
Kata Para Analis Soal Empat Kandidat Gubernur BI Baru
gita rossiana & Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
09 February 2018 16:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan analis ekonomi dan perbankan menilai, nama-nama yang diajukan Presiden untuk menjadi Gubernur Bank Indonesia (BI) merupakan nama-nama yang kompeten. Peluang calon dari sisi internal dan eksternal BI juga sama besarnya.
Chief Economist PT Bank Central Asia (BCA) Tbk David Sumual menjelaskan, kepemimpinan Agus Martowardojo yang pernah menjabat sebagai gubernur Bi sebelumnya sudah tidak perlu diragukan lagi. Pasar-pun, menurut dia menaruh rasa respect terhadap Agus Martowardojo yang berhasil menjaga tingkat inflasi rendah dan stabilitas di sisi moneter.
"Agus Martowardojo juga sempat dianugerahi penghargaan sebagai Gubernur Bank Sentral terbaik se-Asia Pasifik," kata dia kepada CNBC Indonesia melalui sambungan telepon, Jumat (9/2/2018).
Namun permasalahannya, selama ini, belum pernah ada Gubernur Bank Sentral yang menjabat dua periode. Sejarah-pun membuktikan setiap kali ganti rezim, maka akan ganti Gubernur Bank Sentral.
"Berbeda dengan di luar negeri yang Gubernur Bank Sentralnya bisa menjabat tiga kali periode," tegas dia.
Sementara untuk calon lain seperti Perry Warjiyo tidak perlu diragukan lagi karena dia berasal dari internal BI. Sedangkan untuk Chatib Basri dan Bambang Brodjonegoro, menurut David keduanya memiliki pengalaman yang mumpuni di bidang fiskal, moneter dan makro ekonomi.
"Tetapi memang apabila Bambang Brodjonegoro diangkat jadi Gubernur BI, maka perlu ada reshuffle," ungkap dia.
Chief Economist di Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih mengatakan, siapapun nantinya Gubernur BI yang baru diharapkan tetap menjaga kebijakan moneter dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Sekaligus menyeimbangkan kebijakan. Problem kita selama ini adalah CAD (Current Account Deficit/Defisit Transaksi Berjalan), dan sekarang relatif sudah kembali aman 1,8% dari PDB. Tetapi disaat yang sama, kita harus dorong pertumbuhan juga agar lebih tinggi," paparnya.
Untuk keempat kandidat yang sudah ada di meja Presiden Jokowi tersebut memang dinilai sudah berpengalaman dan mumpuni.
"Semuanya positif. Semua sudah mengetahui bidang moneter. Dari sisi kompetensi sudah mumpuni, tinggal bagaimana sekarang meyakinkan DPR terkait dengan program-program kerja. Semuanya saya kira market friendly," kata Dia.
Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro mengatakan volatilitas pasar keuangan dunia tahun ini diprediksikan cukup bergejolak dibandingkan 2017.
"Karena adanya Trump dan respons lanjutan dari kebijakan Bank Sentral AS The Fed. Tugas BI, tetap menjaga keseimbangan inflasi dan kestablian nilai tukar yang akan dijalankan. Menurut saya sekarang, komitmen BI sudah cukup bagus dari kebijakan-kebijakannya," kata Dia.
"Jadi sekarang itu tantangan utama Indonesia itu risiko inflasi. Kalau inflasi melejit, ini akan memengaruhi keputusan BI menentukan kebijakan moeneter. Kalau sekarang memang stancenya sudah loosening, tapi BI berupaya mendorong ekonomi melalui makro prudensial. Jadi tetap supportive terhadap infasi dan nilai tukar," kata Andry lebih jauh tanpa membahas kandidat yang pantas dari keempat calon tersebut.
(dru) Next Article BI: Ketidakpastian Masih Tinggi, Dana Asing Masih Keluar
Chief Economist PT Bank Central Asia (BCA) Tbk David Sumual menjelaskan, kepemimpinan Agus Martowardojo yang pernah menjabat sebagai gubernur Bi sebelumnya sudah tidak perlu diragukan lagi. Pasar-pun, menurut dia menaruh rasa respect terhadap Agus Martowardojo yang berhasil menjaga tingkat inflasi rendah dan stabilitas di sisi moneter.
"Agus Martowardojo juga sempat dianugerahi penghargaan sebagai Gubernur Bank Sentral terbaik se-Asia Pasifik," kata dia kepada CNBC Indonesia melalui sambungan telepon, Jumat (9/2/2018).
"Berbeda dengan di luar negeri yang Gubernur Bank Sentralnya bisa menjabat tiga kali periode," tegas dia.
"Tetapi memang apabila Bambang Brodjonegoro diangkat jadi Gubernur BI, maka perlu ada reshuffle," ungkap dia.
Chief Economist di Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih mengatakan, siapapun nantinya Gubernur BI yang baru diharapkan tetap menjaga kebijakan moneter dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Sekaligus menyeimbangkan kebijakan. Problem kita selama ini adalah CAD (Current Account Deficit/Defisit Transaksi Berjalan), dan sekarang relatif sudah kembali aman 1,8% dari PDB. Tetapi disaat yang sama, kita harus dorong pertumbuhan juga agar lebih tinggi," paparnya.
Untuk keempat kandidat yang sudah ada di meja Presiden Jokowi tersebut memang dinilai sudah berpengalaman dan mumpuni.
"Semuanya positif. Semua sudah mengetahui bidang moneter. Dari sisi kompetensi sudah mumpuni, tinggal bagaimana sekarang meyakinkan DPR terkait dengan program-program kerja. Semuanya saya kira market friendly," kata Dia.
Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro mengatakan volatilitas pasar keuangan dunia tahun ini diprediksikan cukup bergejolak dibandingkan 2017.
"Karena adanya Trump dan respons lanjutan dari kebijakan Bank Sentral AS The Fed. Tugas BI, tetap menjaga keseimbangan inflasi dan kestablian nilai tukar yang akan dijalankan. Menurut saya sekarang, komitmen BI sudah cukup bagus dari kebijakan-kebijakannya," kata Dia.
"Jadi sekarang itu tantangan utama Indonesia itu risiko inflasi. Kalau inflasi melejit, ini akan memengaruhi keputusan BI menentukan kebijakan moeneter. Kalau sekarang memang stancenya sudah loosening, tapi BI berupaya mendorong ekonomi melalui makro prudensial. Jadi tetap supportive terhadap infasi dan nilai tukar," kata Andry lebih jauh tanpa membahas kandidat yang pantas dari keempat calon tersebut.
(dru) Next Article BI: Ketidakpastian Masih Tinggi, Dana Asing Masih Keluar
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular