
Aceh Bersiap Serap Investasi Energi Rp 15 Triliun
Arys Aditya, CNBC Indonesia
13 February 2018 13:15

Jakarta, CNBC Indonesia- Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Irwandi Yusuf mengatakan sejumlah investasi asing senilai total Rp15 triliun siap berjalan pada tahun ini.
Usai menghadap Wakil Presiden Jusuf Kalla, Selasa (13/2/2018), Irwandi mengatakan seluruh investasi tersebut datang dari sektor energi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe, yang mencakup panas bumi, pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
"Tahun ini akan mulai berjalan, survei-survei, rintisan," tuturnya di Kompleks Kantor Wapres.
Irwandi mengatakan mayoritas investasi akan ditanamkan oleh duet perusahaan asal Turki, yaitu Hitay Holding USA untuk PLTG and Aksa Enerji Uretim AS untuk panas bumi. Adapun, berbagai perusahaan China akan menggarap PLTA.
Sebelumnya, dua perusahaan tersebut telah meneken nota kesepahaman pada 25 September 2017 untuk rencana investasi. Kedua perusahaan itu kemudian mendapatkan izin untuk melakukan survei.
Dalam pertemuan dengan JK, Irwandi juga menyampaikan laporan mengenai perkembangan deregulasi berbagai peraturan daerah yang dilaksanakan di Aceh. Dia mengatakan Wapres meminta agar perizinan untuk investasi terus dipangkas dan dipercepat.
"Selama ini kalau di Aceh sebenarnya cepat. Cocok barang, angkat. Kita disuruh untuk lebih cepat. Begitu lengkap administrasinya, ya kita percepat. Kita juga mau agar secepatnya di Aceh ada lapangan kerja untuk orang Aceh."
(gus/gus) Next Article PT Patna Resmi Ditunjuk Sebagai Pengelola KEK Arun
Usai menghadap Wakil Presiden Jusuf Kalla, Selasa (13/2/2018), Irwandi mengatakan seluruh investasi tersebut datang dari sektor energi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe, yang mencakup panas bumi, pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Irwandi mengatakan mayoritas investasi akan ditanamkan oleh duet perusahaan asal Turki, yaitu Hitay Holding USA untuk PLTG and Aksa Enerji Uretim AS untuk panas bumi. Adapun, berbagai perusahaan China akan menggarap PLTA.
Sebelumnya, dua perusahaan tersebut telah meneken nota kesepahaman pada 25 September 2017 untuk rencana investasi. Kedua perusahaan itu kemudian mendapatkan izin untuk melakukan survei.
Dalam pertemuan dengan JK, Irwandi juga menyampaikan laporan mengenai perkembangan deregulasi berbagai peraturan daerah yang dilaksanakan di Aceh. Dia mengatakan Wapres meminta agar perizinan untuk investasi terus dipangkas dan dipercepat.
"Selama ini kalau di Aceh sebenarnya cepat. Cocok barang, angkat. Kita disuruh untuk lebih cepat. Begitu lengkap administrasinya, ya kita percepat. Kita juga mau agar secepatnya di Aceh ada lapangan kerja untuk orang Aceh."
(gus/gus) Next Article PT Patna Resmi Ditunjuk Sebagai Pengelola KEK Arun
Most Popular