Lapor Bos Sawit! Meski Pasokan Masih Ketat, Harga CPO Turun
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau terkoreksi di sesi awal perdagangan jelang akhir pekan, Jumat (7/7/2023) setelah nanjak lebih dari 1% pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau melemah 0,77% ke posisi MYR 3.881 per ton pada pukul 08:10 WIB. Dengan ini harganya turun ke level 3.800 setelah sempat bercokol di level 3.900 pekan ini.
Pada perdagangan Kamis (6/7/2023) harga CPO ditutup melesat 1,27% ke posisi MYR 3.911 per ton.. Dengan ini, dalam empat hari perdagangan harga CPO masih naik 3,22%, sementara secara tahunan masih mengalami koreksi 6,3%.
Untuk diketahui, sejak perdagangan Juli 2022 lalu harga CPO bergerak di kisaran MYR 3.000-4.000 per ton dan belum pernah menyentuh level di atas itu.
Harga CPO saat ini masih dibebani oleh perkiraan lonjakan persediaan bulan Juni, meskipun ekspektasi pemulihan ekspor bulan Juli membatasi kerugian.
sebuah survei Reuters menunjukkan, persediaan Malaysia kemungkinan mencapai 1,86 juta metrik ton pada akhir Juni, naik sekitar 10,5% dari bulan sebelumnya, untuk bertahan pada level tertinggi empat bulan di tengah ekspor yang lesu.
Produksi pada bulan Juni diperkirakan turun 0,8% menjadi 1,51 juta ton, sementara ekspor kemungkinan naik 0,7% menjadi 1,09 juta ton, menurut survei tersebut.
"Dari sudut pandang fundamental, pasar minyak sawit masih terlihat bearish karena meningkatnya stok dan tingginya musim panen," tulis Refinitiv Agriculture Research dalam sebuah catatan yang dikutip Reuters.
Tuunnya harga CPO terjadi di tengah sentimen pasar pada perkiraan produksi Juni yang lebih rendah dan ekspektasi peningkatan ekspor.
Asosiasi Minyak Sawit Malaysia memperkirakan produksi pada Juni turun 7,4% dari Mei, menurut pedagang dan analis.
Ekspor diperkirakan akan meningkat pada bulan Juli, kata Mitesh Saiya, manajer perdagangan di perusahaan perdagangan Kantilal Laxmichand & Co yang berbasis di Mumbai.
Persediaan minyak sawit Malaysia kemungkinan mencapai 1,86 juta metrik ton pada akhir Juni, naik 10,5% bulan ke bulan untuk berdiri di level tertinggi empat bulan di tengah ekspor yang lesu, sebuah survei Reuters menunjukkan pada hari Selasa.
Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) dijadwalkan akan merilis data pasokan dan permintaan pada 10 Juli.
Kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 naik 0,07%, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 naik 0,03%. Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOcv1 turun 1,2%, setelah naik 2% semalam.
Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.
Minyak kelapa sawit mungkin naik menuju level tertinggi November 2022 di MYR 4.497 per metrik ton pada kuartal ketiga, karena telah menemukan support kuat di MYR 3.197.
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
(aum/aum)