Jangan Asal Beli Kalau Gak Mau Rugi, Ini Tips Investasi Emas

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
13 August 2020 15:38
Ilustrasi emas (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi emas (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emas sedang berkilau cemerlang di tahun ini, bahkan sebenarnya sejak tahun lalu. Harga emas dunia meroket hingga mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada pekan lalu, dampaknya harga logam mulia di dalam negeri juga terkerek naik ke rekor termahal.

Berdasarkan data Refinitiv, emas dunia mencapai rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.072,49/troy ons, pada Jumat (7/8/2020) pekan lalu. Jika dilihat posisi akhir 2019 di US$ 1.517,01/troy ons, artinya harga emas dunia meroket 36,62%.

Sementara itu emas batangan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk. atau yang biasa dikenal dengan emas Antam dengan berat 1 gram mencapai rekor tertinggi Rp 1.065.000/batang juga di hari yang sama. Posisi akhir 2019 sebesar Rp 771.000/batang, artinya melesat 38,13%.

Kenaikan tajam tersebut tentunya membuat para pelaku pasar tergiur untuk menjadikan emas sebagai investasi. Tetapi, jangan buru-buru menjadikan emas sebagai investasi, pahami dulu kenapa harga emas bisa melesat begitu tajam di tahun ini, dan bagaimana pergerakan sebelumnya.

Selain itu, perlu diketahui juga biaya yang dikeluarkan dalam berinvestasi emas. Biaya penyimpanan emas batangan misalnya, bisa saja emas disimpan di rumah, tetapi tingkat keamanannya kurang, dibandingkan jika disimpan di Safe Deposit Box di bank.

Sehingga biaya penyimpanan tersebut harus diperhitungkan. Harga emas juga berbeda-beda, emas Antam dengan berat 1 gram akan lebih mahal dibandingkan dengan berat 100 gram jika dilihat harga per gramnya.

Harga emas Antam hari ini, Kamis (13/8.2020) misalnya, berdasarkan data dari situs resmi logammulia.com, emas batangan 1 gram hari ini dibanderol Rp 1.028.000/batang.

Sementara itu emas batangan 100 gram yang biasa menjadi acuan hari ini dihargai Rp 97.012.000/batang atau Rp 970.120/gram.

Ada selisih yang cukup besar, sehingga membeli emas batangan dengan berat 100 gram akan lebih menguntungkan ketimbang membeli 1 gram, memang perlu modal yang besar.

Di samping itu, emas merupakan aset tanpa imbal hasil, sehingga cuan yang diperoleh dari berinvestasi emas hanya dari selisih harga saat membeli emas, dan saat akan menjual kembali.

Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui proyeksi harga emas di masa yang akan datang sebelum berinvestasi emas. Jangan sampai setelah membeli emas harganya malah terus menurun. Proyeksi harga emas dunia bisa menjadi acuan apakah harga logam mulia di dalam negeri ke depannya akan naik lagi, atau justru berbalik turun. 

Sebelum memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa di tahun ini, rekor emas dunia sebelumnya US$ 1.920.3/troy ons, yang dicapai pada September 2011. Nyaris satu dekade kemudian rekor itu baru pecah.

Setelah mencapai rekor tersebut, harga emas dunia justru terus menurun hingga mencapai titik terendah US$ 1.045,85/troy ons pada 3 Desember 2015. Artinya, jika dilihat dari rekor tertinggi hingga ke level terendah tersebut, harga emas dunia ambrol 45,54% dalam tempo 4 tahun.

Kondisi perekonomian AS serta kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menjadi "aktor" utama dibalik pergerakan emas ke rekor tertinggi sepanjang masa, hingga akhirnya menukik "jatuh dari langit" baik itu dulu maupun sekarang.

Di tahun 2008, Amerika Serikat mengalami resesi, yang memicu krisis finansial global. Guna membangkitkan perekonomian, The Fed memangkas suku bunga hingga 0,25%, dan menggelontorkan stimulus moneter dengan program pembelian aset (obligasi pemerintah dan surat berharga lainnya) atau yang dikenal dengan istilah quantitative easing (QE).

Saat itu, QE dilakukan dalam 3 periode. QE 1 dilakukan mulai November 2008, kemudian QE 2 mulai November 2010, dan QE 3 pada September 2012.

Emas dunia mencapai periode kejayaannya saat QE 2 berlangsung. Sementara masa kemerosotan dimulai tepat sebulan setelah QE 3 dimulai. Sebabnya, perekonomian Amerika Serikat yang mulai membaik, dan ada isu jika QE akan segera dihentikan dalam waktu dekat.

Pada pertengahan tahun 2013 The Fed yang saat itu dipimpin Ben Bernanke akhirnya mengeluarkan wacana untuk mengurangi (tapering) QE. Sah, masa kejayaan emas berakhir, baru sebatas wacana saja harga emas langsung merosot tajam.

Saat wacana tersebut muncul dolar AS menjadi begitu perkasa, hingga ada istilah "taper tantrum". Maklum saja, sejak diterapkan suku bunga rendah serta QE, nilai tukar dolar AS terus merosot.

