
Perhatian! Ini Dia 4 Saham Pilihan Bisa Beri Cuan di Atas 20%

Di antara saham konstituen indeks acuan LQ45, harga saham LQ45 menempati posisi kedua saham dengan koreksi paling besar secara tahun berjalan.
Koreksi besar-besaran saham PGAS sejatinya terjadi bukan karena kinerja perusahaan yang sangat terpukul oleh pandemi virus corona akan tetapi karena posisi PGAS yang memasuki tahun 2020 dengan kondisi 'babak belur'. Sejatinya PGAS sudah terkoreksi parah sejak awal tahun bahkan sebelum virus corona tiba di Indonesia.
PGAS terkena pukulan ganda sebab saham ini merupakan salah satu saham dengan portofolio kepemilikan besar oleh perusahaan aset manajemen yang bermasalah karena menawarkan bunga tetap dan diwajibkan untuk dilikuidisasi portofolionya oleh OJK.
Tentu saja ketika ada penjualan saham dalam jumlah besar secara langsung ke pasar reguler maka wajar apabila harga saham tersebut akan tertekan.
Dengan koreksi sebesar 34,79% secara tahun berjalan hal ini menunjukkan potensi kenaikan yang sangat fantastis yakni sebesar 53,35%. Hal ini tentunya baru bisa dicapai apabila harga PGN kembali ke level awal tahun.
Secara fundamental, sebenarnya harga PGAS masih tergolong murah. Apabila menggunakan metode valuasi PER berada di angka 179 kali hal ini karena perseroan belum merilis kinerja kuartal ketiganya dan kinerja kuartal kedua perusahaan membukukan rugi bersih sehingga PER terkesan buruk dan belum pulih dari nCov-19.
Meskipun demikian, valuasi PBV berada di angka 0,96 kali yang masih jauh berada di bawah rata-rata industri di angka 3,7 kali.
Selain itu PBV PGAS juga masih berada di bawah rata-rata PBV-nya selama 3 tahun terakhir yang berada di angka 1,23 kali yang menunjukkan potensi kenaikan sebesar 28,12% apabila harga PGAS kembali ke level rata-rata PBVnya selama 3 tahun terakhir.
Analisis Teknikal
![]() Grafik Teknikal |
Pergerakan PGAS dengan menggunakan periode harian (daily) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, PGAS berada di area batas atas dengan BB yang kembali melebar yang menunjukkan pergerakan harga PGAS selanjutnya masih akan volatil.
Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 1.475 apabila konsisten menembus level ini maka harga saham PGAS berpotensi kembali menguat ke level 1.520.
Sementara itu untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 1.350 apabila level ini berhasil ditembus PGAS berpotensi kembali anjlok ke level 1.280.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 76 yang menunjukkan adanya indikator jenuh beli serta yang biasanya menandakan pergerakan PGAS selanjutnya akan cenderung terdepresiasi akan tetapi apabila momentum sedang kuat, RSI biasanya dapat bertahan di area jenuh beli dalam waktu yang lama.
Kuatnya momentum sendiri ditunjukkan oleh indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan indikator MACD di wilayah positif, yang menunjukkan momentum PGAS sedang kuat.
PGAS perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.