Asosiasi Trader : Harga Gas Mahal Bukan di Hilir

Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
16 January 2018 17:15
Asosiasi trader membantah mahalnya harga gas selama ini karena kehadiran mereka di jalur distribusi
Foto: Dokumentasi ESDM
  • "85% harga gas dipengaruhi oleh hulu. Tapi pemerintah tidak pernah mencolek hulu," ungkap Sabrun Jamil, Ketua Umum Indonesian National Gas Trader (INGTA)
  • Trader kecewa dengan ketatnya margin biaya niaga, tapi apresiasi soal tingkat pengembalian investasi yang dinaikkan ke 11%


Jakarta, CNBC Indonesia- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) No. 58 tahun 2017 tentang harga jual gas bumi melalui pipa. Namun, pengusaha tidak sepenuhnya puas dengan kebijakan tersebut.

Kepala Badan Pelaksana Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Fansrullah Asa mengatakan salah satu tujuan diterbitkannya aturan itu adalah menekan harga gas supaya sentuh single digit ke konsumen.


Fansrullah menilai salah satu yang membuat harga gas mahal adalah adanya trader atau pedagang gas yang hadir secara bertingkat di sektor hilir.

Tetapi hal tersebut dibantah oleh Ketua Umum Indonesian Natural Gas Trader Association (INGTA) Sabrun Jamil. “Harga hilir kecil sekali spread-nya. Sebetulnya hulu lebih berpengaruh karena 85% harga gas dipengaruhi hulu. Tapi, pemerintah tidak pernah mencolek hulu,” ungkap Sabrun kepada CNBC Indonesia, Selasa (16/1/2018).

Soal isi aturan menteri yang baru diterbitkan, Sabrun mengaku masih kurang puas meskipun angka margin sebesar 7% yang disebut dalam aturan hasil kesepakatan bersama antara pemerintah dan para pemangku kepentingan, termasuk asosiasi trader.

“Ya angka yang keluar itu jalan tengah dari stakeholder. Kalau dibilang puas atau tidak, dengan situasi sekarang ya puas tidak puas,” ungkap Sabrun.

Dia mengaku aturan tersebut berdampak pada  terbatasnya magin pengusaha (trader). Dalam aturan tertuang biaya niaga paling besar adalah 7% dari harga gas bumi, yang dinilai kecil karena itu sudah termasuk untuk mengganti biaya operasional dan lainnya.

Kecilnya margin ini, kata Sabrun, agak tertutupi karena ada sedikit kelonggaran untuk pengusaha yaitu dalam aturan tingkat pengembalian investasi (internal rate of return/IRR) yang mencapai 11% berdasarkan mata uang dolar Amerika Serikat. “Biasanya kan dolar AS di market 7%, kami mendapat 11%. Jadi ada spread sebesar 4%,” kata Sabrun.
(gus/gus) Next Article ESDM Terbitkan Aturan untuk Batasi Margin Trader Gas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular