Serikat Pekerja PLN Dukung Penurunan Harga Batu Bara

Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
07 February 2018 13:44
Serikat Pekerja PT PLN (Persero) mendorong pemerintah memberikan harga batu bara lebih murah untuk menyalakan pembangkit-pembangkit listrik
Foto: CNBC Indonesia/ Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia- Serikat Pekerja PT PLN (Persero) mendorong pemerintah memberikan harga batu bara lebih murah untuk menyalakan pembangkit-pembangkit listrik.

Ketua SP PLN Jumadis Abda mengatakan penggunaan bahan bakar energi lebih murah penting untuk mengendalikan biaya pokok produksi (bpp) listrik. Hal ini sangat berisiko bagi PLN, mengingat Presiden Joko Widodo meminta tak ada kenaikan tarif sementara bahan baku energi semakin mahal.

Batu bara, kata Jumadis, memiliki kontribusi signifikan untuk menyalakan pembangkit listrik. Sebab sebanyak 60% pembangkit eksisting saat ini, baik yang dioperasikan oleh PLN maupun Independent Power Producer (IPP) menggunakan komoditas tersebut.

Ini bukan berarti PLN menolak adanya harga batu bara acuan (HBA). Menurut Jumadis, HBA silakan diterapkan untuk batu bara yang diekspor, namun untuk yang dipakai di dalam negeri sebaiknya disesuaikan dengan harda domestik. "PLN jangan ikuti mekanisme pasar, karena batu bara milik Indonesia sendiri," ujarnya, Rabu (07/02/2018).

SP PLN juga meminta pemerintah untuk mengevaluasi dan menurunkan harga gas untuk domestik, minimal sama dengan harga di Malaysia yakni US$ 4,7 per juta british thermal unit (MMBTU).



Bila kedua energi primer ini bisa ditekan harganya, Ia menghitung BPP tarif listrik juga akan ikut turun dan berdampak pada penurunan tarif listrik. "Bila energi primer bisa dikelola dengan baik, PLN bisa hemat hingga Rp 40 triliun. Apalagi kalau PLN bisa efisiensi."

Kebutuhan batu bara untuk pembangkit PLN maupun IPP diperkirakan mencapai hingga 80 juta ton dalam setahun. Sementara harga batu bara untuk Februari 2018 sudah mencapai US$ 100,69 per ton.

Terkait penurunan harga batu bara ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Senin (05/02) sudah mempertemukan pihak pengusaha dan PLN untuk mencari solusi dari naiknya harga batu bara.

Belum ada putusan dari pertemuan tersebut, karena kedua belah pihak masih menjelaskan posisi masing. "Bisnis batu bara harganya turun selama 3 tahun lebih, baru mulai naik pertengahan tahun lalu. Kami dihadapai seperti ini, sementara PLN juga konsumen penting buat kami," ujar Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia.

Menurut Hendra, permintaan dari PLN harga batu bara untuk pembangkit bisa di kisaran US$ 60 dolar per ton, harga ini berlaku untuk jangka waktu pendek. Usul sementara untuk menyelesaikan permasalahan ini PLN akan bicara dengan masing-masing kontraktor secara business to business. "Nanti kalau secara b to b juga tidak ketemu, didiskusikan lagi," katanya.
(gus/gus) Next Article Harga Batu Bara Naik, PLN Tombok Rp 14 Triliun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular