
Pengamat: Tahun Politik Akan Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
05 February 2018 19:00

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengamat ekonomi Chatib Basri mengatakan, tahun politik di 2018 akan mampu dongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,2%-5,3%. Pada tahun 2017 ekonomi Indonesia tumbuh 5,07%.
Chatib mengatakan pada tahun politik ini konsumsi dan daya beli masyarakat akan meningkat berasal dari partai politik yang melakukan kampanye secara besar-besaran.
“Pilkada (pemilihan umum kepada daerah) itu akan banyak uang buat kampanye jadi mendorong daya beli masyarakat. Belum lagi pemilihan Presiden, di September 208 setidaknya udah announce (pengumuman) kandidat Presiden. Jadi efek dari spending (pengeluaran) itu juga akan naik,” ujar Chatib di The Ritz Carlton Hotel, Senin (2/5/2017).
Selain itu, naiknya harga komoditas batubara dan minyak sawit atau crude palm oil (CPO) diperkirakan meningkatkan perumbuhan ekonomi Indonesia melalui ekspor.
“Jadi salah satu sumber dalam pertumbuhan itu ekspor, karena dorongan nilai harga batubara dan juga CPO bisa lebih baik dibandingkan tahun lalu, itu meningkatkan investasi yang pada akhirnya mendorong daya beli masyarakat naik,” tambah Chatib.
Program padat karya yang dilakukan pemerintah merupakan faktor pendorong lainnya dalam menumbuhkan ekonomi Indonesia di 2018.
Dengan program padat karya tersebut, kelompok masyarakat miskin di Indonesia akan menurun karena memiliki pendapatan yang lebih baik serta mendorong konsumsi belanja yang terus naik.
“Program dari pemerintah dengan padat karya tunai tersebut kelompok miskin bisa nabung, jadi kalau misalnya dia belanja kan permintaan naik,” tambah Chatib.
Namun pihaknya menargetkan, di tahun ini pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai sekitar 5,2-5,3% atau lebih kecil dari target pemerintah yaitu sekitar 5,4% di 2018.
“Tahun ini karena bisa kekontrol, nilai pertumbuhan ekonomi say piker 5,2 atau 5,3%,” tambah Chatib.
(roy/roy) Next Article Kenaikan Anggaran Pertahanan China Salip Pertumbuhan PDB
Chatib mengatakan pada tahun politik ini konsumsi dan daya beli masyarakat akan meningkat berasal dari partai politik yang melakukan kampanye secara besar-besaran.
“Pilkada (pemilihan umum kepada daerah) itu akan banyak uang buat kampanye jadi mendorong daya beli masyarakat. Belum lagi pemilihan Presiden, di September 208 setidaknya udah announce (pengumuman) kandidat Presiden. Jadi efek dari spending (pengeluaran) itu juga akan naik,” ujar Chatib di The Ritz Carlton Hotel, Senin (2/5/2017).
“Jadi salah satu sumber dalam pertumbuhan itu ekspor, karena dorongan nilai harga batubara dan juga CPO bisa lebih baik dibandingkan tahun lalu, itu meningkatkan investasi yang pada akhirnya mendorong daya beli masyarakat naik,” tambah Chatib.
Program padat karya yang dilakukan pemerintah merupakan faktor pendorong lainnya dalam menumbuhkan ekonomi Indonesia di 2018.
Dengan program padat karya tersebut, kelompok masyarakat miskin di Indonesia akan menurun karena memiliki pendapatan yang lebih baik serta mendorong konsumsi belanja yang terus naik.
“Program dari pemerintah dengan padat karya tunai tersebut kelompok miskin bisa nabung, jadi kalau misalnya dia belanja kan permintaan naik,” tambah Chatib.
Namun pihaknya menargetkan, di tahun ini pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai sekitar 5,2-5,3% atau lebih kecil dari target pemerintah yaitu sekitar 5,4% di 2018.
“Tahun ini karena bisa kekontrol, nilai pertumbuhan ekonomi say piker 5,2 atau 5,3%,” tambah Chatib.
(roy/roy) Next Article Kenaikan Anggaran Pertahanan China Salip Pertumbuhan PDB
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular