
Gegara Covid-19, Penyaluran Gas Arun Anjlok 36,3%

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 memang berdampak pada penurunan permintaan gas di pasar. Hal ini juga dialami oleh salah satu penyalur gas, yakni PT Perta Arun Gas.
Penyaluran gas PT Perta Arun Gas (PAG) pada tahun ini secara rata-rata lebih rendah sebesar 36,3% dari target 110 juta standar kubik per hari (MMSCFD) menjadi 70-80 MMSCFD. Hal tersebut disampaikan VP Corporate Strategic Planning and Business Development PAG Sukarni Manan.
Dia menjelaskan, pandemi Covid-19 lah yang menyebabkan penyaluran gas ini turun. Adapun mayoritas gas yang disalurkan perusahaan ditujukan untuk pembangkit listrik di dalam negeri, sedangkan konsumsi listrik saat pandemi ini juga anjlok. Dengan demikian, secara otomatis permintaan gas pun turut anjlok.
"Terkait Covid-19 ini ya tentu karena majority end user adalah domestik untuk pembangkit listrik, jadi ketika permintaan listrik lagi turun, ya tentu ada efek juga ke kami. Penyaluran gas ke domestik rata-rata untuk pembangkit listrik PLN, yah itu sekitar 70-80 MMSCFD," tuturnya di Jakarta, Senin (19/10/2020).
Seperti diketahui bahwa penjualan gas sangat tergantung dari pembeli. Dampak dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat konsumsi listrik turun. Kondisi yang sama menurutnya juga terjadi pada industri pupuk yang menggunakan regasifikasi terminal Arun.
"Langkah dari PAG ini untuk bisa mempertahankan target pertumbuhan laba, mau tidak mau ya efisiensi dan optimasi aset strategi yang paling utama," jelasnya.
Dia menegaskan bahwa efisiensi yang pihaknya lakukan yang paling utama adalah perawatan yang selama ini menggunakan tenaga kerja outsource, kini diupayakan untuk dikerjakan sendiri, sehingga secara biaya menjadi lebih efektif.
Selain itu, lanjutnya, efisiensi dari sisi operasi salah satunya dilakukan melalui konversi bensin menjadi gas untuk operasional tug boat. Saat ini harga gas sudah turun, sehingga pihaknya mengkonversi bahan bakar minyak dengan gas.
Namun demikian, menurutnya pihaknya tetap menjaga faktor keamanan dan keselamatan operasional.
"Yang namanya kilang gas punya risiko tinggi, sehingga semua program efisiensi dan optimasi aset tidak boleh terlepas dari isu safety (keamanan), ini prioritas kami," jelasnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perta Arun Gas Gandeng Natuna Eton Bangun Tangki LNG Rp 4,4 T