
2 Bank RI Milik Bohir Korea Bakal Rights Issue, Menarik Dikoleksi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua perbankan Indonesia yang terafiliasi dengan bohir alias pemegang saham asal Korea Selatan, berencana akan melakukan Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue pada tahun ini.
Pertama datang dari PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) yang berencana menggelar rights issue sebanyak 11,7 miliar saham baru. Industrial Bank of Korea (IBK) selaku pemegang saham utama perseroan bakal ambil bagian, kini IBK menguasai 93,24% saham AGRS atau sebanyak 35,23 miliar lembar saham.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Manajemen Bank IBK Indonesia menjelaskan bahwa bank akan menggelar rights issue 11,7 miliar lembar atau 23,65% dari total modal ditempatkan atau disetor penuh setelah PMHMETD VI dengan nominal Rp100, dengan jumlah dana yang akan diperoleh dari PMHMETD VI yakni sebesar Rp1,17 triliun.
Dimana, setiap pemegang 100 saham lama yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham [DPS] pada tanggal 27 Juni 2024 pukul 16.00 WIB berhak atas 31 HMETD di mana setiap satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak satu Saham Baru yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pembelian saham.
Dana yang diperoleh dari PMHMETD VI, setelah dikurangi biaya-biaya emisi saham, akan digunakan seluruhnya untuk penambahan modal bank, dimana seluruhnya untuk penyaluran kredit.
Industrial Bank of Korea (IBK), selaku pemegang saham utama perseroan yang memiliki 35,22 miliar saham berhak untuk memperoleh 10,92 miliar saham baru pada aksi korporasi kali ini. Akan tetapi, berdasarkan surat pernyataan tertanggal 27 Februari 2024, IBK menyatakan hanya akan melaksanakan sebagian haknya atau sebanyak-banyaknya yakni 10 miliar saham, sehingga, kepemilikan saham IBK menjadi sebanyak-banyaknya 91,39%.
Sementara itu, apabila pemegang saham lainnya yang tidak menebus HMETD-nya maka porsi kepemilikannya akan terdilusi atas saham Perseroan hingga 23,65%.
Adapun sisanya tidak akan dijual atau dialihkan, akan tetapi sisa saham HMETD tersebut dapat diserap oleh pemegang saham publik atau pihak ketiga lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Adapun cum rights pasar reguler dan pasar negosiasi pada 25 Juni 2024. Sementara, ex rights pasar reguler dan pasar negosiasi pada 26 Juni 2024. Adapun cum rights pasar tunai pada 27 Juni 2024, dan ex rights pasar tunai pada 28 Juni 2024. Sehingga, Distribusi rights pada 28 Juni 2024.
Untuk pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 1 Juli 2024. Perdagangan, dan pelaksanaan right pada 1-12 Juli 2024. Tanggal akhir pembayaran pesanan efek tambahan pada 16 Juli 2024. Penyerahan efek pada 3-16 Juli 2024. Penjatahan pada 17 Juli 2024. Pengembalian kelebihan uang pesanan 19 Juli 2024.
Saham PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) hingga pukul 09.30 WIB Rabu (20/3/2024) berada di posisi Rp75 per lembar saham.
Hal ini tentunya harga saham AGRS saat ini masih berada di bawah harga nominal rights issue sebesar Rp100 per lembar saham, dan menjadi menarik bagi para pelaku pasar. Selain itu penggunaan dana rights issue tidak digunakan untuk membayar hutang, melainkan untuk untuk penambahan modal bank, dimana seluruhnya untuk penyaluran kredit.
Kemudian, perbankan kedua yang terafiliasi dengan pemegang saham Korea Selatan yakni PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA) juga akan menggelar rights issue.
Perseroan akan melaksanakan rights issue sebesar 6,4 miliar lembar saham baru dengan nominal Rp100 per saham atau sebesar 42,76% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah PMHMETD IV. Diketahui, Woori Bank Korea akan menebus semua HMETD-nya.
Berdasarkan keterbukaan informasi, setiap pemegang 2,14 miliar saham lama yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) pada 22 Maret 2024 yang namanya tercatat berhak memperoleh 1,6 miliar HMETD. Setiap satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak satu saham baru dengan harga pelaksanaan sebesar Rp500 per saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pelaksanaan HMETD.
Jumlah dana yang diterima perseroan dalam PMHMETD IV ini sebanyak-banyaknya Rp3,2 triliun.
Diketahui Woori Bank Korea menguasai 84,20% saham SDRA atau memiliki 7,21 miliar lembar saham SDRA, dan memiliki hak untuk memperoleh 5,38 miliar saham baru atau berjumlah Rp2,69 triliun.
Setelah rights issue, porsi kepemilikan Woori Bank Korea akan naik menjadi 90,3% dari sebelumnya 84,2%. Adapun pemegang saham lainnya yang tidak menebus HMETD-nya maka terdilusi porsi kepemilikan sedalam-dalamnya 42,8%.
Woori Bank Korea diketahui memiliki dana yang cukup untuk melaksanakan seluruh HMETD miliknya, tercermin dari account analysis statement Woori Bank Korea per Desember 2023. Tercatat, dana yang dimiliki sebesar US$1,36 miliar atau setara dengan Rp21,08 triliun.
Adapun rencana penggunaan dana, seluruh dana yang diperoleh perseroan dari hasil rights issue akan bakal digunakan sekitar 90,39% sebagai modal kerja untuk mendukung ekspansi kredit dan sisanya yakni 9,61% untuk pengembangan IT.
Sementara itu, harga saham PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA) hingga pukul 09.50 WIB Rabu (20/3/2024) tercatat berada di posisi Rp560 per lembar saham.
Hal ini berarti harga saham SDRA saat ini berada di atas harga pelaksanaan rights issue sebesar Rp500 per lembar saham. Tentunya hal ini menjadi kurang menarik bagi para pelaku pasar, meskipun penggunaan dana hasil rights issue digunakan untuk ekspansi dan pengembangan bisnis.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(saw/saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Korea Suntik Modal Rp 1 T ke Bank Ini