Perhatian! Ini Dia 4 Saham Pilihan Bisa Beri Cuan di Atas 20%

Tri Putra, CNBC Indonesia
26 November 2020 13:34
Bank Mandiri
Foto: Pengunjung mempelajari platform investasi digital di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Di antara saham unggulan sektor finansial, Tim Riset CNBC Indonesia menjagokan Bank Mandiri akan masih mampu terbang puluhan persen karena berberapa sentimen global, sektoral, hingga spesifik, serta valuasi harga BMRI yang masih tergolong murah.

Dari sentimen vaksin secara umum, status sektor finansial sebagai saham siklus tentunya menjadi daya tarik tersendiri.

Ini artinya apabila roda perekonomian dapat berputar kembali dengan normal saham dengan munculnya vaksin Covid-19, sektor siklus akan lebih diuntungkan dari sektor lain karena sektor perbankan sangat bergantung terhadap geraknya roda perekonomian.

Dengan roda ekonomi yang mulai kembali normal, urat nadi sektor perbankan yang merupakan penyaluran kredit akan kembali lancar dan kredit-kredit yang bermasalah akibat nCov-19 dapat berkurang sehingga pencadangan dapat dikurangi dan laba bersih akan meningkat.

Selanjutnya secara spesifik pemangkasan suku bunga acuan oleh BI juga secara historis menguntungkan sektor perbankan, karena dengan rendahnya suku bunga maka tingkat kredit akan kembali mampu di genjot.

Sentimen positif secara spesifik datang dari aksi korporasi merger PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS). Ketika nantinya pada Februari 2021 BRIS selesai di merger, Bank Mandiri lah yang akan menjadi pengendali bank hasil leburan tersebut.

Karena Bank Mandiri yang menjadi pengendali maka nantinya aset BRIS bisa dikonsolidasikan ke laporan keuangan BMRI sehingga asetnya akan meningkat.

Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi nantinya BMRI akan mampu menjadi bank dengan aset terbesar di Indonesia apabila merger BRIS berjalan lancar. Tentunya ini menjadi sentimen positif bagi Bank Mandiri.

Secara fundamental, sejatinya harga BMRI masih tergolong murah. Apabila menggunakan metode valuasi harga dibandingkan dengan laba bersihnya (PER) BMRI berada di angka 16,28 kali masih berada di bawah rata-rata industri di angka 24,4 kali.

Sedangkan valuasi harga di banding nilai buku (PBV) BMRI berada di angka 1,65 kali juga berada di bawah rata-rata industri di angka 1,7 kali.
Selain itu PBV BMRI juga masih berada di bawah rata-rata PBV-nya selama 3 tahun terakhir yang berada di angka 1,96 kali yang menunjukkan potensi kenaikan sebesar 18,78% apabila harga BMRI kembali ke level rata-rata PBVnya selama 3 tahun terakhir.

Dilansir dari Refinitiv, nilai intrinsik BMRI menggunakan metode valuasi StarMine Projection Model berada di angka Rp 8.350/unit yang menunjukkan potensi keuntungan sebesar 27,96% apabila BMRI naik ke level intrinsiknya.

Selanjutnya harga BMRI secara tahun berjalan masih terkoreksi 14,98% yang menunjukkan potensi kenaikan sebesar 17,62% apabila saham BMRI kembali ke level awal tahun.

Analisis Teknikal

Grafik TeknikalFoto: Tri Putra/CNBC Indonesia
Grafik Teknikal

Pergerakan BMRI dengan menggunakan periode harian (daily) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, BMRI berada di area batas atas dengan BB yang kembali menyempit.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.650 apabila konsisten menembus level ini maka harga saham BMRI berpotensi kembali menguat ke level 6.800.

Sementara itu untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.400 apabila level ini berhasil ditembus BMRI berpotensi kembali anjlok ke level 6.225.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 67 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli ataupun jenuh jual akan tetapi RSI terkonsolidasi naik setelah sebelumnya mendekati area jenuh jual sehingga pergerakan BMRI selanjutnya berpotensi terapresiasi.

Meskipun demikian muncul candlestick shooting star pada tren kenaikan BMRI sehingga biasanya menujukkan akan adanya pembalikan arah alias reversal yang menandakan BMRI akan terkoreksi.

BMRI perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

(trp/hps)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular