
Musim Laporan Keuangan Tiba, Jadi Berkah atau Musibah?

Pelaku pasar bakal memantau beberapa sentimen, di mana salah satunya yakni pergerakan bursa saham Wall Street yang mulai melandai karena investor menilai rilis kinerja keuangan emiten di AS pada kuartal II-2023
Sejauh ini, 51% emiten di S&P 500 telah melaporkan hasil aktual dari laporan keuangan pada kuartal II-2023. Dari perusahaan tersebut, 80% telah melaporkan EPS aktual di atas perkiraan, yaitu di atas rata-rata 5 tahun terakhir sebesar 77% dan di atas rata-rata 10 tahun sebesar 73%.
Terlepas dari kinerja sejauh ini, analis bersiap untuk penurunan pendapatan 7,1% dari tahun lalu, menurut FactSet, dan penurunan laba kuartal ketiga berturut-turut.
Investor semakin berharap tentang prospek skenario soft landing dalam beberapa pekan terakhir karena data ekonomi menunjukkan kekuatan berkelanjutan di pasar tenaga kerja dan pendapatan kuartal II-2023 yang lebih baik dari harapan pasar.
Namun, investor di AS cenderung kecewa dengan rilis beberapa data aktivitas manufaktur yang masih berkontraksi dan data tenaga kerja yang tidak sesuai ekspektasi.
Untuk versi S&P Global, PMI manufaktur pada bulan lalu naik menjadi 49, dari sebelumnya di angka 46,3 pada Juni lalu. Sedangkan versi ISM, PMI manufaktur AS hanya naik sedikit menjadi 46,4, dari sebelumnya pada Juni lalu di angka 46.
Meski kedua versi PMI manufaktur AS mengalami kenaikan, tetapi masih berada di zona kontraksi yang menandakan bahwa sektor manufaktur Negeri Paman Sam masih melambat.
PMI menggunakan angka 50 sebagai batasnya. Jika berada di bawah 50, menandakan sektor manufaktur sedang mengalami kontraksi. Sebaliknya, jika berada di atas 50, maka sektor manufaktur sedang berekspansi.
Biro Statistik Tenaga Kerja AS, kemarin, melaporkan jumlah lapangan kerja baru pada periode Juni 2023 turun menjadi 9,58 juta lapangan, dari sebelumnya pada Mei lalu sebanyak 9,62 juta lapangan kerja.
Data JOLTS akan dipantau oleh pelaku pasar dan pembuat kebijakan yakni bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), karena dapat memberikan wawasan berharga mengenai dinamika penawaran-permintaan di pasar tenaga kerja.
Data tenaga kerja ini juga tentunya akan menjadi pertimbangan The Fed untuk menentukan langkah kebijakan suku bunga acuannya berikutnya.
Pada hari ini, rilis data tenaga kerja di AS kembali berlanjut, dengan data perubahan tenaga kerja versi ADP periode Juli 2023.
Pada pekan ini, selain musim rilis kinerja keuangan emiten, fokus pelaku pasar global juga tertuju pada rilis data tenaga kerja.
Setelah ADP, masih ada sekitar dua data lagi yang penting untuk dicermati oleh pasar yakni data klaim pengangguran mingguan dan data penggajian non-pertanian (non-farming payroll/NFP).
Sementara itu dari kawasan Asia-Pasifik, pada hari ini, beberapa data ekonomi dan agenda penting akan dirilis, seperti data inflasi Korea Selatan dan meeting minutes bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ).
(chd/chd)