Aneh! Ekspor Naik Terus Tapi Harga CPO Malah Turun

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
28 February 2023 09:30
Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau kembali turun di sesi awal perdagangan Selasa (28/2/2023), mematahkan penguatan pada perdagangan kemarin.

Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan turun 0,12% ke MYR 4.220/ton pada pukul 08:55 WIB. Meskipun melemah pada sesi awal ini, harga CPO masih berada di zona psikologisnya 4.200-an sekaligus bergerak di level tertingginya dalam tujuh pekan terakhir.

Pada perdagangan kemarin, Senin (27/2/2023) harga CPO ditutup menguat 0,55% ke posisi MYR 4.225 per ton. Dengan ini, dalam sepekan harga CPO naik 1,91% secara point-to-point/ptp. Sementara, dalam sebulan sudah melesat 10,61% dan naik 1,1% secara tahunan.

Turunnya harga CPO justru terjadi di tengah menguatnya permintaan ekspor. Jika menilik data Amspec Agri ekspor minyak sawit Malaysia untuk periode 1-25 Februari 2023 tercatat 949.082 ton angka ini lebih tinggi dari angka ekspor pada periode 1-25 Januari yakni sebesar 823.376 ton.

harga juga melemah justru di tengah ada kabar buruk yang bisa mengurangi pasokan.

"Setelah mengalami kondisi cuaca yang lebih tenang minggu lalu, pola curah hujan tinggi diperkirakan terjadi di seluruh wilayah barat (Semenanjung Malaysia, Sumatera) pada awal Maret, meningkatkan risiko banjir," kata Riset Pertanian Refinitiv dalam sebuah catatan yang dikutip Reuters.

Sementara itu, Kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 turun 0,1%, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 turun 0,3%. Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOcv1 naik 0,6%.

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.

"Produksi lobak India dapat tetap stabil pada tahun 2023 meskipun ada rekor penanaman karena hasil panen dibatasi oleh embun beku dan gelombang panas di daerah penghasil utama," kata petani dan pejabat industri dikutip Reuters.

Perusahaan penghasil minyak sawit terbesar Malaysia FGV Holdings memperkirakan harga minyak sawit mentah rata-rata mencapai 4.000 ringgit per ton tahun ini.

Dari dalam negeri, pemerintah Indonesia mengatakan mengungkapkan Indonesia sebagai pengekspor minyak sawit terbesar di dunia akan berupaya untuk memastikan skema replanting sawit untuk mengangkat hasil yang lesu dalam rangka memenuhi target 180.000 hektar tahun ini.

Langkah ini dilakukan karena para penanam minyak nabati menghadapi peningkatan pengawasan terhadap keberlanjutan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(aum/aum)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dunia Tak Baik-Baik Saja! Harga CPO Merana, Anjlok 5%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular