sebuah catatan untuk klien, dilansir dari Reuters.
Gubernur BoE Mark Carney mengatakan suku bunga kemungkinan perlu dinaikkan lebih cepat dan lebih tinggi dari apa yang diperkirakan bank sentral pada bulan November, ketika pihaknya menaikkan suku bunga pinjaman untuk pertama kalinya dalam satu dekade.
Sebagian besar ekonom berpendapat suku bunga akan naik lagi pada bulan Mei, dan pasar keuangan memprediksi kenaikan yang lebih tinggi menjadi 1% pada akhir tahun ini.
Inggris Tertinggal
Pertumbuhan ekonomi Inggris secara tahunan (year-on-year/ yoy) adalah 1,4% pada tiga bulan terakhir tahun 2017 bukan hanya yang terlemah selama lima tahun, tapi juga yang terlemah dari semua perekonomian negara yang tergabung dalam Group of Seven, juga Jepang dan Italia.
Investasi hampir tidak berubah secara kuartalan dan lebih tinggi 2,1% secara tahunan, lebih rendah daripada yang diprediksi para ekonom yang disurvei Reuters. Pertumbuhan perdagangan bersih terseret hampir di semua kuartal 2017, meskipun angkanya positif secara tahunan.
BoE sebelumnya mengatakan pihaknya memperdiksi perekonomian akan tumbuh 1,8% tahun ini, lebih cepat daripada proyeksi sebelumnya yaitu 1,6%. Alasannya sebagian besar disebabkan oleh penguatan ekonomi global.
(prm) Next Article Brexit di Depan Mata, Ini Jurus Inggris Kala Cerai dari Eropa
Penurunan pertumbuhan setahun penuh dan kuartal keempat juga memicu pertanyaan tentang kekuatan perekonomian negara tersebut karena Bank of England (BoE) bersiap untuk meningkatkan suku bunga.
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartalan melambat 0,4% dari prediksi sebelumnya di angka 0,5%, sehingga pertumbuhan 2017 secara keseluruhan menjadi 1,7%, terendah sejak 2012.
Namun, negara ini masih sangat bergantung pada perekonomian global yang tidak diprediksi menguat untuk menopang pertumbuhan perekonomiannya, sementara konsumen terjepit inflasi tinggi yang disebabkan jatuhnya poundsterling pasca Brexit.
Mata uang Inggris, poundsterling, sedikit berubah setelah harga data dan obligasi pemerintah pada hari Kamis agak naik.
Alan Clarke, ekonom di Scotiabank, mengatakan angka tersebut menunjukkan perekonomian Inggris tumbuh dengan tidak stabil. BoE melihat laju yang baru dengan batas kecepatan yang lebih lambat berarti kenaikan suku bunga masih sangat mungkin terjadi.
Namun, Samuel Tombs dari Pantheon Macroeconomics mengatakan data itu bank sentral harus menunda aksi apapun untuk saat ini.
"Data PDB terakhir memberi kesan bahwa perekonomian masih berada di posisi yang rapuh dan tidak perlu didinginkan dengan kenaikan suku bunga secepatnya pada bulan Mei," katanya lewat sebuah catatan untuk klien, dilansir dari Reuters.
Gubernur BoE Mark Carney mengatakan suku bunga kemungkinan perlu dinaikkan lebih cepat dan lebih tinggi dari apa yang diperkirakan bank sentral pada bulan November, ketika pihaknya menaikkan suku bunga pinjaman untuk pertama kalinya dalam satu dekade.
Sebagian besar ekonom berpendapat suku bunga akan naik lagi pada bulan Mei, dan pasar keuangan memprediksi kenaikan yang lebih tinggi menjadi 1% pada akhir tahun ini.
Inggris Tertinggal
Pertumbuhan ekonomi Inggris secara tahunan (year-on-year/ yoy) adalah 1,4% pada tiga bulan terakhir tahun 2017 bukan hanya yang terlemah selama lima tahun, tapi juga yang terlemah dari semua perekonomian negara yang tergabung dalam Group of Seven, juga Jepang dan Italia.
Investasi hampir tidak berubah secara kuartalan dan lebih tinggi 2,1% secara tahunan, lebih rendah daripada yang diprediksi para ekonom yang disurvei Reuters. Pertumbuhan perdagangan bersih terseret hampir di semua kuartal 2017, meskipun angkanya positif secara tahunan.
BoE sebelumnya mengatakan pihaknya memperdiksi perekonomian akan tumbuh 1,8% tahun ini, lebih cepat daripada proyeksi sebelumnya yaitu 1,6%. Alasannya sebagian besar disebabkan oleh penguatan ekonomi global.
(prm) Next Article Brexit di Depan Mata, Ini Jurus Inggris Kala Cerai dari Eropa
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular