Tetap Waspada! Sri Mulyani Sebut Ada 5 Ancaman Ekonomi Dunia

Lidya Julita Sembiring-Kembaren, CNBC Indonesia
25 May 2021 09:03
Konferens Pers hasil rapat berkala II KSSK Tahun 2021. (Tangkapan layar Youtube Kemenkeu)
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (Tangkapan layar Youtube Kemenkeu)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan soal potensi dan risiko yang menanungi perekonomian dunia saat ini. Banyak kabar baik, tetapi ada sejumlah hal yang patut diwaspadao.

"Ekonomi global, ada faktor positif yang akan kita dijadikan landasan. Namun ada risiko yang harus diwaspadai," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita edisi Mei 2021, Selasa (25/5/2021).

Kabar positif dari perekonomian global, lanjut Sri Mulyani, adalah pemulihan yang terlihat di sejumlah negara. Amerika Serikat dan China, dua kekuatan ekonomi terbesar dunia, sudah membukukan pertumbuhan ekonomi positif.

"Tidak hanya itu, beberapa negara seperti Singapura, Korea Selatan, Prancis, dan Taiwan menunjukkan adanya rebound. Meski ada pengetatan di Singapura karena ancaman Covid-19 yang akan mempengaruhi pemulihan pada kuartal II," sebut Sri Mulyani.

Kabar baik lainnya, tambah Sri Mulyani, adalah pasar keuangan global sudah menunjukkan stabilitas. Tekanan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS mulai mereda pada April dan arus modal kembali masuk ke negara-negara berkembang. Volatilitas di pasar keuangan sudah jauh menurun.

"Harga komoditas juga melonjak," ujar Sri Mulyani.

Akan tetapi, Sri Mulyani menggarisbawahi ada sejumlah risiko yang patut diwaspadai. Setidaknya ada lima risiko yang perlu dimonitor yatu:

  1. Gelombang Covid-19 pada April sehingga mempengaruhi prospek ekonomi kuartal II-2021.
  2. Varian baru Covd-19 yang membuat efektivitas vaksin dipertanyakan.
  3. Kecepatan vaksinasi dan akses vaksin yang tidak merata, terjadi proteksionisme karena setiap negara ingin mengamankan stok.
  4. Pertumbuhan ekonomi belum merata, masih ada negara yang tumbuh negatif.
  5. Inflasi AS mencapai 4,2%, angka yang tinggi dan menimbulkan rasa was-was di sektor keuangan.


(aji/aji) Next Article BI Pangkas Proyeksi PDB RI, Sri Mulyani: Kami Masih 4,5-5,3%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular