Ekonom: Realisasi Pertumbuhan Ekonomi 2017 di Kisaran 5%

Shuliya Ratanavara, CNBC Indonesia
04 February 2018 17:08
Realisasi pertumbuhan ekonomi sepanjang 2017 diperkirakan hanya ada di kisaran 5%
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia- Realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2017 akan segera dirilis. Meski Menteri Keuangan Sri Mulyani memasang target yang cukup optimis pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,15%-5,17% pada kuartal IV 2017, pengamat ekonomi mengatakan realisasinya hanya berada sedikit di bawah 5,1%.

Hal tersebut disampaikan Ekonom CIMB Adrian Panggabean. Menurut Adrian, melihat tren pertumbuhan ekonomi kuartalan sepanjang tahun yang rata-rata hanya tumbuh 5,03%, ia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2017 juga akan berada di kisaran yang sama.



"Saya kira mungkin enggak (5,15%-1,17%) karena kalo estimasi saya sejak awal itu 5,1%. Selama ini pertumbuhan ekonomi indonesia 5,03, jadi saya kira pertumbuhan kuartal IV itu sekitar 5,1 atau sedikit di bawah itu," jelas Adrian kepada CNBC Indonesia, Minggu (04/02/2018).

Target yang sama juga ia pasang untuk realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2017. Ia menjelaskan pertumbuhan ekonomi yang betah berada di kisaran 5% disebabkan oleh tingkat konsumsi masyarakat yang juga berada di kisaran yang sama.

Sementara, salah satu faktor yang menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017 adalah peningkatan investasi di bidang investasi dan konstruksi yang sedikit meningkat dari tahun 2016.

"Kontributor ketiga itu adalah ekspor netto. Harga komoditas selama tahun 2017, persisnya dari Januari sampai April itu naik. Meskipun dari Mei sampai desember kenaikannya lebih stabil dan tidak setajam di awal tahun," jelas Adrian.

2018 Minim Katalis

Lebih lanjut, ia menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 juga belum akan sesuai dengan target pemerintah dalam APBN 2018 sebesar 5,4%. "Saya melihat pertumbuhan ekonomi 2018 itu paling 5,2% karena tidak ada katalis. Katalis fiskalnya enggak, katalis moneter sudah enggak ada. Sudah enggak mungkin turun lagi suku bunga, penerimaan pajak sudah susah naik," jelas Adrian.

Adapun, terkait pelaksanaan Pilkada serentak yang oleh banyak pihak diprediksi akan mendorong konsumsi masyarakat, Adrian berpendapat kegiatan politik dalam negeri tidak akan terlalu banyak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Observasi kami selama tiga periode tahun politik selama 15 tahun terakhir menunjukan pertumbuhan ekonomi masih lebih banyak dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global. Apalagi Indonesia merupakan negara penghasil komoditas. Sehingga pertumbuhannya masih sangat bergantung kepada harga komoditas," kata Adrian.

 


(gus/gus) Next Article Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Tumbuh Sampai 8%! Yakin, Ibu?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular