
Bisnis Pegadaian 'Zaman Now', dari Warung Kopi sampai Hotel
Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
17 April 2018 19:25

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pegadaian agresif mengembangkan bisnis non gadai dengan target pertumbuhan dua kali lipat lebih tinggi daripada bisnis gadai.
Direktur Utama Pegadaian Sunarso mengatakan sampai saat ini portfolio bisnis non gadai masih memiliki porsi 10% dibandingkan dengan seluruh bisnis perusahaan.
"Kami akan naikan agresif sebagai bagian transformasi sebagai financial company. Pada 2023 nanti porsi bisnis gadai dan non gadai 50% : 50%," ujar Sunarso, Selasa (23/4/2018).
Bisnis non gadai dari Pegadaian bertumpu pada perhotelan, penjualan emas, kredit mikro hingga yang terbaru warung kopi bernama The Gade Coffee & Gold, serta bisnis lainnya. Pegadaian telah memiliki 9 hotel yang tersebar di sejumlah kota besar di Indonesia.
Sunarso menambahkan dengan target pertumbuhan yang agresif, maka porsi bisnis non gadai akan meningkat jadi 14% dari total pendapatan pada akhir tahun ini, sementara bisnis non gadai porsinya akan turun ke 86%.
Pada akhir tahun ini, Pegadaian menargetkan aset tumbuh 20,37% atau hampir Rp 10 triliun, dari Rp 48,6 triliun pada akhir 2017 menjadi Rp 58,5 triliun pada 2018. Sementara itu, omzet perseroan ditargetkan meningkat Rp 20 triliun dari Rp 125 triliun pada 2017 menjadi Rp 145 triliun pada akhir 2018.
Adapun outstanding loan Pegadaian ditargetkan menyentuh Rp 45,4 triliun naik 20,74% dari Rp 37,6 triliun.
Target tersebut cukup agresif karena kinerja Pegadaian pada tahun lalu hanya tumbuh single digit. Sementara untuk kuartal I/2018, tutur Sunarso kinerja Pegadaian juga masih tumbuh single digit.
"Pertumbuhan kami (kuartal I/2018) membaik, artinya sudah mendekati double digit," ujar Sunarso.
Sunarso optimistis pertumbuhan Pegadaian akan semakin cepat menjelang bulan suci Ramadan. Selain itu, Pegadaian juga akan mengandalkan produk baru, yakni Gadai Tanah yang akan diluncurkan segera.
(dru) Next Article Pegadaian Incar Nasabah Baru Lewat Layanan Digital
Direktur Utama Pegadaian Sunarso mengatakan sampai saat ini portfolio bisnis non gadai masih memiliki porsi 10% dibandingkan dengan seluruh bisnis perusahaan.
"Kami akan naikan agresif sebagai bagian transformasi sebagai financial company. Pada 2023 nanti porsi bisnis gadai dan non gadai 50% : 50%," ujar Sunarso, Selasa (23/4/2018).
Sunarso menambahkan dengan target pertumbuhan yang agresif, maka porsi bisnis non gadai akan meningkat jadi 14% dari total pendapatan pada akhir tahun ini, sementara bisnis non gadai porsinya akan turun ke 86%.
Pada akhir tahun ini, Pegadaian menargetkan aset tumbuh 20,37% atau hampir Rp 10 triliun, dari Rp 48,6 triliun pada akhir 2017 menjadi Rp 58,5 triliun pada 2018. Sementara itu, omzet perseroan ditargetkan meningkat Rp 20 triliun dari Rp 125 triliun pada 2017 menjadi Rp 145 triliun pada akhir 2018.
Adapun outstanding loan Pegadaian ditargetkan menyentuh Rp 45,4 triliun naik 20,74% dari Rp 37,6 triliun.
Target tersebut cukup agresif karena kinerja Pegadaian pada tahun lalu hanya tumbuh single digit. Sementara untuk kuartal I/2018, tutur Sunarso kinerja Pegadaian juga masih tumbuh single digit.
"Pertumbuhan kami (kuartal I/2018) membaik, artinya sudah mendekati double digit," ujar Sunarso.
Sunarso optimistis pertumbuhan Pegadaian akan semakin cepat menjelang bulan suci Ramadan. Selain itu, Pegadaian juga akan mengandalkan produk baru, yakni Gadai Tanah yang akan diluncurkan segera.
(dru) Next Article Pegadaian Incar Nasabah Baru Lewat Layanan Digital
Most Popular