Sehingga saat muncul wacana pengurangan QE hingga akhirnya dihentikan dolar AS langsung mengamuk, "taper tantrum", mata uang lainnya dibuat rontok oleh the greenback. Penguatan dolar tersebut menambah pukulan bagi emas.

"Bahan bakar" emas untuk menguat, resesi, suku bunga rendah dan QE, serta pelemahan dolar AS satu per satu per satu mulai hilang. Perekonomian AS membaik, QE dihentikan pada pertengahan 2014, suku bunga dinaikkan pada Desember 2015, dan dolar AS menguat, emas pun terpukul hebat.

Situasi saat itu sangat mirip dengan tahun ini, AS resesi, The Fed menerapkan suku bunga rendah dan QE, dolar AS pun ambrol belakangan ini. Seandainya situasi mulai berbalik (dan sudah mulai ada tanda-tanda ekonomi AS bangkit) maka patut bersiap melihat harga emas menukik dari angkasa untuk kedua kalinya.

Satu hal yang membedakan kondisi 2008 dan 2020 adalah pemicu resesi saat ini adalah pandemi penyakit virus corona (Covid-19). AS sampai saat ini masih mengalami peningkatan kasus Covid-19, sehingga pemulihan ekonominya terancam berjalan dengan lambat.

Oleh karena itu, nasib emas saat ini akan ditentukan si virus corona, apakah berhasil diredam, ataukah akhirnya vaksin ditemukan sehingga semua perlahan kembali normal, atau malah semakin mengganas yang dapat memicu resesi panjang.

Pergerakan harga emas dunia sangat mempengaruhi harga logam mulai di dalam negeri. Ketika emas dunia naik, maka harga emas batangan cenderung mengikuti.

Harga emas dunia menukik tajam dari rekor tertinggi sepanjang masa pada hari Selasa. Melansir data Refinitiv, di hari Selasa harga emas dunia merosot US$ 116 atau 5,72% ke US$ 1.911,24/troy ons di pasar spot.

Akibatnya, pada Rabu kemarin, harga emas Antam turun Rp 30.000/gram. Sehingga sebelum berinvestasi emas batangan, ada baiknya melihat prediksi harga emas dunia.

Lantas, apa kata para analis mengenai kemerosotan emas?

"Emas berada dalam posisi yang belum pernah dicapai sebelumnya, penurunan tajam kemarin menunjukkan volatilitas harga emas kemungkian masih akan terjadi dalam beberapa waktu ke depan," kata Vivek Dhar, analis komoditas pertambangan dan energi dari Commoniwealth Bank of Australia dalam sebuah catatan yang dikutip CNBC International.

Volatilitas tinggi artinya harga emas dunia kemungkinan masih akan merosot tajam, tetapi tidak menutup kemungkinan kembali melesat. Maka bersiap untuk melihat harga dunia turun atau naik dengan cukup signifikan, dan diikuti oleh emas Antam.

Kemudian Carsten Fritsch, analis dari Commerzbank sebagaimana dikutip Kitco mengatakan koreksi tajam pada emas yang selama ini dinanti akhirnya dimulai, tetapi jangan gentar karena rally harga emas dunia akan kembali berlanjut katanya.

Sejauh ini, memang belum ada perubahan proyeksi dari para analis, harga emas dunia diramal masih akan terus menguat.

Barry Dawes, dari Martin Place Securities, memproyeksikan dalam dua tahun ke depan harga emas disebut akan mencapai US$ 3.500/troy ons.

Ole Hansen, Kepala Ahli Strategi Komoditas di Saxo Bank, memprediksi emas akan mencetak rekor tertinggi pada tahun depan, dan jangka panjang emas akan mencapai US$ 4.000/troy ons.

Analis lainnya, Jurge Kiener dari Swiss Asia Capital bahkan lebih bullish lagi. Secara teknikal ia melihat ada peluang emas mencapai US$ 8.000/troy ons. Sementara Dan Olivier, pendiri Myrmikan Capital, yang memprediksi emas akan mencapai US$ 10.000/troy ons. Meski tidak disebutkan kapan emas akan mencapai level yang saat ini terlihat ekstrem tersebut.

Investor yang risk taker tentu melihat kemerosotan emas dunia dan emas Antam sebagai belakangan ini sebagai peluang untuk beli. Sementara trader dan investor yang konservatif sepertinya akan menganalisa situasi dan melihat perkembangan terlebih dahulu.

Apalagi, setelah muncul tanda-tanda kebangkitan ekonomi AS, dan perkembangan vaksin terbaru. Semakin banyak tanda kebangkitan ekonomi AS maka laju emas untuk terus naik akan semakin berat. Apalagi jika sampai vaksin virus corona benar-benar ditemukan maka akan menjadi game changer, bukannya beli, trader dan investor kemungkinan akan jual emas.

Yung-yu Ma, kepala strategi investasi di BMO Wealth Management, mengatakan ada 2 faktor yang membuat emas akan berubah arah, yakni vaksin dan Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden AS pada bulan November.

Efek Pemilu dikatakan tergantung bagaimana hasilnya, sementara Jika ada perkembangan positif dari vaksin virus corona, ia melihat emas akan turun hingga ke US$ 1.600/troy ons setelah Pemilu AS. Tetapi ia juga mengatakan emas akan kembali rally di tahun depan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular