Senyum Bos Sawit Pudar, Harga CPO Terjun Terus

Market - Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
16 February 2023 09:35
Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto) Foto: Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange turun di sesi awal perdagangan Kamis (16/2/2023). Pelemahan pagi ini memperpanjang tren negatif yang terjadi sejak perdagangan kemarin.

Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan melemah 0,15% ke MYR 3.930/ton pada pukul 08:20 WIB. Pada penutupan perdagangan Rabu (15/2/2023), harga CPO juga ditutup melemah 0,51% ke posisi MYR 3.936 per ton.

Dengan ini, dalam sepekan, harga CPO sudah turun 1,08% secara point-to-point/ptp. Sementara, dalam sebulan masih naik 3,01% tapi masih drop 5,84% secara tahunan.

Penurunan harga CPO dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak saingannya yakni minyak nabati yang juga mengalami penurunan. Kondisi ini membebani sentimen penguatan.

Untuk diketahui, harga CPO bersaing dengan harga minyak nabati lain dan minyak mentah dunia sehingga ini bisa saling mempengaruhi.

Terseretnya harga CPO dipengaruhi oleh kontrak soyoil teraktif Dalian DBYv1 turun 0,78%, sedangkan kontrak minyak sawit DCPv1 turun 0,43%, setelah naik 1,80% di awal sesi. Harga Soyoil di CBOT BOc2 turun 0,74%.

Selain minyak nabati, harga minyak mentah dunia juga ikut merosot. Pada perdagangan Rabu (15/2/2023) harga minyak mentah dunia jenis Brent tercatat US$ 85,38 per barel, turun 0,2% dibandingkan posisi sebelumnya.

Sedangkan jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) turun 0,6% menjadi US$78,59 per barel.

Penurunan minyak nabati, seeprti CPO, dipicu oleh kekhawatiran para pelaku pasar yang menyadari bahwa 'momok' resesi dan 'gelapnya ekonomi global kembali muncul sehingga turut membebani harga komoditas.

Berdasarkan data inspeksi independen AmSpecAgri mencatat, ekspor CPO Malaysia untuk periode 1-15 Februari 2023 memang naik 8,9% menjadi 437.327 ton dari 401.749 ton yang dikirim selama 1-15 Januari.

Sementara kargo surveyor Intertek Testing Services melaporkan peningkatan peningkatan sebesar 18,4% dan ekspor minyak sawit Malaysia selama 1-10 Februari naik antara 23,3% dan 39,3% dari bulan sebelumnya.

Kendati ekspor naik tetapi angkanya masih mengecewakan.

"Dibandingkan dengan pengiriman dalam lima hari pertama dan sepuluh hari pertama setiap bulan, angka-angka ini mengecewakan dan memicu aksi ambil untung," Kata seorang pedagang berbasis di Kuala Lumpur dikutip dari Reuters.

Dari dalam negeri, pelaku pasar masih mengamati terkait kebijakan domestic market obligation (DMO) di Indonesia bagi para eksportir yang ditingkatkan menjadi 50%.

Kondisi ini diberlakukan pemerintah kita untuk menjaga stok minyak goreng jelang puasa hingga hari raya Idul Fitri mendatang.

Wajar saja kalau kebijakan ini diambil pemerintah dalam rangka merespon adanya kelangkaan minyak goreng.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[email protected]


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Sudah Dibantu China dan Argentina, Harga CPO Tetap Ambruk 5%


(aum/aum)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading