Titik Terang Ekonomi RI Terlihat, Bisa Redup Gara-Gara Ini!

Maikel Jefriando, CNBC Indonesia
07 April 2021 18:10
Kemacetan saat PPKM di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa, (9/3/2021). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Kemacetan saat PPKM di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa, (9/3/2021). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri dalam negeri mulai menggeliat saat memasuki kuartal II-2021, ditopang oleh meningkatnya mobilitas masyarakat dengan ditandai kemacetan jalan di kota-kota besar beberapa waktu terakhir.

Apakah ini menjadi titik terang dalam pemulihan ekonomi nasional? Dari sisi sektor manufaktur, di atas kertas memang ada tanda-tanda ke arah positif.

"Kabar bagus datang dari industri manufaktur yang alami pemulihan, ada peningkatan PMI," kata ekonom senior Chatib Basri kepada CNBC Indonesia, Rabu (7/4/2021)

PMI adalah Purchasing Managers' Index (PMI) yang mengukur perkembangan aktivitas manufaktur pada setiap negara yang dilakukan oleh IHS Markit sejak 2011. Maret 2021 PMI Indonesia mencapai 53,2.

Data tersebut menunjukkan perusahaan di dalam negeri terus meningkatkan aktivitas pembeliannya sementara sektor ketenagakerjaan cenderung stabil setelah setahun terakhir menurun.

Peningkatan PMI dipicu oleh semakin tingginya permintaan masyarakat. Dalam bahasa sederhananya masyarakat sekarang sudah berani keluar rumah dan belanja. Baik untuk pusat perbelanjaan maupun rekreasi ke luar kota.

Terlihat dari kondisi lalu lintas di Jabodetabek yang mulai padat. Bahkan ketika libur panjang, lalu lintas menuju ke luar Jabodetabek sempat macet. Seperti di tol Cikampek akhir pekan kemarin yang sempat ditutup selama 1,5 jam.

Sesuai dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS). Mobilitas pada sektor perdagangan retail dan rekreasi adalah -17% lebih rendah jika dibandingkan pada bulan Februari 2021 sebesar -22,2% dan Januari -24,3%.

Chatib memandang setiap peningkatan mobilitas, maka belanja dari masyarakat meningkat. Sayangnya di satu sisi ada kelemahan protokol kesehatan, sehingga penyebaran kasus covid juga ikut melonjak.

Akan tetapi kasus positif covid sekarang terlihat melandai meskipun tingkat mobilitas meningkat. "Ini adalah gejala yang baik yang menunjukkan pemulihan terjadi," jelas mantan Menteri Keuangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut.

Chatib memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal I diperkirakan masih kontraksi namun sudah mendekati 0%.
Sementara kuartal II melonjak di atas 5% dan keseluruhan tahun 3-4%.

Faktor pendorong peningkatan mobilitas juga dipengaruhi oleh kecepatan vaksinasi oleh pemerintah yang sudah di atas 10 juta orang.

Industri otomotif adalah salah satu sektor yang alami pemulihan. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dilaporkan ke Kementerian Perindustrian, menunjukkan lonjakan penjualan mobil 140% pada Maret 2021. Gaikindo memperkirakan di akhir tahun, penjualan bisa mencapai 750 ribu unit.

Sektor lainnya yang turut pulih adalah ritel. Dewan Penasihat Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Tutum Rahanta. Sektor ritel sudah alami perbaikan sejak awal tahun. Khususnya untuk restauran dan penjualan barang yang berkaitan dengan gaya hidup.

"Penjualan ritel ada perbaikan tapi belum bisa mengembalikan dari posisi normal," kata Tutum kepada CNBC Indonesia pada kesempatan berbeda.

Namun, titik terang pemulihan ekonomi bisa kembali meredup apabila kasus positif covid-19 kembali melonjak. Selain kebijakan dari pemerintah, upaya masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan dengan benar juga sangat menentukan.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pak Jokowi Hati-hati Nih! Ekonomi RI Masih Rawan Banget

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular