Dunia Tak Baik-Baik Saja! Harga CPO Merana, Anjlok 5%

Market - Maesaroh, CNBC Indonesia
12 January 2023 08:25
Seorang pekerja mengumpulkan tandan buah segar saat panen di perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kampar di provinsi Riau, Indonesia, Selasa (26/4/2022). (REUTERS/Willy Kurniawan) Foto: Seorang pekerja mengumpulkan tandan buah segar saat panen di perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kampar di provinsi Riau, Indonesia, Selasa (26/4/2022). (REUTERS/Willy Kurniawan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) belum juga bangkit bahkan kini terpental dari level psikologis MYR 3.900 per ton.

Harga CPO di Bursa Malaysia Exchange melandai di sesi awal perdagangan Kamis (12/01/2023). Pada pukul 07:10 WIB, harga CPO pada sesi awal perdagangan turun 0,51% ke MYR 3.891 /ton.

Harga tersebut adalah yang terendah sejak 23 Desember 2022 atau tiga pekan terakhir.



Pelemahan ini memperpanjang tren negatif CPO menjadi tiga hari. Pada perdagangan Rabu (11/1/2023), harga CPO jatuh 1,83% ke MYR 3.911 per ton. Dalam tiga hari terakhir, harga CPO sudah ambruk 5,5%.

Dalam sepekan, harga CPO juga jatuh 4,8% sementara dalam sebulan masih menanjak 0,13%. Dalam setahun, harga CPO masih jeblok 24,6%.

Harga CPO lebih kerap melemah sepanjang tahun ini. Sejak awal tahun, hanya dua kali CPO menguat yakni pada 3 dan 9 Januari 2023. Selebihnya, harga CPO ambrol. Sepanjang tahun ini, harga CPO sudah ambruk 6,7%.

Melandainya harga CPO tidak bisa dilepaskan dari muramnya proyeksi perekonomian global serta melemahnya permintaan terhadap komoditas tersebut.

Kargo surveyor Amspec Agri melaporkan ekspor sawit Malaysia hanya menembus 235.529 ton pada periode 1-10 Januari 2023, anjlok 50% dibandingkan periode yang sama pada Desember 2022. Penurunan permintaan terutama dilaporkan dari China dan India.

Sementara itu, Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) melaporkan pada akhir Desember, stok CPO Malaysia turun 4,09% ke 2,19 juta ton. Produksi mereka melemah 3,68% menjadi 1,62 juta ton.

Melandainya harga CPO juga disebabkan oleh suramnya perekonomian global pada tahun ini. Bank Dunia, Rabu (11/1/2023), memangkas pertumbuhan global 2023 menjadi 1,7%, dari sebelumnya sebesar 3%.

Angka pertumbuhan 1,7% menjadi yang terendah sejak 1991, kecuali resesi tahun 2009 dan 2020 yang disebabkan oleh krisis keuangan global dan pandemi.

Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan pertumbuhan pendapatan masyarakat di hampir setiap bagian dunia kemungkinan akan lebih lambat dibanding dekade sebelum Covid-19. Perlambatan terutama terjadi karena ketatnya kebijakan moneter.

Melandainya pertumbuhan ini akan menurunkan permintaan, termasuk terhadap minyak nabati.

Harga CPO juga melandai mengikuti harga minyak nabati lain. CPO bersaing dengan minyak nabati lain seperti bijih matahari dan soybean sehingga harga mereka akan saling mempengaruhi.

Harga minyak kedelai turun 0,4% sementara harga minyak bijih matahari melandai 1,2% kemarin.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Pasca Terbang 4% Lebih, Harga CPO Ambles Lagi! Gegara Apa?


(mae/mae)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading