AS dan Inggris Ambil Kuda-kuda Naikkan Suku Bunga

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 February 2018 08:34
Kekhawatiran investor soal kenaikan suku bunga global sepertinya semakin mendekati kenyataan.
Foto: Freepik
Washington, CNBC Indonesia – Kekhawatiran investor soal kenaikan suku bunga global sepertinya semakin mendekati kenyataan. Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed tengah bersiap untuk segera menaikkan suku bunga acuan lebih cepat dan mungkin lebih besar dari perkiraan. 

Seperti dikutip dari Reuters, Jumat (9/2/2018), Presiden The Fed New York Willian Dudley mengungkapkan perekonomian Negeri Paman Sam pulih cukup kuat di atas perkiraan. Oleh karena itu, Dudley akan memilih untuk menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan bulan depan. 

“Kita mengalami pertumbuhan ekonomi yang di atas tren dan pasar keuangan cukup kuat. Bila situasi seperti ini masih berlanjut, maka saya akan mendukung untuk mengakhiri kebijakan moneter akomodatif,” tegasnya. 

Dudley menyatakan pelemahan bursa saham AS yang terjadi beberapa waktu terakhir hanyalah fenomena sementara. Pelemahan yang terjadi masih belum seberapa dibandingkan penguatan besar-besaran sejak tahun lalu. 

Pada perdagangan hari ini, Wall Street terkoreksi dalam. Dow Jones babak belur dengan pelemahan mencapai 4,15% menjadi 23.860,46. Padahal awal tahun ini Dow Jones sudah mencapai level 26.000. Sementara S&P 500 turun tajam 3,75% menjadi 2.581,08 dan Nasdaq berkurang 3,9% ke 6.777,16. 

Oleh karena itu, Dudley menilai kenaikan suku bunga acuan sebanyak tiga kali pada tahun ini masih masuk akal. Bahkan dia membuka kemungkinan untuk kenaikan yang lebih besar lagi. 

Kalau ekonomi semakin kuat sepanjang tahun ini, apakah (kenaikan suku bunga) tiga kali itu bisa lebih? Mungkin saja,” ujarnya. 

Tidak hanya AS, hawa kenaikan suku bunga juga merambah ke kawasan lain. Sang saudara tua, Inggris, juga sudah mengambil ancang-ancang untuk menaikkan suku bunga acuan. 

Bank sentral Inggris (BoE) memang masih menahan suku bunga acuan sebesar 0,5% dalam pertemuan kemarin. Namun dalam pernyataannya, secara tegas disebutkan tentang rencana kenaikan suku bunga yang lebih cepat dan lebih besar. 

“Untuk mengembalikan inflasi sesuai target, maka sepertinya perlu untuk menaikkan suku bunga secara bertahap tetapi lebih cepat dan lebih besar dari perkiraan awal kami,” tutur Mark Carney, Gubernur BoE. 

Senada dengan Dudley, Carney pun menilai kegaduhan pasar saat ini merupakan hal yang wajar. Hal yang terpenting adalah sebenarnya secara fundamental tidak ada masalah yang berarti. 

Koreksi dalam di pasar saham beberapa hari terakhir disebabkan oleh kekhawatiran investor terhadap potensi kenaikan suku bunga. Dalam situasi ini, investor cenderung mencari selamat sendiri-sendiri dengan melepas aset yang dinilai berisiko seperti saham.

Pilihan utama investor tertuju kepada obligasi negara AS. Surat utang pemerintah Negeri Paman Sam tengah menjadi instrumen primadona di kalangan investor dan imbal hasil (yield) obligasi AS pada Kamis waktu setempat mencapai 2,88%.

(aji/aji) Next Article OJK Jadi Terapkan 'Capping' Suku Bunga?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular