Tinjauan Sektoral dan Peran Sektor OnlineBerdasarkan sektor, INDEF menggarisbawahi Sektor Pertanian dan Pertambangan mengalami kondisi terpuruk pada masa 3 tahun awal periode kepemimpinan Jokowi-JK dalam hal penciptaan kerja sektoral. RPK kedua sektor tercatat negatif untuk medio 2015-2017. Hal tersebut sejalan dengan terjun bebasnya harga komoditas sejak tahun dalam 5 tahun terakhir.
 Foto: CNBC Indonesia |
Berdasarkan catatan Tim Riset CNBC, sejumlah harga komoditas tambang unggulan Indonesia seperti batu bara dan minyak bumi memang mengalami penurunan yang cukup signifikan dalam 5 tahun terakhir. Sebagai contoh, pada tahun 2011 harga rata-rata batu bara global masih berada di kisaran US$ 120,75/ton, akan tetapi pada tahun 2015 sudah turun 52,16% ke level US$ 57,76/ton.
 Foto: CNBC Indonesia/Raditya Hanung |
Pertumbuhan sektor pertanian yang cukup pesat pada semester II tahun 2016 belum mampu meningkatkan penduduk bekerja secara signifikan, karena sektor ini justru mengalami penurunan cukup dalam sejak triwulan II-2017.
 Foto: CNBC Indonesia/Raditya Hanung |
Penyebab lambatnya laju pertumbuhan sektor tersebut dikarenakan adanya penurunan harga pangan. Harga minyak sawit mentah (CPO) turun 22,88% dalam setahun terakhir, sementara harga karet turun 40,9% dipicu ramainya penggunaan karet sintesis. Indikator lain dari melemahnya sektor pertanian adalah Nilai Tukar Petani (NTP) tahun 2017 yang masih berada di bawah NTP 2016.
 Foto: CNBC Indonesia/Raditya Hanung |
Di saat lesunya sektor agrikultur dan pertambangan akibat harga komoditas anjlok, anggota sektor tradable lainnya, yakni industri pengolahan, seharusnya dapat mengkompensasi pelemahan tersebut. Namun, INDEF menyatakan bahwa sektor industri pengolahan juga masih belum optimal dalam menciptakan lapangan di era Jokowi-JK. Berdasarkan kajian INDEF, RPK industri pengolahan pada tahun 2016 bernilai minus di mana artinya pertumbuhan sebesar satu persen sektor industri pengolahan ternyata tidak mampu meningkatkan jumlah penduduk bekerja di sektor pengolahan.
 Foto: CNBC Indonesia/Raditya Hanung |
Di samping itu, INDEF juga memaparkan bahwa sebenarnya sektor industri manufaktur mulai kehilangan momentumnya dalam beberapa tahun terakhir. Tercatat kontribusi industri manufaktur terhadap PDB pada tahun 2017 hanya berada di angka 20,16%, turun jauh dari kontribusi tahun 2008 sebesar 27,81%.Atas dasar data tersebut, INDEF berpendapat bahwa sektor industri digital atau online saat ini berpotensi mampu menyelamatkan lesunya lapangan pekerjaan Indonesia. Hal ini didasari oleh laju pertumbuhan sektor terhadap PDB tahun 2017 dipimpin sektor Informasi dan Komunikasi, Jasa lainnya, dan Transportasi dan Pergudangan.
 Foto: CNBC Indonesia/Raditya Hanung |
Mengacu pada data INDEF, sektor perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi mampu menghasilkan rata-rata pertambahan penduduk bekerja sebesar 1.106.590 penduduk per tahun selama 3 tahun awal pemerintahan Jokowi-JK. Hal ini di dipicu oleh masifnya pertumbuhan e-commerce di Indonesia. Sebagai tambahan, sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi yang sempat mencatatkan angka minus (penduduk bekerja berkurang) di era SBY-Boediono, mampu dibalikkan keadaannya di era Jokowi-JK yang rata-rata memberikan tambahan 169.137 penduduk kerja per tahun. Data-data tersebut semakin memperkuat besarnya potensi bisnis digital/online dalam menyerap tenaga kerja ke depannya.
(gus/gus)