Jurus BI Amankan Rupiah Hadapi Kekacauan Global

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
01 August 2023 16:51
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo  saat Konferensi Pers Devisa Hasil Ekspor (DHE) di Selasar Kretagama, Gd. Ali Wardhana Lantai 3, Jl Lapangan Banteng Timur Jakarta Pusat, Jumat (28/7/2023). (CNBC Indonesia, Muhammad Sabki)
Foto: Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo  saat Konferensi Pers Devisa Hasil Ekspor (DHE) di Selasar Kretagama, Gd. Ali Wardhana Lantai 3, Jl Lapangan Banteng Timur Jakarta Pusat, Jumat (28/7/2023). (CNBC Indonesia, Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia memfokuskan kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sekaligus dampak rambatannya ke perekonomian domestik. 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan Bank Sentral memiliki tiga jurus terkait hal tersebut. Pertama, intervensi di pasar valuta asing dan operasi di pasar sekunder SBN. 

Kedua, penjualan SBN dengan tenor pendek di pasar sekunder untuk menjaga daya tarik imbal hasil surat utang tersebut. 

Ketiga, optimalisasi term deposit valas melalui kebijakan devisa hasil ekspor (DHE) dan penambahan frekuensi tenor lelang. "Jadi sekarang term deposit valas kita siapkan mulai dari 2 hari, seminggu, tiga bulan dan seterusnya sesuai kebutuhan," kata Perry dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan di Jakarta, Selasa (1/8/2023).

Sebelumnya, Menteri Keuangan Republik Indonesia (Menkeu RI) Sri Mulyani Indrawati memperingatkan dampak inflasi tinggi di negara maju terhadap nilai tukar mata uang negara berkembang.

Kondisi tersebut diperkirakan akan kembali mempengaruhi kebijakan moneter negara maju, seperti mengerek naik suku bunga acuan. Sebagai contoh Bank Sentral AS belum lama ini memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps).

"Perkembangan ini sebabkan aliran modal ke negara-negara berkembang akan menjadi lebih selektif," lanjut Sri Mulyani.

Dirinya menambahkan konsekuensi mengerikan lainnya termasuk meningkatkan potensi tekanan terhadap nilai tukar di negara-negara berkembang, termasuk ke Indonesia.

Saat ini, nilai tukar dolar AS terhadap rupiah masih berada di atas level psikologi Rp 15.000/US$. Rupiah masih urung balik ke bawah level psikologi tersebut, bahkan setelah aturan DHE disahkan. 

Kendati demikian, kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, kata Sri Mulyani masih terkendali dan mendukung stabilitas perekonomian. Sepanjang tahun berjalan, hingga 28 Juni 2023, rupiah menguat 3,13 persen dan lebih baik dibandingkan mata uang negara-negara lain, seperti India, Filipina, dan Thailand. 


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Rupiah Masih Nyungsep, Dekati Rp 15.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular