
Pasar Saham Bergejolak, Bagaimana Nasib Reksa Dana Saham?
Monica Wareza, CNBC Indonesia
20 May 2019 16:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham domestik sedang mengalami tekanan cukup dalam dalam dua pekan terakhir. Faktor perang dagang, data ekonomi domestik yang buruk dan dinamika politik yang memanas membuat Indeks Harga Saham Gabungan tertekan.
Kondisi tersebut membuat investor was-was dan menghindari pasar saham. Pemodal asing bahkan mengamankan asetnya dari emerging market termasuk Indonesia.
Pelemahan tersebut juga berdampak pada kinerja reksa dana, teritama reksa dana saham, dimana 80% aset dasarnya adalah saham.
Bagaimana strategi berinvestasi reksa dana dalam kondisi pasar tak menentu saat ini?
Direktur Principal Asset Management Mauldy Rauf Makmur mengatakan ada baiknya bagi investor untuk tak panik dalam menanggapi kondisi pasar saat ini. Sebab, kondisi ini hanya bersifat sementara.
"Sebaiknya investor tidak panik dan memahami apa yg terjadi sehingga dapat mengambil keputusan investasi yang tepat," kata Mauldy kepada CNBC Indonesia, Jumat (17/5).
Namun, menurut dia, jika investor kurang merasa nyaman dengan kondisi saat ini bisa saja untuk mengalihkan asetnya yang ada saat ini ke reksa dana dengan resiko yang lebih rendah, seperti reksa dana pasar uang.
Lebih lanjut, Direktur Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo mengatakan kondisi pasar saat ini menilai justru menjadi waktu yang cocok untuk melakukan akumulasi pembelian reksa dana, terutama reksa dana saham karena harganya yang lebih murah.
Kedua bahkan kompak menyebutkan bahwa pembelian bisa dilakukan secara bertahap sebagai bentuk antisipasi dan mendapatkan nilai pembelian yang baik dan sesuai.
"Sebaiknya investor bersabar, berusaha mencari kesempatan untuk menambah posisi di reksa dana saham. kapan lagi membeli reksa dana saham diharga 'diskon'?," kata Soni saat dihubungi CNBC Indonesia.
(hps/hps) Next Article Pahami Profil Risiko Sebelum Memulai Investasi
Kondisi tersebut membuat investor was-was dan menghindari pasar saham. Pemodal asing bahkan mengamankan asetnya dari emerging market termasuk Indonesia.
Pelemahan tersebut juga berdampak pada kinerja reksa dana, teritama reksa dana saham, dimana 80% aset dasarnya adalah saham.
Bagaimana strategi berinvestasi reksa dana dalam kondisi pasar tak menentu saat ini?
"Sebaiknya investor tidak panik dan memahami apa yg terjadi sehingga dapat mengambil keputusan investasi yang tepat," kata Mauldy kepada CNBC Indonesia, Jumat (17/5).
Namun, menurut dia, jika investor kurang merasa nyaman dengan kondisi saat ini bisa saja untuk mengalihkan asetnya yang ada saat ini ke reksa dana dengan resiko yang lebih rendah, seperti reksa dana pasar uang.
Lebih lanjut, Direktur Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo mengatakan kondisi pasar saat ini menilai justru menjadi waktu yang cocok untuk melakukan akumulasi pembelian reksa dana, terutama reksa dana saham karena harganya yang lebih murah.
Kedua bahkan kompak menyebutkan bahwa pembelian bisa dilakukan secara bertahap sebagai bentuk antisipasi dan mendapatkan nilai pembelian yang baik dan sesuai.
"Sebaiknya investor bersabar, berusaha mencari kesempatan untuk menambah posisi di reksa dana saham. kapan lagi membeli reksa dana saham diharga 'diskon'?," kata Soni saat dihubungi CNBC Indonesia.
(hps/hps) Next Article Pahami Profil Risiko Sebelum Memulai Investasi
Most Popular