
Bisnis Digerogoti Fintech, Pegadaian Siapkan Strategi Ini
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
06 August 2018 15:08

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pegadaian (Persero) mencatatkan laba bersih per Juni 2018 mencapai Rp 1,37 triliun atau naik 11% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya atau year on year (YoY). Adapun total penyaluran pinjaman sebesar Rp 38,7 triliun.
Direktur Utama Pegadaian Sunarso mengatakan perseroan juga mencatatkan aset keuangan sebesar Rp 50,7 triliun dengan rasio kredit bermasalah (net performing loan/NPL) sebesar 1,5%.
"Situasi keuangan kami sangat sehat saat ini, dengan rata-rata kredit yang ditempatkan ke nasabah itu rata-rata Rp 5 juta. Modal kami senilai Rp 18,5 triliun hingga Juni 2018 dengan utang yang kami miliki kepada perbankan senilai Rp 30 triliun saja," ujar Sunarso dalam acara penandatanganan kerjasama tangkal gratifikasi dengan KPK, di Gedung Pusat Pegadaian, Senin (6/8/18).
Untuk terus meningkatkan bisnis, Pegadaian sedang melakukan peningkatan porsi protofolio penyaluran pinjaman (outstanding loan/OSL) non-gadai. Targenya, porsinya akan meningkat menjadi 40% pada 2023. Saat ini porsi portofolio OSL untuk non-gadai hanya mencapai 10%.
Sunarso mengatakan kenaikan porsi portofolio non-gadai tersebut menyusul transformasi yang dilakukan oleh perseroan menyikapi munculnya berbagai lembaga teknologi finansial (Fintech) yang diperkirakan dapat menggerus usaha lama seperti Pegadaian.
"Sekarang itu kan porsi portofolio gadai masih 90% sedangkan non-gadai 10% jadi menurut blue print kami sudah bikin hingga 2023 mendatang," ujar Sunarso di Kantor Pusat Pegadaian, Senin (6/8/18).
Sementara itu, perseroan menargetkan untuk memulai melakukan peningkatan portofolio non-gadai tesebut pada awal 2019 mendatang. Transformasi Pegadaian di bisnis non gadai tersbut telah dimulai melalui strategi G-5 Star Generation dengan peluncuran pegadaian digital service (PDS) dalam meningkatkan porsi penyaluran pinjaman ke berbagai aspek masyarakat khususnya kaum muda atau millenials.
"Jadi kami akan merestrukturisasi bisnis disesuaikan dengan tantangan zaman, jadi saya ditugaskan untuk merubah Pegadaian dari sekedar on site menjadi fully finance dan itu juga perintah dari para pemegang saham," tambah Sunarso.
(roy) Next Article Gadai Online Bermunculan, Laba Pegadaian 2017 Jadi Rp 2,5 T
Direktur Utama Pegadaian Sunarso mengatakan perseroan juga mencatatkan aset keuangan sebesar Rp 50,7 triliun dengan rasio kredit bermasalah (net performing loan/NPL) sebesar 1,5%.
Sunarso mengatakan kenaikan porsi portofolio non-gadai tersebut menyusul transformasi yang dilakukan oleh perseroan menyikapi munculnya berbagai lembaga teknologi finansial (Fintech) yang diperkirakan dapat menggerus usaha lama seperti Pegadaian.
"Sekarang itu kan porsi portofolio gadai masih 90% sedangkan non-gadai 10% jadi menurut blue print kami sudah bikin hingga 2023 mendatang," ujar Sunarso di Kantor Pusat Pegadaian, Senin (6/8/18).
Sementara itu, perseroan menargetkan untuk memulai melakukan peningkatan portofolio non-gadai tesebut pada awal 2019 mendatang. Transformasi Pegadaian di bisnis non gadai tersbut telah dimulai melalui strategi G-5 Star Generation dengan peluncuran pegadaian digital service (PDS) dalam meningkatkan porsi penyaluran pinjaman ke berbagai aspek masyarakat khususnya kaum muda atau millenials.
"Jadi kami akan merestrukturisasi bisnis disesuaikan dengan tantangan zaman, jadi saya ditugaskan untuk merubah Pegadaian dari sekedar on site menjadi fully finance dan itu juga perintah dari para pemegang saham," tambah Sunarso.
(roy) Next Article Gadai Online Bermunculan, Laba Pegadaian 2017 Jadi Rp 2,5 T
Most Popular