- IHSG dan rupiah menguatseiring dengan ekspektasi di pasar bahwa The Fed akan melunak mengenai kebijakan suku bunganya.
- Sentimen dari China berpotensi memberatkan laju IHSG dan rupiah pada hari ini
- Wall Street mencatatkan penguatan empat hari beruntun jelang pengumuman pendapatan bank-bank besar
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia masih bergairah sebab pasar saham dan nilai tukar rupiah mampu berada di zona hijau pada perdagangan kemarin, Kamis (13/7/2023).
Lantas bagaimana pergerakan pasar keuangan hari ini, simak ulasan sentimennya pada halaman 3 artikel ini.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik tipis 0,03% ke posisi 6.810,21. IHSG kembali menyentuh level psikologis 6.800, setelah sempat terkoreksi dan menyentuh kembali level psikologis 6.700.
Sektor kesehatan menjadi pendorong IHSG pada, dengan kenaikan sebesar 1,78%. Selain sektor kesehatan, sektor energi juga menjadi salah satu penopang IHSG yakni sebesar 0,93%.
Beberapa saham pun turut menjadi pendorong IHSG, sehingga indeks bursa saham acuan Tanah Air menguat, meski tipis-tipis.
Saham raksasa batu bara PT Bayan Resources Tbk (BYAN), yang sebelumnya sempat menjadi salah satu pemberat IHSG pada sesi I, pada akhirnya kembali menjadi penopang terbesar IHSG yakni mencapai 8,5 indeks poin.
Di kawasan Asia-Pasifik IHSG tidak menguat sendirian, Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup melejit 1,49% ke posisi 32.410,301, Hang Seng Hong Kong meroket 2,6% ke 19.350,619, Shanghai Composite China melonjak 1,26% ke 3.236,48, Straits Times Singapura terbang 1,99% ke 3.238,46.
Berikutnya ASX 200 Australia melompat 1,56% ke 7,246.9 dan KOSPI Korea Selatan menguat 0,64% ke 2.591,23.
Bursa Asia termasuk IHSG mencerna kabar positif yang datang dari Amerika Serikat (AS), di mana inflasinya melandai dan semakin mendekati target bank sentral The Federal Reserve (The Fed) 2%.
Inflasi konsumen (consumer price index/CPI) AS pada Juni lalu naik 3% (year-on-year/yoy), lebih rendah dari posisi Mei lalu yang tumbuh 4%. Angka ini juga sedikit lebih baik dari prediksi pasar disurvei oleh Dow Jones sebesar 3,1%.
Secara bulanan (month-to-month/mtm), CPI Negeri Paman Sam juga melandai mencapai 0,2% pada Juni 2023, dari sebelumnya yang naik 0,1% pada Mei lalu. CPI bulanan juga jauh di bawah ekspektasi pasar yang memproyeksi inflasi akan ada di angka 0,3%.
Hal ini membuat investor berharap The Fed akan semakin melunak atas kebijakan suku bunganya.
Sentimen inflasi ini juga turut membuat nilai tukar rupiah perkasa di hadapan dolar AS.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,73% ke posisi Rp 14.965/US$1 . Penguatan Rupiah hari ini memperpanjang tren positif rupiah menjadi tiga hari beruntun.
Penguatan ini juga membuat rupiah meninggalkan level Rp15.000/US$ yang berlangsung selama enam hari beruntun.
Indeks utama Wall Street menguat di tengah para investor yang menanti laporan pendapatan dari sejumlah bank besar.
Pada perdagangan Kamis (13/7/2023), indeks Dow Jones naik 47,71 poin atau 0,14% ke posisi 34.395,14. Sementara indeks S&P 500 naik 0,85% ke 4.510,04 dan indeks Nasdaq naik 1,58% menjadi 14.138,57.
Perolehan tersebut menandai kenaikan empat hari berturut-turut indeks utama. Sekaligus menandai penutupan tertinggi untuk Nasdaq dan S&P 500.
Laporan indeks harga produsen terbaru menunjukkan inflasi naik kurang dari yang diperkirakan dan dibangun di atas optimisme pedagang dari data indeks harga konsumen bulan Juni, yang keluar sehari sebelumnya.
Investor sekarang mempertimbangkan apakah ekonomi yang kuat yang digambarkan oleh data terbaru dapat mendorong saham lebih tinggi pada akhir tahun.
"Sebagian besar harga indeks saham dan obligasi naik hari ini karena data ekonomi menunjukkan inflasi turun dengan cepat dan pasar tenaga kerja tetap kuat," kata Bill Merz, direktur investasi senior di US Bank Wealth Management. dikutip CNBC Internasional pada Kamis (13/7/2023).
Optimisme bahwa inflasi akan terus turun mendorong investor untuk membeli saham karena kami menunggu hasil pendapatan kuartal kedua.
Investor juga tertarik pada obligasi karena sekarang para pelaku pasar mengantisipasi hanya satu kenaikan suku bunga The Fed sebelum mereka mulai memangkas suku bunga pada awal 2024.
"Terlepas dari berapa banyak volatilitas yang akhirnya kami lihat, mengingat kekuatan tahun ini dan tantangan ekonomi makro, kami berharap seruan untuk kinerja buruk di paruh kedua menjadi lebih keras," kata Ross Mayfield dari Baird, seperti dikutip CNBC Internasional. Kamis (13/7/2023).
"Di tengah kebisingan, ingatlah bahwa awal yang kuat untuk tahun ini adalah tanda bullish, bukan bearish. dan telah mendahului kinerja paruh kedua yang solid jauh lebih sering daripada tidak," tambahnya.
JP Morgan, Wells Fargo, Citi, Black Rockdan Jalan Negarasemuanya dijadwalkan untuk melaporkan pendapatan kuartal kedua Jumat pagi. UnitedHealth juga akan memberikan pembaruan triwulanannya.
Pedagang juga akan mengamati harga impor Juni dan hasil awal Juli dari laporan sentimen konsumen University of Michigan terbaru, keduanya akan keluar di pagi hari.
Pergerakan pasar keuangan, IHSG dan rupiah, pada perdagangan hari ini akan digerakkan oleh beberapa sentimen dari dalam maupun luar negeri.
IHSG pada perdagangan hari ini diperkirakan akan kembali menguji resisten 6.800. Jika mampu bertahan, ada potensi kenaikan menuju 6.900.
Akan tetapi jika melihat indikator seperti RSI dan MACD untuk mengukur momentum IHSG pada perdagangan hari ini rawan koreksi. Hal ini juga bisa melihat sinyal dari fibonacci retracement yang sudah berada di area resisten titik 0,382. Pun jika menguat akan sangat terbatas. Sebab sudah berada di area overbought atau jenuh beli.
Sementara itu dari sisi sentimen, Wall Street mampu menguat pada perdagangan kemarin untuk empat hari secara beruntun. Hal ini bisa menjadi katalis positif bagi IHSG, di mana indeks utama wall street adalah acuan bagi bursa global.
Kemudian sentimen lainnya datang dari China, data perdagangan dilaporkan melambat, menandakan bahwa perekonomian negara ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut sedang lesu.
Data Administrasi Umum Kepabeanan melaporkan ekspor negeri itu anjlok 12,4% tahun ke tahun (year-on-year/yoy) di Juni. Ini merupakan kedua kali berturut-turut ekspor turun.
Hal tersebut menjadi tanda baru pertumbuhan ekonomi Tirai Bambu lesu. Ekspor diketahui adalah pilar utama pertumbuhan di ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Meski rebound singkat terjadi pada Maret dan April lalu, ekspor telah menurun sejak Oktober 2022. Penurunan pada Juni ini lebih tajam dari bulan sebelumnya, meski di bawah perkiraan ekonom yang disurvei Bloomberg sebesar 15,3%.
Dari data resmi yang sama, diketahui juga impor mengalami penurunan. Impor turun 6,8% dibandingkan periode yang sama.
"Ancaman resesi di Amerika Serikat (AS) dan Eropa, dikombinasikan dengan inflasi, telah menyebabkan permintaan yang tidak terlalu tinggi untuk produk China," kata juru bicara Bea Cukai China, Lyu Daliang.
Hal ini bisa menjadi sinyal negatif bagi perdagangan Indonesia terutama ekspor dan impor mengingat China adalah mitra dagang utama Indonesia.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), China berkontribusi sebesar 23,4% dari total ekspor Indonesia.
Jika pertumbuhan impor China negatif, dapat diartikan permintaan dan ekonomi sedang lesu. Akibatnya barang ekspor andalan Indonesia yang dikirim ke China seperti batu bara dan minyak kelapa sawit juga berpotensi terkena efek negatif. Jika kemudian terjadi gangguan permintaan, devisa Indonesia dari China pun akan berkurang.
Begitu juga dari sisi impor, di mana Indonesia rajin membeli barang modal dari China seperti barang mesin.
Dampaknya adalah industri manufaktur Indonesia bisa saja terhambat akibat pengiriman barang modal yang tersendat karena ekspor China yang kurang bergairah.
China juga merupakan salah satu investor asing terbesar di Tanah Air. Pelemahan ekonomi China akan membuat perusahaan Tiongkok menahan ekspansi di indonesia.
Dari dalam negeri ada kabar mengenai penjualan mobil sepanjang semester pertama 2023 yang naik 6,51% secara year-on-year (yoy) menjadi 505.985 unit secara wholesales.
Jumlah penjualan ini setara dengan 48% dari target penjualan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) sebesar 1.050.000 unit.
Berikut sejumlah agenda dan rilis data ekonomi pada Jumat (13/7/2023):
- Pertumbuhan ekonomi Singapura (07.00 WIB)
- Produksi Industrial Jepang (11.30 WIB)
Data Indikator Ekonomi Makro
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.