
Internasional
AS Membuka Diri Untuk Berdiskusi Dengan Korut
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
12 February 2018 18:30

Jakarta, CNBC Indonesia – Mike Pence, Wakil Presiden Amerika serikat mengatakan AS berencana mengadakan pembicaraan dengan pemimpin Korea Utara meski tengah menetapkan sangsi ekonomi tinggi di negara tersebut.
Setelah kunjungan lima hari di Asia, kepada Washington Post, sang Wakil Presiden menjelaskan langkah tersebut merupakan strategi untuk “memaksimalkan tekanan dan hubungan” kedua negara.
Dilansir dari CNBC, rencana tersebut telah disepakati saat Pence mengunjungi Korea Selatan minggu lalu, saat ia sedang melakukan “pembicaraan serius” dengan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in.
Kedua perwakilan negara tersebut telah menunjuk Seoul untuk mewakili kedua negara, bertemu dengan anggota Kim Jong Un, pemimpin Korea Utara, setelahnya baru AS akan bertemu langsung.
Baru-baru ini Korea Utara dan Korea Selatan pernah mengadakan pembicaraan. Pence juga mengatakan telah membahas mengenai masalah tersebut dengan Presiden Donald Trump, setiap hari selama berada di Asia.
Strategi pendekatan ini merupakan langkah besar dalam usaha Trump untuk meredakan ketegangan akibat nuklir Pyongyang dan bertolak belakang dengan usaha pemerintah sebelumnya yang menetapkan sangsi ekonomi kepada Korea Utara.
Trump dan Moon telah lama memperdebatkan tentang bagaimana usaha pemerintah dalam menanggapi program rudal Kim, dimana AS mengusulkan penyerangan sedangkan Seoul memilih melakukan perundingan, sebuah metode yang dipercaya Moon dapat membawa perbedaan.
Berbicara dari Tokyo pada Rabu lalu, Pence mengatakan Washington akan segera mengungkap “sanksi ekonomi terberat dan paling agresif yang pernah ada terhadap Korea Utara.”
Ini bukan kali pertama pemerintah AS mengungkapkan ketertarikannya untuk mengadakan pembicaraan dengan Pyongyang.
Desember lalu, Sekretaris Negara AS, Rex Tillerson, menawarkan mengadakan pembicaraan langsung dengan Korea Utara tanpa mempertimbangkan apapun.
Bahkan Trump sendiri mengatakan pada bulan lalu bahwa ia ingin berbicara dengan Kim meskipun baru-baru ini keduanya mengalami perselisihan sengit.
(roy/roy) Next Article Hat-trick! Korut Tembakkan Rudal (Lagi) ke Arah Jepang
Setelah kunjungan lima hari di Asia, kepada Washington Post, sang Wakil Presiden menjelaskan langkah tersebut merupakan strategi untuk “memaksimalkan tekanan dan hubungan” kedua negara.
Dilansir dari CNBC, rencana tersebut telah disepakati saat Pence mengunjungi Korea Selatan minggu lalu, saat ia sedang melakukan “pembicaraan serius” dengan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in.
Strategi pendekatan ini merupakan langkah besar dalam usaha Trump untuk meredakan ketegangan akibat nuklir Pyongyang dan bertolak belakang dengan usaha pemerintah sebelumnya yang menetapkan sangsi ekonomi kepada Korea Utara.
Trump dan Moon telah lama memperdebatkan tentang bagaimana usaha pemerintah dalam menanggapi program rudal Kim, dimana AS mengusulkan penyerangan sedangkan Seoul memilih melakukan perundingan, sebuah metode yang dipercaya Moon dapat membawa perbedaan.
Berbicara dari Tokyo pada Rabu lalu, Pence mengatakan Washington akan segera mengungkap “sanksi ekonomi terberat dan paling agresif yang pernah ada terhadap Korea Utara.”
Ini bukan kali pertama pemerintah AS mengungkapkan ketertarikannya untuk mengadakan pembicaraan dengan Pyongyang.
Desember lalu, Sekretaris Negara AS, Rex Tillerson, menawarkan mengadakan pembicaraan langsung dengan Korea Utara tanpa mempertimbangkan apapun.
Bahkan Trump sendiri mengatakan pada bulan lalu bahwa ia ingin berbicara dengan Kim meskipun baru-baru ini keduanya mengalami perselisihan sengit.
(roy/roy) Next Article Hat-trick! Korut Tembakkan Rudal (Lagi) ke Arah Jepang
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular