Ini Tenaga Kerja yang Disiapkan Buat Kebutuhan di Masa Depan

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
30 July 2021 19:42
Menteri Perindustrian memberikan arahan dan apresiasi kepada para pekerja di pabrik PT Gunung Raja Paksi usai Meletakkan Batu Pertama Gedung Sekolah Vokasi Industri PT Gunung Raja Paksi di Cikarang, 15 Februari 2019/Kemenperin
Foto: Menteri Perindustrian memberikan arahan dan apresiasi kepada para pekerja di pabrik PT Gunung Raja Paksi usai Meletakkan Batu Pertama Gedung Sekolah Vokasi Industri PT Gunung Raja Paksi di Cikarang, 15 Februari 2019/Kemenperin

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) berkomitmen untuk menciptakan SDM yang unggul pascapandemi Covid-19. Salah satu langkah strategis penyerapan angkatan kerja terhadap kondisi terkini adalah meningkatkan kapital digital tenaga kerja Indonesia.

Sekretaris Jenderal Kemnaker, Anwar Sanusi mengatakan melalui kapital digital, akses terhadap teknologi digital akan meningkat dan keterampilan untuk memanfaatkan secara optimal teknologi digital yang dapat diakses.

"Melalui kapital digital juga akan melakukan transformasi pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan kapital ekonomi, kapital sosial, dan kapital kultural (sertifikasi profesi)," kata Anwar di Webinar Pasar Sakti (job fair) bertajuk "Fight Back Economy" secara virtual di Jakarta, Kamis (29/7).

Ia menegaskan, flesibilitas pasar kerja dan masifikasi penciptaan lapangan kerja yang berkualitas merupakan sebuah keharusan dalam arah kebijakan Ketenagakerjaan. Untuk itu, pihaknya memberikan ruang seluas-luasnya bagi para talenta muda agar bisa berkreasi.

"Kami memiliki beberapa agenda seperti transformasi innovation room menjadi talent hub. Kemudian pengembangan kompetensi talenta muda, mulai dari pemetaan talenta muda, pembentukan tim seleksi talenta muda, dan peningkatan talenta muda. Termasuk juga pembentukan talent corner di BLK UPTP dan talent scouting inovator muda," ujarnya.

Ia menambahkan, seiring makin cepatnya perubahan dunia ketenagakerjaan akibat proses otomasi industri dan dampak Covid-19, yang mendorong percepatan penggunaan teknologi digital dan online, pihaknya telah menyiapkan strategi agar tetap bisa berperan dalam proses link and match pasar kerja yakni melalui pelatihan vokasi.

Anwar mengatakan, pelatihan vokasi memiliki keunggulan durasi relatif singkat, input peserta tidak terbatas usia tertentu (longlife learning), SDM pengajar adalah praktisi, fleksibilitas program pelatihan terhadap perubahan dunia kerja, program pelatihan yang to the point terhadap kompetensi yang dibutuhkan, dan dapat dikombinasikan dengan program social safety net lain. Misalnya Kartu Prakerja, KIP, PKH, BPJS, dan lainnya.

"Pelatihan vokasi menjadi solusi rendahnya daya saing angkatan kerja dan pengangguran pada era digitalisasi lapangan pekerjaan pada masa recovery ekonomi," katanya.

Melalui pelatihan vokasi, Kemnaker telah menyiapkan enam strategi menghadapi transformasi Ketenagakerjaan akibat revolusi industri 4.0 dan dampak pandemi COVID-19. Pertama, analisa dinamika permintaan dan penawaran ketenagakerjaan akibat pandemi Covid-19. Kedua, penyiapan kompetensi-kompetensi baru melalui pelatihan kerja dengan konsep triple skilling.

Ketiga, mengoptimalkan fungsi pemagangan untuk menambah pengalaman kerja. Keempat, peningkatan soft skill dan produktivitas kerja. Kelima, melakukan re-desain kurikulum dan metode dengan pendekatan human digital skill dan metode blended learning.

"Keenam, mengoptimalkan proses kolaborasi antara dunia inudstri, lembaga diklat, Kadin/Apindo, Asosiasi, untuk kebutuhan kompetensi," katanya

Ia menjelaskan, untuk meningkatkan mutu pelatihan vokasi dan penguatan akses, Kemnaker telah mengeluarkan berbagai kebijakan. Mulai dari masuk BLK tanpa syarat umur dan latar belakang pendidikan; masifikasi output pelatihan melalui program 3R, BLK Komunitas, triple skilling; penambahan instruktur pelatihan; perbaikan sarana dan prasaran latihan kerja; bantuan sarana, prasarana dan program untuk LPKS; pemagangan nasional bersama Kadin, Apindo dan industri; dan pelatihan mentor dari industri.

Anwar mengungkapkan, kapasitas pelatihan vokasi nasional relatif cukup besar sepanjang mampu mengoptimalkan seluruh potensi seluruh lembaga-lembaga pelatihan. Ada 109 training center atau pusat pelatihan di 17 Kementerian/Lembaga (K/L) yang memiliki kapasitas 1,2 juta orang; ada industri memiliki 799 pusat pelatihan yang mampu melatih kapasitas 1,4 juta orang; dan 2.127 BLK Komunitas berkapasitas 204.149 orang.

Selain itu, masih ada 524 BLKLN dan 305 BLK Pemerintah dengan kapasitas 300.898 orang; 5.020 LPK swasta, kapasitas 2.239.608 orang; dan sebanyak 1.874 LSP untuk sertifikasi dengan kapasitas 4.926.635 asesi.

"Kalau semua diintegrasikan jumlahnya 5.443.181 orang/tahun. Dengan dukungan infrastruktur dan potensi yang besar, semoga mampu menjawab tantangan menghadapi akibat pandemi Covid-19 dengan komitmen yang kuat," katanya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PHK Menggila, Ternyata RI Butuh Pekerja di Bidang Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular