Pegadaian Incar Nasabah Baru Lewat Layanan Digital
Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
16 March 2018 11:20
Jakarta, CNBC Indonesia- PT Pegadaian (Persero) menargetkan bisa menarik hingga 11,5 juta nasabah pada tahun ini. Salah satu strateginya adalah dengan meningkatkan layanan aplikasi digital.
Direktur Utama PT Pegadaian Sunarso mengatakan kondisi bisnis gadai kini tengah menghadapi persaingan ketat. Ini lantaran terbitnya Peraturan OJK 31/2016 yang memungkinkan masuknya pemain pemain baru di industri pegadaian, hingga marak bermunculan seperti financial technology (fintech).
Untuk itu, Pegadaian mulai menekan strategi seperti meningkatkan kualitas layanan seperti digitalisasi business process, kenyamanan layanan di outlet, revitalisasi gudang & logistik, serta pelayanan prima kepada nasabah.
"Kita berikan aplikasi digital itu kepada nasabah dan laki-laki yang dominan berarti disimpulkan laki-laki itu malas datang ke Pegadaian. Namun, kami optimis dengan strategi yang dijalankan agar Pegadaian tetap dapat mempertahankan pangsa pasar di industri gadai dan mampu mendiversifikasi mesin pertumbuhan pada produk-produk non-gadai," ujar Sunarso kepada CNBC Indonesia.
Pada tahun ini, Pegadaian menargetkan laba bersih sebesar Rp 2,7 triliun, meningkat 7,14 persen dari tahun lalu sebesar Rp2,52 triliun. Di sisi lain, Pegadaian juga menyetor pajak deviden sebesar 1,02 triliun.
Sunarso menjelaskan untuk kebutuhan pendanaan sepanjang tahun ini, Perseroan menerbitkan obligasi berkelanjutan III tahap II dengan nilai total emisi Rp3,5 triliun yang akan digunakan untuk keperluan refinancing obligasi, modal kerja dan pelunasan Surat Utang Pemerintah (SUP) yang jatuh tempo, serta mengejar target Outstanding Loan (OSL) periode 2018.
Selain itu juga menerbitkan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) senilai Rp 500 miliar yang digunakan untuk memperbaiki struktur pendanaan untuk memperoleh cost of fund yang lebih baik.
(gus/gus) Next Article Kaum Milenial Juga Suka Gadai Emas ke Pegadaian
Direktur Utama PT Pegadaian Sunarso mengatakan kondisi bisnis gadai kini tengah menghadapi persaingan ketat. Ini lantaran terbitnya Peraturan OJK 31/2016 yang memungkinkan masuknya pemain pemain baru di industri pegadaian, hingga marak bermunculan seperti financial technology (fintech).
"Kita berikan aplikasi digital itu kepada nasabah dan laki-laki yang dominan berarti disimpulkan laki-laki itu malas datang ke Pegadaian. Namun, kami optimis dengan strategi yang dijalankan agar Pegadaian tetap dapat mempertahankan pangsa pasar di industri gadai dan mampu mendiversifikasi mesin pertumbuhan pada produk-produk non-gadai," ujar Sunarso kepada CNBC Indonesia.
Pada tahun ini, Pegadaian menargetkan laba bersih sebesar Rp 2,7 triliun, meningkat 7,14 persen dari tahun lalu sebesar Rp2,52 triliun. Di sisi lain, Pegadaian juga menyetor pajak deviden sebesar 1,02 triliun.
Sunarso menjelaskan untuk kebutuhan pendanaan sepanjang tahun ini, Perseroan menerbitkan obligasi berkelanjutan III tahap II dengan nilai total emisi Rp3,5 triliun yang akan digunakan untuk keperluan refinancing obligasi, modal kerja dan pelunasan Surat Utang Pemerintah (SUP) yang jatuh tempo, serta mengejar target Outstanding Loan (OSL) periode 2018.
Selain itu juga menerbitkan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) senilai Rp 500 miliar yang digunakan untuk memperbaiki struktur pendanaan untuk memperoleh cost of fund yang lebih baik.
(gus/gus) Next Article Kaum Milenial Juga Suka Gadai Emas ke Pegadaian
Most Popular