
8 Emiten Siap Rights Issue, Ini Pembeli Siaganya

Jakarta, CNBC Indonesia - Memasuki semester II-2023 pasar saham mulai rame sejumlah aksi korporasi emiten, salah satunya ada rights issue. Aksi ini merupakan penambahan modal dengan mengeluarkan saham baru melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD).
Tercatat ada delapan emiten yang bakal melewati cum date rights issue hingga 10 Juli 2023 mendatang, sebagai berikut :
Berdasarkan data di atas yang paling cepat melewati masa cum date adalah PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) pada hari ini (5/7/2023), artinya pelaku pasar yang ingin mengikuti gelaran rights issue paling lambat hingga akhir perdagangan hari ini untuk beli saham MIDI, maupun untuk yang sudah hold saham untuk mendapatkan hak-nya. Sementara tujuh emiten lainnya tercatat cum date pada periode yang sama yakni pada 10 Juli 2023.
Dampak aksi rights issue terhadap harga saham biasanya cenderung negatif karena ada penyesuaian harga dengan saham baru yang diterbitkan perusahaan. Oleh karena itu satu hal yang perlu diperhatikan investor adalah mengerti harga teoritis sebagai potensi penyesuaian harga yang akan diuji pada masa perdagangan HMETD, sehingga apabila harga teoritis didapatkan nilai lebih rendah dibandingkan harga saham saat ini investor bisa melakukan antisipasi.
Tujuan rights issue dilakukan perusahaan biasanya untuk mendapatkan dana segar yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan mulai dari bayar utang hingga melakukan ekspansi. Akan tetapi investor kurang menyukai jika rights issue digunakan untuk pembayaran karena potensi keuntungan yang diberikan ke pemegang saham seperti dari dividen dan prospek pertumbuhan bisnis kecil. Kendati begitu, pembayaran utang juga bisa memberikan dampak kesehatan keuangan perusahaan yang lebih baik.
Terlepas dari tujuan penggunaan dana rights issue, peluang aksi korporasi ini akan sukses lebih besar apabila emiten sudah memiliki standby buyer atau pembeli siaga yang sudah pasti menebus hak-nya, sehingga potensi raihan dana yang didapatkan akan lebih optimal, mengingat jika hanya mengandalkan publik tentu lebih banyak ketidakpastian karena ada faktor psikologis yang mempengaruhi.
PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) menjadi yang salah satu yang optimis right issue kali ini akan berhasil dengan pembeli siaga-nya, IBK Korea yang menyiapkan dana sebesar Rp1 triliun. Nilai sudah lebih dari setengah target raihan dana right issue jika ditebus seluruhnya mencapai Rp1,2 triliun, artinya hanya sisa Rp200 miliar saya yang ditawarkan kepada masyarakat.
Selanjutnya ada emiten induk hypermart, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) yang nampaknya cukup yakin dengan kesuksesan perhelatan right issue dengan kesiapan pembeli siaga-nya dari pemegang saham pengendali yaitu PT Multipolar Tbk (MLPL) yang menyiapkan dana maksimal Rp300 miliar. Nilai ini sudah setara lebih dari setengah target raihan dana dari aksi korporasi ini senilai Rp550,02 miliar.
Pengendali PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk (SIPD) juga dikabarkan siap menjadi standby buyer right issue-nya. PT Great Giant Pineapple memiliki 87,81% kepemilikan di SIPD siap menyerap seluruh saham sisa yang tidak diambil bagian.
Kemudian ada PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) dengan standby buyer-nya SCG Retail Holding Company Ltd yang memegang kepemilikan 30,98% akan menebus haknya senilai Rp265 miliar. Adapun target dana right issue CSAP sebesar Rp857 miliar.
PT Perdana Karya Tbk (PKPK) juga diketahui memiliki pembeli siaga yakni Deli Paratama Batubara (DPB) diketahui akan menyerap kepemilikan-nya maksimal 299,45 juta lembar saham atau sejumlah Rp119,78 miliar.
Selanjutnya ada PT WIco Overseas International Tbk (WICO) memiliki dua pemegang saham yang siap jadi pembeli siaga, yaitu DKSH Holding AG yang memegang 67,99% saham siap menebus seluruh haknya senilai Rp3,81 miliar dan Djajadi Djaja yang mewakili 25,17% kepemilikan siap menyerap seluruh haknya.
Sementara untuk PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) dan PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) hingga kini belum diketahui siapa pemegang saham yang bakal jadi pembeli siaganya. Adapun untuk target dana raihan right issue MIDI sebesar Rp1,24 triliun, sementara SLIS sebesar Rp336 miliar.
(tsn/tsn)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bank Nobu Rights Issue Jumbo, MNC Bank Masuk?