Newsletter

Hari Ini Jokowi Beberkan APBN di Tahun Politik & Terakhirnya

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
16 August 2023 05:59
Simak! Ini Dia 5 Fokus Kebijakan Fiskal APBN 2023
Foto: via REUTERS/POOL
  • IHSG menguat pada perdagangan kemarin tetapi rupiah masih hancur lebur diterjang sentimen eksternal
  • Wall Street ditutup di zona merah dengan penurunan hampir 1% di tengah penantian risalah FOMC
  • Pidato Kenegaraan dan Pidato Pengantar Nota Keuangan Jokowi diperkirakan akan menjadi penggerak utama pasar hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia ditutup beragam pada perdagangan kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tetapi nilai tukar rupiah hancur lebur.

Pasar keuangan hair ini diharapkan bisa menutup perdagangan kompak di zona hijau sebelum pasar tutup pada Kamis karena ada Perayaan Hari Kemerdekaan RI. Selengkapnya mengenai sentimen pasar hari ini akan dibahas di halaman 3 dan 4 artikel ini.

IHSG kembali ditutup di zona hijau pada perdagangan Selasa (15/8/2023), meski penguatannya cenderung tipis. IHSG ditutup naik tipis 0,07% ke posisi 6.915,1. IHSG masih bertahan di level psikologis 6.900.

Secara sektoral, ada empat sektor yang menjadi penopang IHSG pada sesi I perdagangan kemarin yakni sektor infrastruktur yang mencapai 5,11%, sektor teknologi sebesar 1,62%, sektor energi sebesar 1,26%, dan sektor properti sebesar 0,98%.

Transaksi IHSG pada penutupan kemarin mencapai Rp10,66 triliun, lebih tinggi dibandingkan transaksi pada perdagangan Senin (14/8/2023) sebesar Rp9,06 triliun. Sebanyak 263 saham naik, 264 turun dan 222 tidak berubah dengan total transaksi 21,26 miliar lembar saham.

Salah satu saham teknologi RI menjadi penopang penguatan IHSG. Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melesat karena pada perdagangan kemarin setelah merilis kinerja keuangan periode semester I 2023.

Selain itu, penguatan IHSG juga ditopang oleh rilisnya data neraca perdagangan Indonesia pada periode Juli 2023. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Neraca perdagangan Indonesia Juli 2023 mengalami surplus US$ 1,31 miliar. Meski surplus berlanjut hingga 39 bulan tetapi nilainya jauh lebih rendah dibandingkan pada Juni yang tercatat US$ 3,45 miliar.
Turunnya surplus neraca perdagangan Juli 2023 disebabkan karena anjloknya kinerja ekspor yang turun 18,03% (year on year/yoy), dari US$ 25,47 miliar menjadi US$ 20,88 miliar dan impor turun 8,32% (yoy) dari US$ 21,35 miliar menjadi US$ 19,57 miliar.

Anjloknya surplus dan ekspor disebabkan oleh melemahnya harga komoditas serta melandainya laju ekonomi mitra dagang utama. Kondisi ini menjadi warning keras bagi Indonesia mengingat mayoritas ekspor Indonesia adalah komoditas.

Dari pasar mata uang, nilai tukar rupiah kembali babak belur pada penutupan perdagangan Selasa (15/8/2023). Rupiah ditutup melemah 0,16% terhadap dolar AS di angka Rp15.335/US$ bahkan sempat melemah hingga Rp15.359/US$.
Pelemahan ini memperpanjang derita rupiah menjadi tiga hari beruntun. Posisi penutupan pada perdagangan kemarin adalah yang terlemah sejak 20 Maret 2023 atau hampir lima bulan terakhir.

Pelemahan rupiah salah satunya disebabkan oleh data ekonomi China yang terus memburuk. Data hari ini menegaskan ekonomi China sedang tidak baik-baik saja. Badan Nasional Statistik China juga mencatat Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) mengalami deflasi sebesar 0,3% (yoy) pada Juli. Ini adalah deflasi yang pertama sejak Februari 2021.

Sementara itu, Indeks Harga Produsen (Producer Price Index/PPI) mengalami deflasi 4,4% (yoy). Dengan demikian, PPI sudah mengalami deflasi sepanjang 10 bulan beruntun. Sebagai negara terbesar di Asia dan merupakan tujuan ekspor Indonesia, maka perlambatan ekonomi China akan mempengaruhi ekspor Indonesia.

Produksi industri China tumbuh 3,7% (yoy) pada Juli 2023, melambat dari 4,4% pada Juni dan di bawah perkiraan 4,4%. Sedangkan penjualan retail China tumbuh 2,5% (yoy) pada Juli 2023, melambat dari pertumbuhan 3,1% di bulan sebelumnya. Ini adalah bulan ketujuh berturut-turut peningkatan perdagangan eceran tetapi yang paling lemah dalam urutannya.

Pelemahan rupiah juga didorong dari sentimen AS. Kebijakan bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed) yang diproyeksi masih hawkish ke depan pun membuat pelaku pasar khawatir. Kemana arah kebijakan The Fed diharapkan terjawab di risalah FOMC Juli yang akan keluar Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

Beralih ke pasar obligasi, yield obligasi FR tenor 3 tahun turun 0,20%. Hal ini berarti harga obligasi FR0040 sedang naik karena investor sedang tertarik membeli obligasi FR0040.

Berbeda dengan yield obligasi FR tenor 5 hingga 20 tahun yang kompak naik. Hal ini berarti harga obligasi sedang melemah karena investor sedang tidak tertarik membeli obligasi FR tersebut.


Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street kompak di tutup melemah pada perdagangan Selasa (15/8/2023) karena kekhawatiran suku bunga yang mendalam.

Dow Jones anjlok 1,02% di level 34.946,39, sedangkan S&P 500 jatuh 1,16% di level 4.437,86, begitu pula Nasdaq terkoreksi 1,14% di level 13.631,05.

Indeks saham utama Wall Street ditutup melemah tajam pada hari Selasa setelah data penjualan ritel yang lebih kuat dari perkiraan memicu kekhawatiran suku bunga bisa tetap lebih tinggi dan lebih lama. Sementara bank-bank besar AS turun karena laporan bahwa Fitch dapat menurunkan peringkat beberapa pemberi pinjaman.

Laporan data penjualan ritel AS menunjukkan penjualan lebih kuat dari perkiraan. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan ritel AS telah meningkat sebesar 0,7% pada bulan Juli, menjelang peningkatan 0,4% yang telah diantisipasi oleh para ekonom, membuat investor bertanya-tanya apakah Fed mungkin memiliki waktu lebih lama untuk melakukan kampanye kenaikan suku bunga untuk menjinakkan inflasi.

Bank melihat beban penjualan karena investor semakin cemas tentang suku bunga. Kurva imbal hasil Treasury AS telah terbalik selama lebih dari setahun, dengan obligasi jangka panjang menghasilkan kurang dari instrumen utang jangka pendek. Situasi yang terus-menerus ini menekan keuntungan yang dapat diperoleh bank dari pinjaman.

"Kita mungkin akan berakhir dengan kurva imbal hasil terbalik lebih lama dari yang diantisipasi, bahkan jika tidak berakhir dengan resesi ekonomi," ucap Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA Research, kepada CNBC International.

"Pada akhirnya Bank akan membatasi pinjaman karena bahkan jika Anda adalah saudara ipar saya, saya tidak ingin meminjamkan kepada Anda dengan sebuah kerugian," tambahnya.

Volume di bursa AS relatif ringan, dengan 10,1 miliar saham diperdagangkan, dibandingkan dengan rata-rata 10,9 miliar saham selama 20 sesi sebelumnya.

Pelaku pasar perlu mempertimbangkan sejumlah sentimen yang akan menggerakkan IHSG, rupiah, ataupun SBN pada hari ini. Sentimen dari dalam negeri akan datang dari Gedung Dewan Perwakilan Rakyat/Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Sementara itu, sentimen dari luar negeri akan datang dari risalah Federal Open Market Committee (FOMC).

Hari ini, DPR, MPR, dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) akan menggelar event tahunan Sidang Bersama.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menyampaikan Pidato Kenegaraan pada pagi hari dan Pidato Pengantar/Keterangan Pemerintah Atas Rancangan Undang-undang (RUU) Tentang Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2024 dan Nota Keuangan pada siang harinya.

Dalam Pidato Kenegaraan, Presiden Jokowi akan menyampaikan fokus pemerintahan ke depan mulai dari politik, hukum, keamanan, hingga ekonomi. Jokowi kemungkinan juga akan menyampaikan pandangannya mengenai tahun politik 2024 mengingat tahun depan ada gelaran pemilihan umum.

Pada siang hari, Presiden Jokowi akan menyampaikan Pidato Pengantar RAPBN 2024.
Pidato ini menjadi perhatian besar baik dari pelaku pasar ataupun pengusaha karena akan menjadi arah bagi pembangunan Indonesia ke depan. Presiden akan membeberkan target makro ekonomi mulai dari pertumbuhan, inflasi, nilai tukar rupiah, lifting minyak mentah dan gas, serta harga minyak mentah Indonesia/ICP untuk 2024.

Presiden juga akan membeberkan target penerimaan negara baik dari perpajakan atau non-perpajakan, fokus belanja pemerintah ke depan, hingga bagaimana pemerintah memenuhi kebutuhan pembiayaan pada 2024. RAPBN 2024 menjadi sangat penting karena 2024 menjadi tahun terakhir pemerintahan Jokowi.

Pelaku pasar ataupun publik akan mencari tahu seperti apa fokus kebijakan pembangunan tahun depan, terutama terkait subsidi BBM, pembangunan infrastruktur, pembiayaan utang, gaji PNS, kelanjutan pembangunan Ibu Kota Negara, serta proyek lain.
Publik juga ingin mengetahui legacy apa yang akan ditinggalkan Jokowi di masa terakhir pemerintahannya.

Kisi-kisi RAPBN 2024 sudah tertuang dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2024.

Dalam dokumen tersebut disebutkan jika pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3%-5,7%, inflasi berada pada kisaran 1,5%-3,5%, nilai tukar Rupiah sebesar Rp14.700-Rp15.300 per US$,dan tingkat suku bunga SBN 10 tahun berada pada level 6,49%-6,91%.
Sementara itu, harga minyak mentah Indonesia sebesar US$75-US$85 per barel, lifting minyak bumi sebesar 597.000-652.000 barel per hari, dan lifting gas sebesar 99.000-1,054 juta barel setara minyak per hari.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun membocorkan sejumlah arahan Jokowi terkait RAPBN 2024 yang dibahas khusus pada rapat kabinet pekan lalu.

Sejumlah arahan yang disampaikan Jokowi dalam rapat RAPBN 2024 di antaranya meminta jajaran menterinya supaya berbagai program pembangunan prioritas nasional diselesaikan dengan baik dan tuntas. Selain itu, ia juga meminta jajaran pembantunya itu untuk mewaspadai perkembangan geopolitik, perubahan iklim, dan ancaman El Nino yang berpotensi mengganggu ketahanan pangan.

Ia juga meminta untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui program reformasi pendidikan dan kesehatan dan jaring pengaman sosial yang tepat dan kuat.

CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya Wijaya berharap Jokowi akan menyampaikan pandangannya mengenai kelanjutan proyek-proyeknya dalam Pidato Kenegaraan. Kepastian kelanjutan proyek menjadi perhatian besar pelaku pasar saat ini.

"Tentunya semua project jangka panjang yang akan dirasakan di masa yang akan datang. Diharapkan semua berkesinambungan jadi semua bisa terarah menjadi lebih baik demi negara yang lebih maju," tutur William, kepada CNBC Indonesia.

Sementara itu, ekonom senior Mirae Asset Sekuritas Rully Wisnubroto  mengatakan belanja pemerintah, pembiayaan, anggaran kesehatan, serta perlindungan sosial akan menjadi perhatian pelaku pasar pada Pidato Nota Keuangan hari ini.

"Kalau dari sisi pasar obligasi pemerintah, investor akan banyak melihat target dari defisit anggaran, sehingga akan diketahui dari sisi pembiayaannya," tutur Rully kepada CNBC Indonesia.
Dari sisi pasar saham, pelaku pasar akan melihat mengenai belanja pemerintah yang akan berdampak kepada kinerja industri, termasuk belanja infrastruktur, kesehatan, perlindungan sosial, subsidi dan kompensasi BBM dan listrik, dan lain-lain.

Sentimen global hari ini akan datang dari negeri Paman Sam dan negara lainnya menjelang hari libur kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 2023.

Bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan mengumumkan risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) Juli pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia pukul 01: 00 WIB (17/8/2023). Risalah ini diharapkan bisa memberi petunjuk lebih kepada pelaku pasar mengenai kebijakan suku bunga The Fed ke depan.

Dalam rapat FOMC bulan lalu, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 5,25-5,5%% dan memberi sinyal akan ada kenaikan suku bunga ke depan.

Risalah FOMC diharapkan bisa memberi tahu lebih jelas berapa kira-kira kenaikan suku bunga ke depan serta kapan kenaikannya.

Hari ini, AS juga akan mengumumkan data produksi industri dan manufaktur pada Juli. Data ini diharapkan bisa menjadi pegangan seberapa besar laju industri dan ekonomi AS yang pada akhirmya akan mencerminkan laju inflasi AS.

Terdapat pula agenda penting dari negara lain seperti pengumuman inflasi Inggris Juli pada hari ini.
Diketahui inflasi Inggris berdasarkan Indeks Harga Konsumen (CPI) naik 7,9% dalam 12 bulan hingga Juni 2023, turun dari 8,7% di bulan Mei 2023. Secara bulanan, CPI naik 0,1% pada Juni 2023, dibandingkan dengan kenaikan 0,8% pada Juni 2022.

Indeks Harga Konsumen termasuk biaya perumahan penghuni pemilik (CPIH) naik 7,3% dalam 12 bulan hingga Juni 2023, turun dari 7,9% di bulan Mei. Secara bulanan, CPIH naik 0,2% pada Juni 2023, dibandingkan dengan kenaikan 0,7% pada Juni 2022.

Turunnya harga bahan bakar motor menyebabkan kontribusi penurunan terbesar pada perubahan bulanan dalam tarif tahunan CPI dan CPIH, sementara harga pangan naik pada Juni 2023 tetapi kurang dari pada Juni 2022, juga menyebabkan penurunan tarif. Tidak ada kontribusi besar yang mengimbangi perubahan tarif.

Inflasi Inggris dikeluarkan sehari sebelum inflasi Eropa dirilis pada Kamis (17/8/2023).

Inflasi kawasan euro adalah 5,5% (yoy) pada Juni 2023, turun dari 6,1% pada Mei. Setahun sebelumnya, angkanya adalah 8,6%. Inflasi tahunan Uni Eropa adalah 6,4% pada Juni 2023, turun dari 7,1% pada Mei. Setahun sebelumnya, angkanya adalah 9,6%. Angka-angka ini diterbitkan oleh Eurostat, kantor statistik Uni Eropa.

Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan pada Juni 2022 yang mencapai 8,6%. Inflasi tahunan Uni Eropa adalah 6,4% pada Juni 2023, turun dari 7,1% pada Mei. Setahun sebelumnya atau Juni 2022, angkanya menembus 9,6%.

Inflasi yang terus melandai diharapkan bisa menopang bank sentral Eropa (ECB) untuk segera menahan suku bunga acuan setelah mengerek suku bunga deposit facility sebesar 425 basis points (bps) sejak Juli 2022.

Intip Rilis Data dan Agenda Emiten Hari Ini dan Hari Kemerdekaan RI

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini dan hari kemerdekaan RI:
• Presiden Jokowi akan menyampaikan Laporan Kinerja Lembaga-lembaga Negara dan Pidato Kenegaraan Presiden RI dalam rangka HUT Ke-78 Kemerdekaan RI (10:16 WIB).
• Presiden Jokowi akan menyampaikan pidato mengenai RUU tentang APBN 2024 beserta Nota Keuangan dan Dokumen Pendukungnya (14:35 WIB).
• MenterI-menteri ekonomi akan menggelar konferensi pers Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2024 (16:00 WIB)
• The Fed akan merilis hasil risalah FOMC minutes untuk Juli Rabu waktu AS atau Kamis dini hari 01:00 WIB

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

• RUPST PT Urban Jakarta Propertindo Tbk (URBN)
• RUPSLB PT Era Media Sejahtera Tbk (DOOH)

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular